5. Matriks Usulan Program Pendmpingan Ibu-ibu Katolik
Tema : Maria sebagai teladan dalam hidup berkeluarga
Tujuan : peserta semakin menyadari pentingnya kesetiaan dalam hidup berkeluarga, sehingga semakin mampu menciptakan keharmonisan, kedamaian dan kesejahteraan keluarga demi menghadirkan Kerajaan Allah
No Sub Tema
Tujuan Sub Tema Materi
Metode Sarana
Sumber Bahan 1
2 3
4 5
6 7
1 Sabar
dan tabah bersama
Maria dalam
kelluarga Peserta semakin menyadari
bahwa pentingnya memiliki sikap yang sabar dan tabah
dalam keluarga, sehingga kaum ibu berhati mulia seperti Maria
lewat panggilannya sebagai seorang ibu
Bentuk-bentuk kesabaran
Maria 2 Tesalonika
3:5-12 Informasi
Tanya
jawab Refleksi
Teks Kitab Suci PB 2 Tesalonika
3:5-12 Film “Letter to
God” Madah Bakti
Pengalaman hidup
peserta Martasudjita,
Pr 2007. Inspirasi Batin.
Yogyakarta: Kanisius Kitab Suci Perjanjian
Baru 2
Kekuatan untuk melawan
segala perkara hidup bersama
dengan Maria Peserta semakin peka akan
kehidupan keluarga
hingga akhirnya
mmpu dan
kuat melawan
segala perkara
keluarga Pengorbanan
Maria Matius 6:31-34
Informasi Sharing
Tanya
jawab Teks Kitab Suci
PB Mat 6:31-34 Film “A long
visit my mom” Teks lagu dari
Madah Bakti Pengalaman peserta
Kitab Suci Perjanjian
Baru Komisi Komunikasi
SVD Jawa 2011. Berjalan
Bersama Sang
Sabda.
Surabaya: Andromedia
1 2
3 4
5 6
7 3
Duka cita
Maria menginspirasi
panggilanku sebagai
seorang ibu Peserta semakin menyadari
akan roda-roda
kehidupan berkeluarga yang terkadang
susah dan senang, sehingga duka
cita Maria
menjadi inspirasi bagi kaum ibu dalam
menjalani panggilannya Duka cita
Maria Yohanes
19:23-27 Informasi
Refleksi Tanya
jawab Teks KS PB
Yoh 19:23-27 Film “Facing
the Giants” Teks lagu dari
Madah Bakti Pengalaman hidup
peserta Kitab Suci Perjanjian
Baru Martasudjita, Pr
2012. Inspirasi Batin. Yogyakarta:
Kanisius 4
Maria percaya kuasa
Allah yang
menyertai setiap langkah
hidupnya Peserta semakin menyadari
bahwa percaya kepada Allah semakin menguatkan mereka
menjalani hidup sehari-hari Ketaatan
Maria Matius
21:20:22 Tanya
jawab Informasi
Sharing Teks Kitab Suci
Perjanjian Baru Teks lagu dari
Madah Bakti Pengalaman
hidup peserta
Kitab Suc Perjanjian Baru
Martasudjita, Pr
2012. Inspirasi
Batin. Yaogyakarta:
Kanisius 5
Kerendahan hati Maria
Peserta semakin menyadari bahwa pentingnya kerendahan
Bentuk kerendahan hati
Informasi Sharing
Teks Kitab Suci Perjanjian Baru
Pengalaman hidup
peserta
hati dalam keluarga untuk menaklukan segala perkara-
perkara kaluarga Maria
Lukas 1:46-50 Diskusi
kelompok Film
“wonderful Radio”
Teks lagu dari Madah Bakti
Kitab Suci Perjanjian Baru
Martasudjita, Pr
2012. Inspirasi
Batin. Yogyakarta:
Kanisius 6
Maria andalan keluarga ketika
dirundung duka
Peserta semakin mampu dan kuat
dalam menghadapi
masalah keluarga dengan cara meneladani
Maria lewat
kehidupan sehari-hari Pengorbanaan
Maria Kelahiran Yesus
Luk 2:1-20 Informasi
Sharing Tanya
jawab Teks Kitab Suci
Perjanjian Baru Film
“The Navity Story”
Teks lagu dari Madah Bakti
Pengalaman hidup
peserta Leks, Stefan 2007.
Tafsir Injil Lukas. Yogyakarta: Kanisius
85
6. Contoh Persiapan Katekese Model Shared Christian Praxis SCP
1. Pelaksana : Hermi Marbun
2. No. Mhs : 081124050
3. Tema : Maria andalan keluargaku ketika dirundung duka
4. Tujuan : Bersama pendamping, peserta semakin mampu
dan kuat dalam menghadapi masalah keluarga dengan cara meneladani Maria lewat kehidupan sehari-hari
5. Peserta
: Kaum ibu di lingkungan St. Yohanes Pemandi 6.
Tempat : Lingkungan St. Yohanes Pemandi Paroki St. Albertus Agung Jetis, Yogyakarta
7. HariTgl : Minggu, 03 Februari 2013
8. Waktu
: 19.00-20.30 WIB 9.
Model : Shared Christian Praxis
10. Metode : - Sharing
- Informasi - Tanya jawab
11. Sarana
: - Film ”The Nativity Story”
- Teks lagu - CD Prayer
- Speaker - Teks Kitab Suci Perjanjian Baru
- Teks pertanyaan pendalaman - Lilin dan Salib
12. Sumber Bahan: -Luk 2: 1-20
86
-Pengalaman hidup peserta - Stefan Leks 2007. Tafsir Injil Lukas. Kanisius:
Yogyakarta, hal 79-83.
B. PEMIKIRAN DASAR
Dalam kehidupan berkeluarga seorang ibu sangatlah disibukkan dengan berbagai macam tugas. Apalagi bila ia juga bekerja di suatu instansi. Situasi itu
tentu membuat hidup menjadi jenuh, tidak setia, kurang tekun, kurang bertanggung jawab, tidak ada waktu buat keluarga anak, suami, dll. Bahkan kegembiraan dan
keharmonisan jadi hilang dari tengah-tengah keluarga karena tidak mampu memaknaimelihat dari setiap aktifitas yang ada.
Maria adalah seorang perempuan yang patut diteladani. Di mana Maria adalah seorang tokoh kesetiaan, penyabar, pendoa, hidup penuh syukur dan
senantiasa merenungkan sabda Allah dengan sikap iman. Maria dalam Injil Lukas 2:1-20 digambarkan, bahwa Maria adalah seorang ibu yang kuat, perkasa dan penuh
kepercayaan akan penyelenggaraan Tuhan. Ketika Maria mengandung Yesus banyak rintangan yang ia hadapi meskipun yang dikandung Maria berasal dari Roh
Kudus. Namun kehidupan manusiawi juga ia alami antara lain: hamil di luar nikah, dicela oleh masyarakat sekitar, melahirkan Puteranya di tempat yang hina serta
mengungsi ke Mesir pada malam hari. Tetapi ia tidak pernah mengeluh baik kepada Yesus maupun terhadap suaminya. Kita diperkenankan menghayati kesetiaan Maria
yaitu pola hidupnya bersama Yesus, bersama Bapa dan Roh Kudus serta Yusuf. Maria di hadapan Allah dan Karya penyelamatan-Nya menyebut dirinya Hamba
87
Allah. Pola hidup Maria Hamba Allah itulah yang ingin kita hayati, sebagai jiwa dan semangat dalam mengikuti Kristus. Bunda Maria senantiasa mengandalkan kuasa
Allah yang menaungi dan akan menyertai dengan berbagai rahmat yang lain. Maria sebagai perempuan saleh Yahudi pasti akrab dengan sabda-sabda Allah dalam Kitab
Suci. Maria menjawab kasih Allah dengan penyerahan diri seutuhnya untuk mengabdi Allah dalam segala-galanya. Maria sebagai perempuan Yahudi saleh
sudah berjuang keras untuk memiliki sikap pasrah yang diakibatkan oleh iman yang dalam, kepercayaan dan kasih akan Allah yang dianugerahkan oleh Roh Kudus.
Maria mengajari kita untuk merasakan keagungan dan kegembiraan dalam pengabdian penuh penyerahan diri dan kasih, baik lewat pekejaankarya
sederhana, besar dan kecil baik suka maupun duka. Maria menjadi teladan bagi kita bagaimana menjadi orang yang sungguh-sungguh beriman dan kegembiraan penuh
damai dan pasrah itu yang dimiliki Bunda Maria karena perjumpaannya dengan Allah. Oleh sebab itu kaum ibu diharapkan untuk menjadikan Maria sebagai senjata
hidup dalam keluarga.
C . Pengembangan Langkah-Langkah
1. Pembukaan
a. Pengantar
Para ibu yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, kita berkumpul di tempat ini karena kasih Allah sendiri. Kita berkumpul dalam satu keluarga Allah, Maria
menjadi ibu kita. Kita didajak untuk tiada henti-hentinya belajar dari dan menimba pengalaman dari hidupnya. Ia menjadi Sumur, tempat menimba pengalaman hidup
berkeluarga. Ia menjadi teladan bagi kita dalam menghadapi tantangan, dan
88
kesulitan hidup. Ia juga selalu gembira dengan rencana Allah. Injil Lukas 2:1-20 mengajak kita juga untuk seperti Bunda Maria, dengan demikian panggilan kita
sebagai seorang ibu akan utuh selama-lamanya.
b. Lagu Pembukaan: MB: 542 “Salam Maria” terlampir di bawah
c. Doa Pembukaan
Bapa yang kudus, kami bersyukur kepadaMu untuk rahmatMu yang boleh kami terima dari kemurahan-Mu. Secara khusus kami berterima kasih karena
pada kesempatan ini kami Kau kumpulkan dalam satu ikatan persaudaraan dengan Bunda Maria. Berkatilah kami agar dapat menggali pengalaman dari Bunda Maria
yang menjadi teladan bagi kami. Semoga berkat rahmatMu kami dapat selalu setia kepadaMu dalam suka dan duka seperti Bunda Maria yang selalu setia dalam
perjalanan imannya, Amin.
1. Langkah I dan II: Mengungkapkan dan Mendalami Pengalaman Hidup
Peserta
a.
Peserta diajak untuk menonton film “The Nativity Story”
b. Pendamping meminta salah satu peserta untuk mencoba menceritakan kembali
dengan singkat
tentang apa isi pokok dari tayangan film “The Nativity Story
c.
Intisari film “The Nativity Story” tersebut:
Maria adalah seorang perempuan yang sangat sederhana dan taat akan perintah Tuhan. Tuhan adalah satu-satunya bagi hidup Maria. Ia juga berasal dari
keluarga yang biasa-biasa saja atau boleh dikatakan dari kalangan orang miskin. Setelah ia menerima tawaran dari Tuhan banyak tantangan yang ia alami mulai dari
89
mendaftarkan calon Anak-nya ke Betlehem dan mengungsi ke Mesir pada malam hari agar Anaknya selamat dari kejahatan raja Herodes. Tetapi ia selalu kuat dan
percaya kuasa Tuhan yang akan terjadi kepadanya. Maria tidak pernah mengeluh terhadap apa yang ia alami, sekalipun itu sangat menyakitkan. Maria berserah
penuh kepada rahmat Allah, begitu juga dengan Allah, bahwa Allah tidak pernah meninggalkannya.
d. Pengungkapan pengalaman: pendamping mengajak peserta mendalami film
tersebut dengan tuntutan beberapa pertanyan: 1.
Apa yang terjadi kalau Maria lemah dalam penderitaan? Mengapa?
2. Apa yang terjadi kalau kaum ibu tidak kuat menghadapi penderitaan dalam
keluarga? Mengapa?
e.
Arah rangkuman
Kalau Maria lemah dalam penderitaan dan tidak percaya akan kuasa Tuhan pasti ia tidak akan melahirkan Putera-nya dan Putera-nya pasti mati di tangan
raja Herodes. Kesetiaan Maria dalam keluarga menjadi pedoman hidupnya untuk mengalahkan segala duka cita kehidupan. Kesetiaan membuat Maria jadi perkasa
dalam menjalani hidup dan hidupnya menjadi sempurna. Begitu juga dengan sharing ibu-ibu bahwa kalau tidak kuat dalam menghadapi permasalahan keluarga pasti
keluarga tersebut akan berantakan, juga kaum ibu tidak dapat bertahan sampai sekarang. Kelemahan dapat menghancurkan keutuhan rumahtangga kita oleh sebab
itu, kaum ibu perlu kuat dalam segala hal. Bahwa kekuatan merupakan lambang kehidupan kita dalam mengatasi segala hal.
90
2. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani
a. Pendamping meminta salah seorang peserta untuk membacakan perikop Kitab
Suci yang telah disediakan oleh pendamping dari teks foto copyan Injil Lukas 2 :1-20
b. Peserta diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi
merenungkan, menggali dari teks Kitab Suci untuk kemudian menerapkan pengalaman imannya dengan dibantu beberapa pertanyaan, sebagai berikut:
1. Ayat-ayat mana yang menunjukkan kekuatan Maria? Mengapa?
2. Arti kekuatan apa yang ditanamkan oleh Maria dalam bacaan tersebut?
c. Pendamping memberikan tafsir dari Injil Lukas 2:1-20 dan menghubungkan
dengan tanggapan peserta serta tema dan tujuan: Ayat 4 dan 5, memberikan gambaran tentang bahwa Maria harus
mendaftarkan Aanak-nya ke Yerusalem. Kota Nazaret sangat jauh jaraknya dengan kota Yerusalem, ditempuh dengan jalan kaki atau naik unta karena tidak ada
kendaraan pada saat itu. Ayat 6 dan 7, memberikan gambaran bahwa Maria melahirkan Puteranya di tempat yang paling hina karena tidak ada tempat bagi
mereka. Menurut keyakinan ajaran Kristen Yosef dan Maria termasuk kalangan yang paling miskin dan nasib Yesus kurang baik sejak lahir-Nya sampai Ia di salib.
Ayat 19, menunjukkan bahwa Maria terus-menerus berdialog dengan sabda yang didengarnya. Injil Lukas mau memperkenalkan Maria sebagai seorang
yang beriman pertama akan Kristus seperti yang dikatakan Maria pada ayat 14 “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di
antara manusia yang berkenan kepada-Nya. Arti kekuatan yang ditanamkan Maria yaitu bahwa dengan kekuatan yang Tuhan berikan akan mengalahkan segala
91
rintangan baik besar kecilnya permasalahan. Seperti yang telah dilalui oleh Maria dan hanya berpegang teguh pada firman Tuhan yang menyertai seluruh hidupnya.
Kekuatan Maria menjadi inspirasi dalam hidup keluarga. Maria memberi contoh bagaimana untuk selalu setia, sabar, kuat serta menerima apa adanya keluarga.
Teladan yang Maria berikan kepada setiap keluarga sangat nyata dalam kehidupan sekarang.
3. Langkah IV dan V: Menerapkan Iman Kristiani dan Mengusahakan Suatu
Aksi Konkrit
a. Pengantar
Dalam bacaan tadi, kita melihat Maria yang telah memperkenalkan kekuatan kepada kita untuk selalu setia dan percaya kepada Yesus begitu juga
dengan kehidupan berkeluarga. Injil Lukas mau mengajari dan mengajak kita untuk seperti Maria yang selalu setia dalam menjalani setip peristiwa sebagai karya agung,
yang merupakan wujud kemuliaan kita kepada Allah. Khususnya kita sebagai kaum ibu sudah sejauh mana kita menghayati kesetiaan Maria dalam kehidupan
berumahtangga secara pribadi dalam hidup kita masing-masing, yang terkadang kita lalai dan lupa untuk meluangkan waktu demi menghayati sikap dan tindakannya.
Injil ini sangat relevan dalam kehidupan kita, bagaimana agar kita mampu menghadirkan Maria dalam diri kita masing-masing guna menghadirkan Kerajaan
Allah, agar apa yang melanda keluarga kita dapat kita atasi dengan sabar, kuat dan tabah hal yang semacam ini perlu kita perjuangkan dalam hidup kita masing-masing,
supaya keluarga kita tetap bahagia, utuh, damai dan harmonis. Sehingga panggilan kita sebagai seorang ibu semakin dikuatkan dan diteguhkan hanya melalui doa kita