kuliah berlangsung yang akan disepakati keduanya pada semester tersebut. Aturan itu bisa terdiri dari:
a.
Attendance
Kehadiran mahasiswa tiap jam perkuliahan ini tidak hanya kehadiran yang dinilai oleh dosennya tetapi juga adanya keaktifan
mahasiswa selama jam perkuliahan berlangsung.
b. Tugas
Dosen akan memberi tugas kepada mahasiswa. Tugas bisa dikerjakan tiap individu atau kelompok tergantung dosen
pengampu.
c. Nilai UTS Ujian Tengah Semester
Ini dilaksanakan tiap tengah semester. Beberapa dosen ada yang memberikan soal UTS tapi ada juga yang tidak.
d. Nilai UAS Ujian Akhir Semester
Nilai ini akan diperoleh mahasiswa pada akhir semester dengan mengikuti ujian yang dilaksanakan oleh masing-masing dosen.
Pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif IPK masing-masing mahasiswa tergantung dari usaha dan belajar mahasiswa yang
bersangkutan. Segala sesuatu yang dilakukan oleh mahasiswa akan membawa dampak dan resiko terhadap penyelesaian studi, kepercayaan
diri, dan cita-citanya.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Sunarto mengenai minat berwirausaha ditinjau dari jiwa
kewirausahaan, program studi, dan latihan berwirausahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 ada pengaruh jiwa kewirausahaan
terhadap minat berwirausaha yang signifikansi
Sig.2-tailed
= 0,000 α = 0,05; 2 ada pengaruh program studi terhadap minat berwirausaha
χ
2 hitung
= 9,581 χ
2 tabel
= 9,488
; 3 ada pengaruh latihan berwirausaha terhadap
minat berwirausaha χ
2 hitung
= 15,161 χ
2 tabel
= 9,488
2. Penelitian Mellisa Shandy Hartoyo mengenai pengaruh jiwa berwirausaha
dan latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa menyatakan bahwa 1 ada pengaruh jiwa berwirausaha terhadap minat
berwirausaha nilai koefisien korelasi sebesar 0,404
dan nilai
Asym Sig.
0,000 α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif pada taraf signifikasi 5; dan 2 tidak ada pengaruh latihan berwirausaha
terhadap minat berwirausaha mahasiswa adalah 4,051 dengan derajat kebebasan df = 2 dan
Asymp. Sig
0,132 α = 0,05.
3. Penelitian Ana Nurfiana mengenai pengaruh pemahaman konsep
kewirausahaan, jiwa kewirausahaan, dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1 ada pengaruh positif dan signifikan pemahaman konsep kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa
ry
1.2
= 0,321;
Sig.
= 0,000
α = 0,05; 2 ada pengaruh positif dan signifikan jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa
ry
2.1
= 0,388;
Sig.
= 0,000
α = 0,05; 3 ada pengaruh negatif dan signifikan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa
χ
2 hitung
= 6,325;
Asymp. Sig
= 0,042 α = 0,05 dan
Spearman Correlation
= - 0,181.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh pemahaman tentang PKM terhadap minat mengikuti PKM
Minat merupakan sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa orang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dan dapat pula melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Orang yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Apabila dikaitkan
dengan PKM, maka minat yang dimaksud adalah kecenderungan, kegairahan, kesukaan, kegemaran, atau kesenangan yang dimiliki oleh
pribadi individu untuk mengikuti kegiatan-kegiatan PKM yang terdiri dari: PKM-P, PKM-K, PKM-M, PKM-T, PKM-KC, PKM-I, dan PKM-GT.
Sedangkan pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Bila dikaitkan dengan pemahaman
tentang PKM tentunya mahasiswa harus memahami tentang PKM itu sendiri, kemampuan dan perbuatan yang dimiliki oleh setiap mahasiswa
untuk menangkap makna dan arti tentang PKM. Pemahaman terhadap PKM berarti mahasiswa mengerti apa itu PKM, mengetahui jenis-jenis
PKM, mengetahui kriteria program PKM, mengetahui karakteristik umum setiap bidang PKM, mengetahui manfaat mengikuti PKM, mengetahui
tahapan proses kegiatan PKM, mengetahui syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk mengikuti PKM, dan mengetahui bagaimana menyusun
proposal PKM.
Untuk mengetahui itu semua tentunya mahasiswa memerlukan sebuah proses untuk memahami PKM. Mahasiswa yang belum paham mengenai
PKM diduga mempunyai minat untuk mengikuti PKM cenderung rendah, dan sebaliknya mahasiswa yang sudah paham mengenai PKM akan
memiliki minat yang tinggi. Minat mahasiswa mengikuti PKM yang cenderung tinggi, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: karena
mahasiswa telah menjalani dan mendapatkan pengalaman dalam mengikuti PKM sebelumnya, serta suka memanfaatkan peluang yang ada.
2. Pengaruh budaya membaca terhadap minat mengikuti PKM
Membaca merupakan sebuah keharusan bagi seluruh manusia guna memperoleh ilmu pengetahuan. Sedangkan budaya merupakan pikiran,
akal budi, adat istiadat, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya
membaca adalah buah pikiran, akal budi manusia yang sukar untuk diubah, dan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah yang
melahirkan seseorang itu menjadi terampil sehingga orang tersebut mampu memenuhi tuntutan kurikulum. Jenis buku menurut isinya dibagi menjadi
dua yaitu fiksi dan nonfiksi. Didalam budaya membaca terdapat jenis-jenis buku, jenis buku ada dua macam yang terdiri dari jenis buku fiksi dan jenis
buku non fiksi. Jenis buku fiksi adalah berisi khayalan dan novel-novel pada umumnya. Sedangkan nonfiksi adalah berisi bidang bahasan, seperti
buku fisika, kimia, biologi, psikologi, dan ada pula buku-buku mengenai teknologi, hukum, politik, agama serta lain-lain. Sering kali ada kebiasaan
atau hal-hal yang sering kita lakukan pada saat membaca. Hal tersebut menimbulkan kebiasaan-kebiasaan yang sulit ditinggalkan, serta membuat
kebiasaan membaca tersebut tidak efisien. Mahasiswa yang sering kali meluangkan waktu dan melakukan
kebiasaan untuk membaca buku-buku non fiksi, diduga mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PKM. Sebaliknya mahasiswa yang
jarang dan kurang membiasakan diri untuk membaca cenderung memiliki minat yang rendah untuk mengikuti PKM dan akan memilih aktifitas
lainnya selain mengikuti PKM. Dari dugaan tersebut dapat diambil makna bahwa budaya membaca diduga juga ikut mempengaruhi minat mengikuti
PKM. 3.
Pengaruh Indeks Prestasi Kumulatif terhadap minat mengikuti PKM.
Indeks Prestasi Kumulatif adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari proses kegiatan belajar di perguruan tinggi yang dapat diukur dengan
menggunakan tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Indeks Prestasi Kumulatif berhasil atau tidaknya
tergantung dari proses belajar yang dialami mahasiswa bersangkutan. Menurut peraturan akademik USD dijelaskan bahwa beban studi tiap
semester, yakni jumlah sks yang diambil mahasiswa dalam satu semester, ditentukan atas dasar kemampuan belajar mahasiswa yang tercermin dalam
Indeks Prestasi Semester, disingkat IPS. Sedangkan sks adalah takaran penghargaan untuk pengalaman pembelajaran yang diperoleh melalui 1
jam kegiatan terjadwal yang diiringi tugas lain, baik yang terstruktur
maupun yang mandiri, selama 2 s.d. 4 jam per minggu dalam 1 semester, atau untuk pengalaman pembelajaran lain yang setara. Pencapaian Indeks
Prestasi IP masing-masing mahasiswa tergantung dari usaha dan belajar mahasiswa yang bersangkutan. Segala sesuatu yang dilakukan oleh
mahasiswa akan membawa dampak dan resiko terhadap penyelesaian studi, kepercayaan diri, dan cita-citanya.
Diduga Indeks Prestasi Kumulatif mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti PKM, karena mahasiswa merasa kesibukan dengan
keikutsertaan dalam kegiatan PKM akan mengganggu prestasi yang selama ini telah dicapai mahasiswa.
D. Paradigma Penelitian