Rumusan Permasalahan Kesetiaan Maria sebagai teladan dalam hidup berkeluarga bagi ibu ibu di lingkungan Santo Yohanes Pemandi Paroki Santo Albertus Agung Jetis, Yogyakarta

10 Maria menyaksikan sendiri pandangan yang mengerikan melihat Putera-nya mengalami sakrat maut sampai mati di kayu salib. Kejadian itu membuat Maria memasuki kesatuan penderitaan dengan Yesus.

1. Gambaran Maria

Gambaran Maria di bawah ini akan diuraikan berdasarkan Dokumen Gereja Lumen Gentium dokumen Konsili Vatikan II tentang Gereja. Gelar-gelar Santa Maria tidak boleh diabaikan begitu saja oleh Gereja, demi membantu hidup beriman umat masa kini Eddy Kristiyanto, 1987 :27.

a. Maria Hawa Baru

Dalam Tradisi Gereja Katolik, Maria diberi gelar sebagai Hawa Baru. Hal ini, berkaitan erat dengan sikap Maria terhadap sabda Allah, Maria telah menerima sabda Allah dengan bebas. Artinya, ia tidak mau bersikap lain kecuali setuju terhadap firman- Nya, “menerima peran” sebagai Bunda Yesus, untuk mengandung dan melahirkan Yesus sebagai Sang Pembaharu dan Sang Pembawa hidup bagi dunia. Hawa lama dalam Perjanjian Lama mendatangkan kematian bagi dunia, dengan menolak sabda Allah. Sedangkan Maria dalam Perjanjian Baru sebagai Hawa Baru mendatangkan kehidupan bagi dunia dengan menerima Sabda Allah dan melahirkan Yesus Sang kehidupan Eddy Kristiyanto, 1987 :27-30. Maria sebagai Hawa Baru dalam dokumen Lumen Gentium dijelaskan, sebagai berikut: Adapun Bapa yang penuh belaskasihan menghendaki supaya penjelmaan sabda didahului oleh persetujuan dari pihak dia, yang telah ditetapkan menjadi bunda-Nya. Dengan demikian, dahulu wanita mendatangkan 11 maut, sekarangpun wanitalah yang mendatangkan kehidupan. Itu secara amat istimewa berlaku tentang bunda Yesus, yang telah melimpahkan kepada dunia. Hidup sendiri yang membaharui segalanya, yang oleh Allah dianugerahi karunia-karunia yang layak bagi tugas seluhur itu LG, art. 56. Dari ungkapan di atas, dapat disimpulkan bahwa Allah tidak pernah memaksa Maria untuk menerima tawaran-Nya demi menyatakan persetujuan Maria kepada Allah. Bahkan, Maria dengan bebas dan gembira menyatakan persetujuannya atas tawaran Allah tersebut. Dapat dilihat ketika Maria mengungkapkan fiatnya kepada Tuhan lewat perantaraan malaikat Gabriel “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan: jadilah padaku menurut perkataanmu itu” Luk1:38. Persetujuan Maria akhirnya mendatangkan kehidupan bagi dunia dengan melahirkan Yesus bagi semua manusia.

b. Maria Hamba Tuhan, Miskin dan Hina Dina

Lumen Gentium mengatakan: “Ia menonjol di antara orang-orang Tuhan yang rendah hati dan miskin, yang menantikan penuh harapan dan menerima dari Dia keselamatan” LG, art 55. Meskipun, Maria penuh rahmat dan dipilih menjadi Bunda Yesus, Maria tetap menjadi seorang hamba yang miskin dan hina dina yang merupakan semangat anawim. Semangat anawim yang dimaksud adalah seseorang yang tidak mempunyai apa-apa dan hanya mengandalkan rahmat Tuhan semata dalam hidupnya. Dengan kata lain bahwa Tuhan adalah segala-galanya. Sikap hati anawim terungkap dalam magnificat Maria Luk 1:46-55. Allah merealisasikan janjinya untuk menyelamatkan dunia lewat diri Maria yang hina dina. Melalui Maria lahirlah Yesus Kristus yang merupakan kepenuhan janji Allah untuk menyelamatkan manusia dari penindasan dan

Dokumen yang terkait

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo.

4 72 183

Manfaat video siaran penyejuk imani katolik indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta.

3 19 178

Hubungan penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

1 36 163

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari.

0 8 159

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo

1 28 181

Kesetiaan Maria sebagai teladan dalam hidup berkeluarga bagi ibu-ibu di lingkungan Santo Yohanes Pemandi Paroki Santo Albertus Agung Jetis, Yogyakarta.

0 0 134

Sistem pengendalian inti pada organisasi religius : studi kasus pada Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta.

2 21 215

Belajar dari kesetiaan iman Maria guna meningkatkan kualitas hidup beriman umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis - Yogyakarta - USD Repository

0 1 144

KETERLIBATAN KAUM AWAM DALAM TUGAS KERASULAN GEREJA SEBAGAI PENGURUS DEWAN PAROKI DI PAROKI SANTO YOHANES RASUL, PRINGWULUNG, YOGYAKARTA SKRIPSI

0 8 175

SISTEM PENGENDALIAN INTI PADA ORGANISASI RELIGIUS Studi Kasus pada Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta SKRIPSI

0 1 213