Menentukan Bahan Kajian Muatan Lokal

Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal 20 ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 9. Mengembangkan kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti; 10. Menyusun silabus muatan lokal. Bahan kajian disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial peserta didik. Pembelajaran diatur agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak mengganggu penguasaan kurikulum nasional. Oleh karena itu, pelaksanaan muatan lokal dihindarkan dari penugasan pekerjaan rumah PR. Bahan kajian diharapkan dapat memberikan keluwesan bagi guru dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar. Dalam kaitan dengan sumber belajar, guru diharapkan dapat mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan memanfaatkan potensi di lingkungan satuan pendidikan, misalnya dengan memanfaatkan tanahkebun satuan pendidikan, meminta bantuan dari instansi terkait atau dunia usahaindustri lapangan kerja atau tokoh-tokoh masyarakat. Selain itu, guru diharapkan dapat memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam proses pembelajaran, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Program pengajaran dikembangkan dengan melihat kedekatannya dengan peserta didik yang meliputi kedekatan secara fisik dan secara psikis. Dekat secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna informasi sesuai dengan usia peserta didik. Untuk itu, bahan kajian perlu disusun berdasarkan prinsip belajar yaitu: 1. Bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak; 2. Dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum diketahui; 3. Dari pengalaman lama ke pengalaman baru; 4. Dari yang mudahsederhana ke yang lebih sukarrumit. Selain itu, bahan kajian diharapkan bermakna bagi peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna kepada peserta didik. Namun demikian bahan kajian muatan lokal tertentu tidak harus secara terus-menerus diajarkan mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII. Bahan kajian muatan lokal juga Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal 21 ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua semester, atau satu tahun ajaran. Format 5 : Contoh Format Penentuan Bahan Kajian Muatan Lokal No Jenis Muatan Lokal Bahan kajian Muatan Lokal Contoh pengisian format pada lampiran 5 Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 22 BAB IV TAHAP PELAKSANAAN MUATAN LOKAL Setelah menentukan bahan kajian muatan lokal, langkah selanjutnya adalah penentuan pelaksanaan muatan lokal di satuan pendidikan. Pelaksanaan muatan lokal memerlukan penanganan secara profesional dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya. Dengan demikian, muatan lokal dapat mendukung pengembangan potensi peserta didik, pembangunan daerah dan pembangunan nasional, serta memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum satuan pendidikan masing-masing

A. Rambu Rambu Pelaksanaan Muatan Lokal

Berikut adalah rambu-rambu pelaksanaan muatan lokal: 1. Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri danatau bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain danatau pengembangan diri. 2. Alokasi waktu adalah 2 jamminggu jika muatan lokal berupa mata pelajaran khusus muatan lokal. 3. Muatan lokal dilaksanakan selama satu semester atau satu tahun atau bahkan selama tiga tahun. 4. Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek kognitif, afektif, psikomotor, dan action. 5. Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan portofolio. 6. Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis bahan kajian mata pelajaran muatan lokal. 7. Penyelenggaraan muatan lokal disesuaikan dengan potensi dan karakteristik satuan pendidikan. 8. Satuan pendidikan yang tidak memiliki tenaga khusus untuk muatan lokal dapat bekerja sama atau menggunakan tenaga dengan pihak lain.

B. Pelaksanaan Muatan Lokal

Berdasarkan bahan kajian muatan lokal yang telah ditetapkan seperti yang sudah dijelaskan pada Bab III, maka langkah selanjutnya adalah penentuan pelaksanaan muatan lokal di satuan pendidikan. Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal 23 ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah Pelaksanaan muatan lokal di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu 1 muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri danatau 2 bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain danatau 3 pengembangan diri.

1. Muatan lokal berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri

Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri apabila bahan kajian muatan lokal berupa materi pembelajaran yang tidak terkait dengan ruang lingkup materi pada mata pelajaran kelompok B Seni Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Prakarya dan Kewirausahaan.

2. Muatan lokal berupa bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata

pelajaran lain Muatan lokal berupa bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain apabila bahan kajian muatan lokal berupa bagianpengembangan dari ruang lingkup materi pelajaran pada kelompok B, maka muatan lokal tersebut berupa bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran kelompok B. Namun apabila bahan kajian muatan lokal tersebut terlalu luas maka dapat berdiri sendiri sebagai mata pelajaran muatan lokal. Muatan lokal dilaksanakan melalui pengembangan diri Muatan lokal dilaksanakan melalui pengembangan diri apabila bahan kajian muatan lokal berupa program kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan melalui kegiatan ekstrakurukuler, maka bahan kajian tersebut dapat diimplementasikan pada kegiatan ekstrakurikuler. Pada lampiran 1 Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum disebutkan bahwa pengembangan diri merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler.