10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Minat Mengikuti PKM
a. Pengertian Minat
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu yang dipelajari akan mempengaruhi penerimaan
minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil yang dipelajari, walaupun minat terhadap sesuatu tersebut tidak merupakan
hal yang hakiki untuk dapat mempelajari. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa
orang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dan dapat pula melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Orang yang memiliki minat
terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Menurut Syah, M. 1995:136 Secara sederhana, minat
interest
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dan dalam
bidang-bidang studi tertentu.
Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi 1988: 62 Minat adalah merupakan suatu kesukaan, kegemaran, atau kesenangan
akan sesuatu. Di dalam suatu inventori minat akan mengidentifikasikan preferensi anda terhadap orang, benda, atau aktivitas lain-lainnya.
Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu jabatan
tertentu. Dalam suatu hal, anda mungkin akan merasa lebih puas dengan suatu pekerjaan jika aktivitas kerja anda adalah menarik hati
anda.
Selain itu menurut Singer, K. 1973:78 Minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi
keberhasilan suatu proses belajar. Belajar akan merupakan suatu siksaan dan tidak akan memberi manfaat jika tidak disertai sifat terbuka
bagi bahan-bahan pelajaran. Selanjutnya menurut Winkel 1987:105
Minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan
merasa senang mempelajari materi itu. Minat momentan ialah perasaan tertarik pada suatu topik yang sedang dibahas atau dipelajari, untuk itu
kerap digunakan istilah perhatian.
Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa minat itu merupakan kecenderungan, kegairahan, kesukaan, kegemaran, atau
kesenangan akan sesuatu secara tinggi serta landasan yang paling menyakinkan yang ada pada salah satu unsur kepribadian individu yang
memegang peran penting dalam perbuatan keputusan karir di masa depan. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam
suatu pekerjaan atau jabatan tertentu. Maka dari itu setiap orang seyogyanya harus memahami minat-minatnya sendiri agar mereka
dapat membuat perencanaan dan keputusan secara tepat. b.
Pengertian Program Kreativitas Mahasiswa Lulusan perguruan tinggi dituntut untuk memiliki
academic knowledge, skill of thinking, management skill
dan
communication skill.
Kekurangan atas salah satu dari keempat keterampilan atau kemahiran tersebut dapat menyebabkan berkurangnya mutu lulusan. Sinergisme
akan tercermin melalui kemampuan lulusan dalam kecepatan menemukan solusi atas persoalan-persoalan atau tantangan-tantangan
yang dihadapinya. Perilaku dan pemikiran yang ditunjukkan akan bersifat konstruktif realistik, artinya kreatif unik dan bermanfaat serta
dapat diwujudkan. Menurut Buku Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa
Program Kreativitas Mahasiswa PKM adalah salah satu upaya yang dilakukan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
DITLITABMAS Ditjen Dikti untuk meningkatkan mutu peserta didik mahasiswa di perguruan tinggi agar kelak dapat menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis danatau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi danatau kesenian serta memperkaya budaya nasional.
Tabel 2.1. Kriteria Program Kreativitas Mahasiswa PKM
No .
Kriteria Bidang Kegiatan
PKMP PKMK
PKMM PKMT
PKMKC PKM-AI
PKM- GT
1. Inti
Kegiatan Karya
kreatif, inovatif
dalam penelitia
n Karya
kreatif, dalam
membu ka
peluang usaha
Karya kreatif,
inovatif dalam
membant u
masyarak at
Karya kreatif,
inovatif dalam
menciptk an karya
teknologi Karya
kreatif, inovatif
dalam IPTEKS
Karya kreatif,
dalam penulisan
artikel ilmiah
Karya tulis
dalam penuang
an gagasan
2. Materi
Kegiatan Sesuai
bidang ilmu
lintas bidang
dianjurk an
Semua bidang
ilmu atau
yang relevan
Semua bidang
ilmu atau yang
relevan Semua
bidang ilmu.
Lintas bidang
dianjurka n
Semua bidang ilmu
atau yang relevan
Karya kelompok
yang telah dilaksanak
an Karya
kelompo k
3. Strata
Pendidik an
Diploma , S1
Diplom a, S1
Diploma, S1
Diploma, S1
Diploma, S1
Diploma, S1
Diploma, S1
4. Jumlah
Anggota 3-5
orang 3-5
orang 3-5 orang
3-5 orang 3-5 orang
3-5 orang 3-5
orang 5.
Alokasi Pendanaa
n Biaya
Max. Rp 12,5 juta
Biaya Max.
Rp 12,5 juta
Biaya Max. Rp
12,5 juta Biaya
Max. Rp 12,5 juta
Biaya Max. Rp 12,5 juta
Insentif Rp 3 juta
Insentif Rp 3 juta
6. Laporan
Akhir Hasil
Kerja Hasil
Kerja Hasil
Kerja Hasil
Kerja Hasil Kerja
Artikel Artikel
7. Luaran
Artikel, Barang
Jasa, Paten,
Sistem, Artikel
Gagasan
Paten dan jasa
komersi al dan
artikel desain,
barang, dan
artikel model
desain, piranti
lunak, jasa dan
artikel desain,baran
g, prototipe dan artikel
Ilmiah kreatif
yang tertulis
dan artikel
Program yang bermuara di PIMNAS
Keterangan:
1 PKM-P adalah PKM-Penelitian,
2 PKM-K adalah PKM-Kewirausahaan,
3 PKM-M adalah PKM-Pengabdian kepada Masyarakat,
4 PKM-T adalah PKM-Penerapan Teknologi,
5 PKM-KC adalah PKM-Karya Cipta,
6 PKM-I adalah PKM-Penulisan Ilmiah, dan
7 PKM-GT adalah PKM-Gagasan Tertulis.
PKM dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreativitas dan inovasi berlandasan penguasaan sains
dan teknologi serta keimanan yang tinggi. Kreativitas merupakan jelmaan integratif 3 tiga faktor utama dalam diri manusia, yaitu:
pikiran, perasaan, dan keterampilan. Dalam faktor pikiran terdapat imajinasi, persepsi, dan nalar. Faktor perasaan terdiri dari emosi,
estetika, dan harmonisasi. Sedangkan faktor keterampilan mengandung bakat, faal tubuh dan pengalaman. Dengan demikian, agar mahasiswa
dapat mencapai taraf kreatif, ketiga faktor tersebut agar bisa di jalankan dalam sebuah kegiatan yang diberi nama Program Kreativitas
Mahasiswa PKM. c.
Macam-macam Minat Menurut Dewa Ketut Sukardi 1988:63, ada tiga cara yang
digunakan untuk menentukan minat, yaitu:
1 Minat yang Diekspresikan
Expressed Interest
Seseorang dapat mengukapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa iadia
tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara, dalam mengumpulkan prangko, dalam mengumpulkan mata uang logam.
2 Minat yang Diwujudkan
Manifest Interest
Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif
dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya: siswa dapat ikut serta menjadi klub musik, drama, sains, dan matematika. Hobi dan
asosiasi dengan siswa yang lain dalam aktivitas kelompok dan organisasi remaja adalah suatu cara untuk mewujudkan minat-
minatnya.
3 Minat yang Diinventarisasikan
Inventoried Interest
Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk
kelompok aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini sering kali disebut inventori minat.
Minat setiap individu didasarkan atas perasaan atau sikap. Jadi
keberadaannya dan kekuatannya hanya dapat diduga saja. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari: kombinasi, perpaduan, dan
campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut, dan kecenderungan- kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat
mengikuti PKM adalah kecenderungan, kegairahan, kesukaan, kegemaran, atau kesenangan yang dimiliki oleh pribadi individu untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan PKM yang terdiri dari: PKM-P, PKM-K, PKM-M, PKM-T, PKM-KC, PKM-I, dan PKM-GT.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut Yuwono dalam
eprints.uny.ac.Id853BAB2020 - 2008412144054.pdf.
, mengemukakan minat seseorang dipengaruhi
oleh faktor-faktor: 1
Kondisi pekerjaan Tempat kerja yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan
didukung oleh kerja sama yang profesional, saling bantu dapat meningkatkan produksi.
2 Sistem pendukung
Dalam bekerja sangat diperlukan sistem pendukung yang memadai bagi para pekerjanya sehingga diperoleh hasil produksi yang
maksimal, misalnya fasilitas kendaraan, perlengkapan pekerjaan yang memadai, kesempatan promosi, kenaikan pangkatkedudukan.
3 Pribadi pekerja
Semangat kerja, pandangan pekerja terhadap pekerjaannya, kebanggaan memakai atribut bekerja, sikap terhadap pekerjaannya.
Dari berbagai macam faktor-faktor di atas bila dikaitkan dengan PKM, peneliti menduga faktor-faktor yang mempengaruhi minat
mengikuti PKM antara lain: a
Kesibukan mahasiswa dalam kegiatan akademik b
Kesibukan mahasiswa di luar kampus kegiatan sosial c
Pemahaman PKM d
Indeks Prestasi Kumulatif IPK e
Program Studi f
Pekerjaan yang diharapkan g
Budaya membaca h
Kreativitas mahasiswa i
Intensitas sosialisasi j
Jenis kelamin
Dari 10 sepuluh faktor-faktor yang mempengaruhi minat mengikuti PKM, peneliti lebih tertarik untuk meneliti pemahaman
tentang PKM, budaya membaca, dan Indeks Prestasi Kumulatif IPK. Ketiga variabel ini diduga kuat mempengaruhi minat mahasiswa
mengikuti PKM. 2.
Pemahaman tentang PKM a.
Pengertian Pemahaman Keberagaman terjemahan kata pemahaman oleh para peneliti
menunjukkan bahwa istilah pemahaman menjadi salah satu fokus penelitian yang menarik perhatian para peneliti. Menurut Gordon
dalam Wina, 2009:152 Pemahaman
understanding
, diartikan sebagai kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu.
Misalnya siswa hanya mungkin dapat memecahkan masalah ekonomi manakala ia memahami konsep-konsep ekonomi.
Sedangkan menurut Winkel 1991:150, pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang
dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang tersajikan dalam bentuk
tertentu kebentuk lain, membuat kecenderungan yang nampak dalam data tertentu.
Selanjutnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemahaman adalah proses, perbuatan, cara memahami dan memahamkan.
Berdasarkan beberapa pengertian yang disampaikan di atas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum pemahaman
merupakan kemampuan, perbuatan individu yang memiliki aspek kognitif dan aspek afektif untuk menangkap makna dan arti dari bahan
yang dipelajari. b.
Macam-macam Pemahaman Menurut Nana Sudjana dalam
http: ian43.wordpress.com2010 1217pengertian-pemahaman
, dapat dibedakan dalam tiga kategori antara lain:
1 Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan prinsip- prinsip,
2 Tingkat
kedua adalah
pemahaman penafsiran,
yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui
berikutnya, atau menghubungkan dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok, dan
3 Tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu pemahaman
ektrapolasi. c.
Pengertian Pemahaman tentang PKM Bila dikaitkan dengan PKM yang dimaksud dengan pemahaman
tentang PKM adalah kemampuan dan perbuatan yang dimiliki oleh setiap mahasiswa untuk menangkap makna dan arti tentang PKM.
Pemahaman terhadap PKM berarti mahasiswa mengerti apa itu PKM, mengetahui jenis-jenis PKM, mengetahui kriteria program PKM,
mengetahui karakteristik umum setiap bidang PKM, mengetahui manfaat mengikuti PKM, mengetahui tahapan proses kegiatan PKM,
mengetahui syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk mengikuti PKM, dan mengetahui bagaimana menyusun proposal PKM.
Mahasiswa perlu tahapan dan proses agar bisa memahami tentang PKM itu sendiri, sehingga mahasiswa mampu menangkap makna dan
arti tentang PKM itu sendiri. 3.
Budaya Membaca a.
Pengertian Budaya Membaca Membaca merupakan sebuah keharusan bagi seluruh manusia guna
memperoleh ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan membaca
dapat memperkaya dan memperluas wawasan kehidupan. Sehingga pembaca semakin mampu untuk mendewasakan diri. Tetapi dewasa ini
minat akan membaca tersebut seolah-olah telah hilang dari kaum-kaum pelajar termasuk mahasiswa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:214 Budaya merupakan pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu yang sudah
menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Berdasarkan definisi tersebut dapat diperoleh pengertian mengenai budaya, yaitu suatu
sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia menjadi suatu kebiasaan yang diperoleh
melalui belajar. Sedangkan menurut Soedarso 2000:4
Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus
menggunakan pengertian, khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat.
Selanjutnya menurut Wikipedia 2011 Budaya membaca adalah keterampilan seseorang yang diperoleh setelah
seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Oleh karena itu budaya baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Untuk tujuan
akademik membaca adalah untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Buku sebagai media transformasi dan penyebarluasan ilmu dapat menembus
batas-batas geografis suatu negara, karena itulah buku disebut jendela dunia.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa budaya membaca adalah buah pikiran, akal budi manusia yang sukar untuk
diubah, dan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah yang melahirkan seorang itu menjadi trampil sehingga orang tersebut
mampu memenuhi tuntutan kurikulum. b.
Jenis-jenis Buku Menurut
Tampubolon 1987:162,
karangan –karangan yang
berbentuk prosa, menurut sifat isinya, secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1 Fiksi
Ialah karangan yang berisinya bersifat kyal
imaginative
, yaitu tidak merupakan kenyataan yang sebenarnya, walaupun menggambarkan
berbagai segi kehidupan, atau berdasarkan pada peristiwa-peristiwa kehidupan yang sesungguhnya. Novel, cerpen, dan drama umumnya
tergolong fiksi.
2 Nonfiksi
Ialah karangan yang isinya bukan khayalan, melainkan kenyataan yang sesungguhnya. Karangan-karangan ilmiah umumnya adalah
nonfiksi. Karangan-karangan nonfiksi meliputi bidang bahasan yang banyak sekali. Menurut bidang bahasannya, nonfiksi pada umumnya
adalah berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, hukum, politik, agama, sejarah, biografi dan otobiografi, kritik, propaganda,
dan matematik.
Jadi penjenisan buku-buku pada umumnya dilakukan seperti diatas. Jenis buku menurut isinya dibagi menjadi dua yaitu fiksi dan nonfiksi.
Jenis buku fiksi adalah berisi khayalan dan novel-novel pada umumnya. Sedangkan nonfiksi adalah berisi bidang bahasan, seperti buku fisika,
kimia, biologi, psikologi, dan ada pula buku-buku mengenai teknologi, hukum, politik, agama serta lain-lain.
c. Kebiasaan yang Tidak Efisien
Menurut Tampubolon 1987:11, memantapkan kebiasaan efisien yang sudah ada sehingga kemampuan membaca anda sampai taraf yang
maksimal. 1
Membaca dengan suara terdengar. 2
Membaca dengan suara seperti berbisik. 3
Membaca dengan bibir bergerak. 4
Membaca dengan kepala bergerak mengikuti baris bacaan kepala perlu bergerak, misalnya apabila hendak berpindah dari satu kolom
atau halaman ke kolom atau halaman lainnya. 5
Membaca dengan menunjuk baris bacaan kata demi kata dengan jari, pensil, atau alat lainnya
6 Membaca kata demi kata.
7 Susah mengadakan konsentrasi sewaktu membaca.
8 Cepat lupa isi bagian-bagian bacaan yang telah dibaca.
9 Tidak dapat dengan cepat menemukan pikiran pokok dalam
bacaan. 10
Tidak dapat dengan cepat menemukan informasi tertentu yang diperlukan dalam bacaan.
11 Jarang sekali sedikit sekali waktu untuk membaca.
Jadi uraian diatas menerangkan bahwa ada hal-hal yang sering kita lakukan pada saat membaca. Hal tersebut menimbulkan kebiasaan-
kebiasaan yang sulit ditinggalkan, serta membuat kebiasaan membaca tersebut tidak efisien.
d. Teknik-teknik Menemukan Informasi Fokus
Menurut Tampubolon 1987:48, untuk menentukan informasi fokus, pada umumnya teknik-teknik yang dipergunakan adalah sebagai
berikut: 1
Baca-pilih Yang dimaksud dengan baca-pilih
selecting
ialah bahwa pembaca memilih bahan bacaan danatau bagian bagian-bagian bacaan yang
dianggapnya relevan,
atau berisi
informasi fokus
yang ditentukannya.
2 Baca-lompat
Dengan baca lompat
skipping
yang dimaksud ialah bahwa pembaca dalam menemukan bagian atau bagian-bagian bacaan yang relevan,
melampaui atau melompati bagian-bagian lainnya. 3
Baca-layap Pembaca dapat mempergunakan teknik baca-layap
skimming
yaitu, membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan
atau bagiannya. Isi umumnya dimaksud mungkin adalah informasi fokus, tetapi mungkin juga hanya sebagai dasar untuk menduga
apakah bacaan atau bagian bacaan itu berisi informasi yang telah ditentukan.
4 Baca-tatap
Pembaca dapat juga mempergunakan teknik baca-tatap
scanning
, yaitu, membaca dengan cepat dan dengan memusatkan perhatian
untuk menemukan bagian bacaan yang berisi informasi fokus yang telah ditentukan, dan seterusnya membaca bagian itu dengan teliti
sehingga informasi fokus itu ditemukan dengan tepat dan dipahami benar.
Dari keempat teknik tersebut sudah jelas bahwa didalam membaca
ada teknik-teknik tertentu untuk menemukan informasi fokus yang hendak kita cari. Dan penggunaan teknik-teknik tersebut tidak perlu
semuanya dipergunakan tergantung dari kebutuhan yang diperlukan. 4.
Indeks Prestasi Kumulatif IPK Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi akademis adalah hasil
pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar disekolah atau perguruan
tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.
Sedangkan menurut Syah 1995:89, belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada
proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Selanjutnya menurut Nana Sudjana dalam Kunandar 2008:276, mendefinisikan hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan
menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Indeks Prestasi Kumulatif adalah hasil pelajaran yang diperoleh
dari proses kegiatan belajar di perguruan tinggi yang dapat diukur dengan menggunakan tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan
maupun tes perbuatan. Indeks Prestasi Kumulatif berhasil atau tidaknya tergantung dari proses belajar yang dialami mahasiswa bersangkutan.
Menurut Dimyati Mahmud 1990:87, merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik selama masa remaja sebagai berikut:
a. Status sosial ekonomi orang tua
Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi akademik ialah status sosial ekonomi orang tua. Remaja-remaja yang status sosial
ekonomi orang tuanya baik berkecukupan, mampu, kaya menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes akademik, dalam tes hasil belajar dan
dalam lamanya sekolah ketimbang mereka yang status ekonomi orang tuanya rendah atau kurang menguntungkan, kurang berada, miskin.
b. Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kemampuan intelektual dan
motivasi Salah satu alasan, bahwa latar belakang keluarga itu berkaitan dengan
prestasi akademik ialah bahwa anak-anak dari lapisan sosial ekonomi rendah mungkin sekali masuk sekolah dengan berbekalkan nilai rendah
yang ditunjukkan melalui tes kemampuan akademik dasar. Perbedaan- perbedaan yang ada disebabkan baik oleh faktor keturunan maupun
oleh faktor lingkungan.
c. Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kesempatan
Bukan hanya perbedaan kemampuan dan motivasi saja yang menyebabkan berbeda-bedanya prestasi akademik disekolah, tetapi juga
faktor lingkungan. Remaja-remaja yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang tidak menguntungkan menghadapi problim-
problim finansial sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk melanjutkan sekolah, dengan demikian membatasi keinginannya untuk
lebih maju.
Sedangkan menurut
Sumadi 1983:8
faktor-faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar yang disajikan dalam empat kelompok, yaitu:
a. Bahan atau hal yang dipelajari
1 Belajar bahasa
verbal learning
, 2
Belajar rangkaian huruf tanpa arti
nonsense syllable learning
, 3
Belajar serangkaian bahan
serial learning
, dan sebagainya. b.
Faktor-faktor lingkungan 1
Lingkungan alami, dan 2
Lingkungan sosial c.
Faktor-faktor intrumental Faktor-faktor
instrumental adalah
faktor yang
adanya dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah dirancangkan pula.
d. Kondisi individual si pelajar
1 Kondisi fisiologis
2 Kondisi psikologis
a Minat
b Kecerdasan
c Motivasi
d Kemampuan-kemampuan kognitif
Selanjutnya menurut Soemanto 1983:100, mengemukkan beberapa aktivitas yang termasuk belajar, yaitu sebagai berikut:
a. Gambaran tentang set belajar
Suatu set adalah arah atau sikap terhadap pekerjaan. Di dalam suatu set terdapat berbagai alternatif obyek atau materi. Terhadap beberapa
alternatif obyek atau materi set ditolak atau dihindari, sedangkan beberapa obyek atau materi yang lainnya dipilih sebagai set yang akan
direalisasi dalam belajar.
b. Beberapa aktivitas belajar
1 Mendengarkan
2 Memandang
3 Meraba, membau, dan mencicipimencecap
4 Menulis atau mencatat
5 Membaca
6 Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggaris bawahi
7 Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan
8 Menyusun paper atau kertas kerja
9 Mengingat
10 Berpikir
11 Latihan atau praktek
Prestasi akademik merupakan hal yang tidak terlepas dari kegiatan belajar, karena belajar adalah proses dan prestasi adalah hasil dari
belajar. Berkaitan dengan perkembangan akademik mahasiswa di
perguruan tinggi, nampak dalam hasil studi berupa nilai-nilai dari mata kuliah yang sudah ditempuhnya, yang tercermin pada Indeks Prestasi
IP. Menurut Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma adalah tingkat keberhasilan belajar
mahasiswa yang dinyatakan dengan bilangan yang dituliskan sampai dengan dua angka di bawah koma. Dicari dengan rumus:
Keterangan: K = besar kredit
N = nilai Menurut peraturan akademik USD dijelaskan bahwa beban studi tiap
semester, yakni jumlah sks yang diambil mahasiswa dalam satu semester, ditentukan atas dasar kemampuan belajar mahasiswa yang tercermin
dalam Indeks Prestasi Semester, disingkat IPS. Sedangkan sks adalah takaran penghargaan untuk pengalaman pembelajaran yang diperoleh
melalui 1 jam kegiatan terjadwal yang diiringi tugas lain, baik yang terstruktur maupun yang mandiri, selama 2 s.d. 4 jam per minggu dalam
1 semester, atau untuk pengalaman pembelajaran lain yang setara. Dari penjelasan diatas mengenai prestasi belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi akademik, serta peraturan akademik USD dapat ditarik kesimpulan yang berhubungan dengan penelitian ini bahwa
prestasi belajar mahasiswa nampak dalam hasil studi berupa nilai dari mata kuliah yang sudah ditempuh yang tercermin dalam Indeks Prestasi
Kumulatif IPK. Selanjutnya menurut
http:wangtry.wordpress.com20101105 ipk-indeks-prestasi-kumulatif-pentingkah
. IPK dapat diperoleh dengan adanya kerjasama antara dosen dan mahasiswa. Dosen akan memberikan
pengarahan mengenai nilai kepada mahasiswa sebelum kuliah dimulai pada awal semester. Biasanya para dosen menetapkan aturan selama
kuliah berlangsung yang akan disepakati keduanya pada semester tersebut. Aturan itu bisa terdiri dari:
a.
Attendance
Kehadiran mahasiswa tiap jam perkuliahan ini tidak hanya kehadiran yang dinilai oleh dosennya tetapi juga adanya keaktifan
mahasiswa selama jam perkuliahan berlangsung.
b. Tugas
Dosen akan memberi tugas kepada mahasiswa. Tugas bisa dikerjakan tiap individu atau kelompok tergantung dosen
pengampu.
c. Nilai UTS Ujian Tengah Semester
Ini dilaksanakan tiap tengah semester. Beberapa dosen ada yang memberikan soal UTS tapi ada juga yang tidak.
d. Nilai UAS Ujian Akhir Semester
Nilai ini akan diperoleh mahasiswa pada akhir semester dengan mengikuti ujian yang dilaksanakan oleh masing-masing dosen.
Pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif IPK masing-masing mahasiswa tergantung dari usaha dan belajar mahasiswa yang
bersangkutan. Segala sesuatu yang dilakukan oleh mahasiswa akan membawa dampak dan resiko terhadap penyelesaian studi, kepercayaan
diri, dan cita-citanya.
B. Kajian Penelitian yang Relevan