Pada tabel di atas diketahui hasil
Chi Square
χ
2 hitung
sebesar 8,180; df = 6 dan nilai
Asymp. Sig.
sebesar 0,225 lebih besar dari α = 0,05; nilai
Spearman Correlation -
0,77. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan tidak ada
pengaruh positif dan signifikan IPK terhadap minat mengikuti PKM didukung oleh data, ini berarti tidak terdapat perbedaan
minat mengikuti PKM mahasiswa yang mempunyai IPK 2,00; 2,00 - 2,75; 2,76 - 3,50; dan IPK 3,51 - 4,00.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman tentang PKM, budaya membaca, dan Indeks Prestasi Kumulatif IPK terhadap minat
mengikuti PKM mahasiswa semester III Tahun Akademik 20112012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Symmetric Measures
Value Asymp. Std.
Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig.
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
.143 .225
Interval by Interval Pearsons R -.084
.053 -1.662
.097
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.077
.051 -1.526
.128
c
N of Valid Cases 392
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Lampiran 6; Hasil Pengujian Chi Square; Hal. 167
Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diuraikan dimuka, maka dilakukan pembahasan sebagai berikut :
1. Pengaruh Pemahaman tentang PKM terhadap Minat Mengikuti PKM
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan pemahaman tentang PKM terhadap minat mengikuti PKM.
Hasil ini didukung oleh perhitungan nilai
Pearson Chi Square
χ
2 hitung
= 89,064;
Asymp. Sig
. = 0,000 α = 0,05 dan
Spearman Correlation
= 0,392.
Karena perhitungan
Spearman Correlation
menunjukkan tanda + atau arah hubungan yang sama, maka semakin tinggi pemahaman
mahasiswa tentang PKM, akan semakin tinggi pula minat mahasiswa mengikuti PKM dan sebaliknya. Sedangkan derajat hubungan antara
variabel pemahaman tentang PKM dan minat mengikuti PKM menujukkan hubungan yang sedang. Derajat hubungan ini digunakan untuk melihat
apakah nilai-nilai yang dikandung oleh artibut variabel minat mengikuti PKM dipengaruhi oleh artibut pemahaman tentang PKM dan variabel
lainnya pada sumber data yang sama, baik secara individual maupun secara kelompok populasi. Dengan melihat tabel kontingensi dan
frekuensi harapan pengaruh pemahaman tentang PKM terhadap minat mengikuti PKM, dapat disimpulkan bahwa derajat asosiasi pada taraf
sedang, menunjukkan paling tidak 28 mahasiswa tergolong sedang pemahaman tentang PKM, hal ini merupakan salah satu kondisi penyebab
hubungan sebesar itu. Begitu juga frekuensi pada sel-sel lainnya.
Secara teoritis adanya pengaruh dikarenakan mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai PKM yang meliputi: 1 apa itu PKM, 2 jenis-
jenis PKM, 3 kriteria program PKM, 4 karakteristik umum setiap bidang PKM, 5 manfaat mengikuti PKM, tahapan proses kegiatan PKM,
6 syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk mengkuti PKM, 7 dan bagaimana menyusun proposal PKM. Sehingga dengan mengetahui
berbagai hal tentang PKM, tentunya mahasiswa akan tertarik untuk mengikuti PKM. Dengan memahami pengetahuan mahasiswa tentang
PKM, mahasiswa akan mempunyai ide atau gagasan untuk terus membangkitkan minat untuk mengikuti PKM.
Deskripsi minat mengikuti PKM menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mempunyai pemahaman tentang PKM sedang yang berjumlah
292 mahasiswa 74,5 dan 283 mahasiswa 72,2 berminat sedang untuk mengikuti PKM. Menurut Syah, M. 1995:136 secara sederhana, minat
interest
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sedangkan menurut Winkel 1991:150,
pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
pemahaman tentang PKM yang sedang akan mempengaruhi minat mengikuti PKM yang sedang pula. Namun, dalam penelitian ini kategori
sedang masih jauh dari kategori sangat tinggi. Peneliti menyarankan kepada pihak universitas untuk berusaha
memberikan wawasan dan pemahaman secara mendalam bagi para
mahasiswanya, sehingga mahasiswa bisa memahami seluk-beluk tentang PKM. Cara yang mungkin ditempuh dengan menempelkan berbagai hal
mengenai PKM di papan pengumuman kampus. Selain kepada pihak universitas peneliti juga menyarankan kepada mahasiswa untuk lebih
banyak menggali pengetahuan dari membaca laporan-laporan hasil PKM sebelumnya dan mencari informasi dari media massa misalnya internet,
dan surat kabar. Apabila mahasiswa mau membuka internet dan membaca hasil-hasil PKM tentunya akan meningkatkan pemahaman tentang PKM
dan selanjutnya akan meningkatkan minat mengikuti PKM. 2.
Pengaruh Budaya Membaca terhadap Minat Mengikuti PKM Hasil diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan budaya membaca
terhadap minat mengikuti PKM. Hasil ini didukung oleh perhitungan nilai
Pearson Chi Square
χ
2 hitung
= 49,487;
Asymp. Sig
. = 0,000 α = 0,05 dan
Spearman Correlation
= 0,295. Karena perhitungan
Spearman Correlation
menunjukkan tanda + atau arah hubungan yang sama, maka semakin tinggi budaya membaca,
akan semakin tinggi pula minat mahasiswa mengikuti PKM dan sebaliknya. Sedangkan derajat hubungan antara variabel budaya membaca
dan minat mengikuti PKM menujukkan hubungan yang sedang. Derajat hubungan ini digunakan untuk melihat apakah nilai-nilai yang dikandung
oleh artibut variabel minat mengikuti PKM dipengaruhi oleh artibut budaya membaca dan variabel lainnya pada sumber data yang sama, baik
secara individual maupun secara kelompok populasi. Dengan melihat
tabel kontingensi dan frekuensi harapan pengaruh budaya membaca terhadap minat mengikuti PKM, dapat disimpulkan bahwa derajat asosiasi
pada taraf sedang, menunjukkan paling tidak 28 mahasiswa tergolong sedang budaya membaca, hal ini merupakan salah satu kondisi penyebab
hubungan sebesar itu. Begitu juga frekuensi pada sel-sel lainnya. Secara teoritis adanya pengaruh dikarenakan mahasiswa mempunyai
kewajiban utama adalah belajar dan didalam belajar mahasiswa tidak akan lepas dari buku. Ketika mahasiswa membaca buku perlu adanya mengenal
berbagai jenis-jenis buku yang terdiri dari buku fiksi dan nonfiksi, yang perlu diperhatikan juga kebiasaan yang efisien ketika membaca, dan tahu
mengenai teknik-teknik menemukan informasi fokus. Buku sebagai media transformasi dan penyebarluasan ilmu yang dapat menembus batas
–batas geografis suatu negara, karena itulah buku disebut jendela dunia. Oleh
karena itu mahasiswa akan merasakan timbulnya minat mengikuti PKM. Deskripsi minat mengikuti PKM menunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa mempunyai budaya membaca sedang yang berjumlah 296 mahasiswa 75,5 dan 283 mahasiswa 72,2 berminat sedang untuk
mengikuti PKM. Menurut Syah, M. 1995:136 secara sederhana, minat
interest
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sedangkan menurut Wikipedia,
2011 budaya membaca adalah keterampilan seseorang yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Sehingga
dalam hal ini dapat dikatakan bahwa budaya membaca yang sedang akan
mempengaruhi minat mengikuti PKM yang sedang pula. Namun, dalam penelitian ini kategori sedang masih jauh dari kategori sangat tinggi
Oleh karena itu peneliti menyarankan agar budaya baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan melalui dosen saat perkuliahan
berlangsung dengan cara dosen memberikan pertanyaan yang disusun sebaik-baiknya yang akan menimbulkan sikap penasaran dan ingin
meneliti bagi para mahasiswa. Dengan cara tersebut mahasiswa akan mencari jawaban atas pertanyaan lewat buku-buku yang relevan. Selain
itu saran untuk pihak universitas agar menyediakan bahan bacaan yang memadai jumlah, jenis, mutu dan sesuai di perpustakaan. Selanjutnya
saran untuk mahasiswa agar mengunjungi perpustakaan dan membaca buku-buku. Dengan adanya dorongan dari dosen, dan kenyamanan yang
diberikan oleh universitas untuk para mahasiswa, maka akan timbul budaya membaca dikalangan mahasiswa.
3. Pengaruh Indeks Prestasi Kumulatif IPK Terhadap Minat Mengikuti
PKM Hasil diketahui bahwa tidak ada pengaruh Indeks Prestasi Kumulatif
IPK terhadap minat mengikuti PKM. Hasil ini didukung oleh perhitungan nilai
Pearson Chi Square
χ
2 hitung
= 8,180;
Asymp. Sig
. = 0,225 α = 0,05 dan
Spearman Correlation
= -0,077. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat mengikuti PKM
mahasiswa tidak dipengaruhi IPK. Ini berarti minat mengikuti PKM tidak ditentukan oleh tinggi-rendahnya IPK mahasiswa.
Ada beberapa faktor yang diduga menyebabkan tidak adanya pengaruh Indeks Prestasi Kumulatif IPK terhadap minat mengikuti PKM.
Faktor tersebut antara lain keterbatasan waktu mahasiswa dalam mengikuti PKM ini, karena kesibukkan dengan tugas-tugas kuliah dan berbagai
macam kegiatan kemahasiswaan yang diwajibkan oleh pihak Universitas Sanata Dharma. Selain itu faktor yang lain mahasiswa takut dan merasa
kurang percaya diri untuk mengikuti PKM karena merasa kurang pemahaman akan PKM, kurangnya membaca buku-buku referensi yang
mendukung kuliahnya. Sehingga sering kali menyurutkan minat mahasiswa untuk mengikuti PKM.
Sejalan dengan hal itu, peneliti memberikan saran kepada pihak universitas sebagai perantara dalam kegiatan PKM yang harus selalu
mematau dan memperhatikan benar-benar keikutsertaan mahasiswa dalam mengikuti PKM ini. Cara yang ditempuh antara lain sosialisasi kepada
seluruh mahasiswa secara intentif, sehingga mahasiswa tersebut lebih mempunyai ketertarikan untuk mengikuti PKM.
83
BAB V PENUTUP