76
b. Langkah Pertama: Mengungkapkan Pengalaman Peserta
Langkah I pertama ini, peserta diajak untuk mengungkapkan pengalamannya dalam hidup sehari-hari sesuai dengan tema yang ditentukan atau
yang sudah disepakati bersama guna memperlancar jalannya katekese. Langkah pertama merupakan sebuah pengantar ataupun jembatan menuju langkah berikutnya.
c. Langkah II kedua: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta
Dalam langkah ke II dua ini, mengajak peserta untuk menggali pengalamannya yang lebih dalam lagi dibanding dengan langkah I satu. Langkah
II ini bertujuan untuk menyadari dan mendalami pengalaman hidup peserta dengan cara merefleksikannya.
d. Langkah III ketiga: Menggali Pengalaman Iman Kristiani
Pada langkah III tiga mengajak peserta untuk menafsirkan Tradisi Gereja atau dengan kata lain Kitab Suci. Tradisi Gereja ini perlu digali dan didalami
oleh umat demi memperkaya iman akan Yesus Kristus. Langkah tiga III ini, menjadi pusat dari pendalaman iman dalam model Shared Christian Praxis SCP.
Peserta diajak untuk mempertemukan pengalaman hidup sehari-harinya dengan Kitab Suci, agar umat mengalami perubahan hidup secara terus-menerus. Jadi,
peserta tidak hanya sebatas sharing pengalaman hidup tetapi harus sampai pada terang iman Kristiani, dengan tujuan mempertemukan pengalaman hidup dengan
Injili. Pada langkah III, peserta semakin diteguhkan dan dikuatkan oleh terang iman akan Yesus Kristus dalam menanggapi panggilan hidup sebagai umat-Nya. Lewat
langkah III, umat terbantu dalam memaknai setiap peristiwa yang mereka alami.
77
e. Langkah IV keempat: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta
Kongkrit Langkah IV ini, bertujuan untuk mendalami lebih lanjut lagi langkah III,
juga mengajak pesertaumat untuk menerapkan Iman Kristiani dalam situasi konkrit untuk ditindak lanjuti dalam hidup sehari-hari.
f. Langkah V kelima: Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit
Dalam langkah V lima mengajak peserta untuk mengusahakan suatu aksi konkrit yang mestinya dilakukan setiap hari demi menciptakan hidup baru atau
dengan kata lain meninggalkan cara lama menjadi cara yang baru. Akhir kata, peserta semakin mengalami perubahan hidup yang terus-menerus.
B. Usulan Program Katekese
1. Pengertian Program
Suhardiyanto 2008 :1-2, mengatakan bahwa dalam menyusun suatu program pendampingan iman, penulis perlu memperhatikan hal-hal pokok antara
lain: tujuan pokok pendampingan, materi yang akan disampaikan, bentuk pendampingan yang akan dilaksanakan, serta metode pemprosesannya. Dalam
penyusunan suatu program perlu memperhitungkan tempat pelaksanaan, waktu pendampingan, kebutuhan peserta, keadaan peserta. Dengan demikia memudahkan
pendamping menyusun program dalam melaksanakan program itu sendiri. Program merupakan serangkaian kegiatan yang disusun untuk mencapai sebagian dari tujuan.
Penyusunan program ini diharapkan cara kerja pribadi maupun cara kerja tim lebih
78
terencana dan jelas, sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud Tangdilintin, 1984 :114.
Maka, program dapat didefenisikan sebagai landasan atau acuan dalam melaksanakan kegiatan yang telah dirancang, misalnya untuk pembinaan atau
pendampingan bagi komunitas tertentu. Juga dapat diungkapkan bahwa program merupakan suatau rencana kegiatan untuk kegiatan masa yang akan datang dalam
jangka waktu tertentu.
2. Pemikiran Dasar atas Usulan Program Pendampingan Ibu Keluarga Katolik
Hasil penelitian menunjukkan kenyataan bahwa kaum ibu belum secara total meneladani Bunda Maria dalam hidup berkeluarga. Meskipun mereka
menyadari bahwa teladan Maria ini sangat bermanfaat bagi seorang ibu dalam menjalani panggilan hidupnya. Kaum ibu di lingkungan St. Yohanes Pemandi
berusaha untuk meneladaninya dalam hidup sehari-hari antara lain berdevosi kepada Maria, berdoa dan sebagai berikut. Namun hal ini belum cukup bagi kaum ibu,
meskipun ada beberapa kaum ibu yang bisa secara total meneladani Bunda Maria. Perasaan egois, tidak mau tau, kesal terhadap suami, karena masih manusia biasa
serta keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan masih ada dibenak kaum ibu. Kendala yang demikian menjadi hambatan atau tantangan berat bagi
kaum ibu dalam meneladani Maria. Pada hal kesetiaan seorang ibu dalam keluarga sangatlah penting guna membangun mahligai keluarga Nazaret. Sejauh pengamatan
penulis, kaum ibu belum menyadari panggilan hidupnya sebagai seorang ibu, oleh sebab itu kaum ibu belum mampu menjadikan Maria sebagai senjata hidup dalam
79
keluarga dan bersikap sabar dan tabah. Memiliki sikap Maria pasti kaum ibu kuat untuk menopang segala suka-duka keluarga.
Kaum ibu diharapkan di zaman sekarang ini untuk memiliki kekuatan dalam melawan segala perkara hidup, maka kalau kaum ibu jatuh dalam masalah
kaum ibu bisa bangkit berdiri lagi. Sebagaimana yang telah teladankan Maria semasa ia hidup di dunia, banyak permasalahan yang ia alami bahkan sampai ia
terpuruk dan tak berdaya melihat Putera-nya sendiri dibunuh, duka cita ini sangat menusuk hati Maria. Meskipun Maria bergejolak dalam hidup berkeluarga, Maria
tetap percaya akan kuasa Allah yang menyertai setiap langkah hidupnya untuk ke depannya. Berkat kerendahan hati Maria membuat dia semakin sempurna dan mulia
di mata Tuhan sampai ia diangkat ke surga.
3. Materi Program
Banyak hal yang dilakukan oleh kaum ibu untuk selalu setia dalam hidup keluarga. Pahitnya kehidupan dan susah-senang Maria sudah merasakannya. Kaum
ibu perlu bertolak belakang terhadap sikap dan tindakan Maria. Dalam program ini, semua materi yang digunakan merupakan ciri-ciri kesetiaan Maria untuk membantu
kaum ibu dalam meningkatkan kesetiaannya di keluarga. Tema dalam program ini dijabarkan menjadi 6 enam kali pertemuan,
yang terdiri atas:
Tema: Sabar dan tabah bersama Maria dalam keluarga
Tujuan: Peserta semakin menyadari bahwa pentingnya memiliki sikap
yang sabar dan tabah dalam keluarga, sehingga kaum ibu berhati mulia seperti Maria lewat panggilannya sebagai seorang ibu
80
Tema: Kekuatan untuk melawan segala perkara hidup bersama dengan
Maria Tujuan:
Peserta semakin peka akan kehidupan keluarga sehingga semakin mampu dan kuat melawan segala perkara-perkara
keluarga. Tema:
Duka cita Maria yang menginspirasai panggilanku sebagai seorang ibu.
Tujuan: Peserta semakin menyadari akan roda-roda kehidupan keluarga
yang terkadang susah dan senang sehingga duka cita Maria menjadi inspirasi kaum ibu dalam menjalani panggilannya
Tema: Maria percaya kuasa Allah akan menyertai setiap langkah hidup
Tujuan: Peserta semakin menyadari bahwa kepercayaan kepada
kehendak Allah semakin menguatkan mereka untuk bertahan dalam hidup
Tema: Kerendahan hati Maria
Tujuan: Peserta semakin menyadari bahwa pentingnya kerendahan hati
dalam keluarga untuk menaklukan segala perkara-perkara rumah tangga
Tema umum: Kesetiaan Maria sebagai teladan dalam hidup keluarga.
Tujuan Umum: Peserta semakin menyadari pentingnya kesetiaan dalam hidup
berkeluarga, sehingga
semakin mampu
menciptakan keharmonisan, kedamaian dan kesejahteraan keluarga sehingga
dapat menghadirkan Kerajaan Allah di keluarga. Tema:
Maria andalan keluargaku ketika dirundung duka
81
Tujuan: Peserta semakin mampu dan kuat dalam menghadapi masalah
keluarga dengan cara meneladani Maria lewat kehidupan sehari- hari
4. Tujuan Usulan Program Pendampingan Ibu-ibu Katolik
Saat peneliti tinggal di tengah-tengah keluarga kaum ibu selama Karya Bakti Paroki KBP dan sampai pada saat penelitian kaum ibu mengharapkan
adanya yang dapat membantu mereka dalam kehidupan berkeluarga, demi meningkatkan kesetiaan kaum ibu di keluarga. Menanggapi kebutuhan mereka
untuk didengarkan apa yang menjadi pergulatan mereka di keluarga permasalah- permasalahan keluarga baik besar kecilnya. Maka, program ini bertujuan demi
meringankan beban, dan menambah pemahaman tentang roda-roda kehidupan keluarga sehingga kaum ibu mampu bertahan di keluarga baik suka maupun duka.
5. Matriks Usulan Program Pendmpingan Ibu-ibu Katolik
Tema : Maria sebagai teladan dalam hidup berkeluarga
Tujuan : peserta semakin menyadari pentingnya kesetiaan dalam hidup berkeluarga, sehingga semakin mampu menciptakan keharmonisan, kedamaian dan kesejahteraan keluarga demi menghadirkan Kerajaan Allah
No Sub Tema
Tujuan Sub Tema Materi
Metode Sarana
Sumber Bahan 1
2 3
4 5
6 7
1 Sabar
dan tabah bersama
Maria dalam
kelluarga Peserta semakin menyadari
bahwa pentingnya memiliki sikap yang sabar dan tabah
dalam keluarga, sehingga kaum ibu berhati mulia seperti Maria
lewat panggilannya sebagai seorang ibu
Bentuk-bentuk kesabaran
Maria 2 Tesalonika
3:5-12 Informasi
Tanya
jawab Refleksi
Teks Kitab Suci PB 2 Tesalonika
3:5-12 Film “Letter to
God” Madah Bakti
Pengalaman hidup
peserta Martasudjita,
Pr 2007. Inspirasi Batin.
Yogyakarta: Kanisius Kitab Suci Perjanjian
Baru 2
Kekuatan untuk melawan
segala perkara hidup bersama
dengan Maria Peserta semakin peka akan
kehidupan keluarga
hingga akhirnya
mmpu dan
kuat melawan
segala perkara
keluarga Pengorbanan
Maria Matius 6:31-34
Informasi Sharing
Tanya
jawab Teks Kitab Suci
PB Mat 6:31-34 Film “A long
visit my mom” Teks lagu dari
Madah Bakti Pengalaman peserta
Kitab Suci Perjanjian
Baru Komisi Komunikasi
SVD Jawa 2011. Berjalan
Bersama Sang
Sabda.