Aspek-aspek Komitmen Afektif Komitmen Afektif

36 atas nama organisasi, dan c keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam suatu organisasi. Jadi, yang dimaksud dengan komitmen afektif adalah suatu keterikatan secara psikologis perasaan dan emosi karyawan terhadap organisasinya. Nilai-nilai dan tujuan yang ada pada organisasi tersebut dihayati dan diyakini oleh karyawan tujuan dan sebagai nilai dan tujuan hidupnya di organisasi tersebut.

3. Aspek-aspek Komitmen Afektif

Modway, Steers dan Porter Kuntjoro, 2009 mengatakan bahwa individu dapat mengidentifiksi keterlibatan dirinya dalam suatu organisasi dengan menandai beberapa hal sebagai berikut: a. Identifikasi dengan organisasi, yaitu menerima tujuan dan nilai-nilai yang ada dalam suatu organisasi. Identifikasi ini dapat berupa sikap yang menyetujui kebijakan-kebijakan yang dambil oleh organisasi, adanya persamaan nilai-nilai dan tujuan pribadi dan individu, adanya perasaan bangga untuk menjadi bagian dari suatu organisasi, merasa nyaman dengan lingkungan dan cara kerja dalam organisasi tersebut. b. Keterlibatan suatu karyawan sesuai dengna fungsi dan peranannya dalam suatu organisasi. Keterlibatan karyawan ini dapat berupa kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan semua tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan akan melakukan semua itu demi organisasinya. 37 c. Loyalitas, afeksi dan perasaan hangat dalam suatu organisasi. Keinginan karyawan untuk mempertahankan keanggotaannya merupakan suatu bentuk ikatan emosional dan ketertarikan karyawan terhadap suatu organisasi. Karyawan tersebut merasakan bahwa dirinya merupakan bagian dari organisasi tersebut sehingga membuat karyawan memiliki keterikatan secara emosional dan psikologis. Sedangkan Allen dan Meyer dalam Meyer Allen, 1991; Meyer, Stanley, Herscovitch, and Topolnytsky, 2002; Robbins, 2008; Kuntjoro, 2009; Sukanti, 2010 mengatakan bahwa komitmen afektif karyawan berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan karyawan dalam suatu organisasi. Karyawan memiliki keterikatan emosional dan psikologis karena meyakini nilai-nilai yang ada dalam organisasi tersebut. Sebelumnya karyawan mengidentifikasi nilai-nilai dan tujuan yang ada di organisasi apakah hal tersebut sejalan dengan yang diyakini oleh karyawan tersebut atau tidak. Komitmen ini membuat karyawan dapat bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka menginginkannya want to. Komitmen ini dilihat dari rasa senang karyawan pada profesi, seberapa berartinya tepat atau organisasi yang di tempatnya, rasa memiliki terhadap lembaga, dan keterikatan mereka terhadap lembaga. Dengan melihat dua pandangan di atas mengenai aspek komitmem organisasi Modway, Steers dan Porter dalam Kuntjoro, 2009 dengan pengertian komitmen afektif Allen Meyer dalam Meyer 38 Allen, 1991; Meyer, Stanley, Herscovitch, and Topolnytsky, 2002; Ronal James Fischer, 2007; Robbins, 2008; Kuntjoro, 2009; Sukanti, M. Djasari, 2010, peneliti melihat adanya kesamaan pandangan mengenai aspek utama komitmen organisasi menurut Modway, Steers dan Porter dengan aspek-aspek yang terkandung dalam komitmen afektif menurut Allen and Meyer. Tidak tampaknya perbedaan yang begitu signifikan antara kedua pandangan tersebut membuat peneliti menggunakan aspek-aspek komitmen organisasi yang digunakan oleh Modway, Steers dan Porter menjadi aspek-aspek komitmen afektif. Menurut Steers dalam Kuntjoro, 2009 komitmen organisasi memiliki tiga aspek utama yaiu: a. Identifikasi Aspek ini berbicara tentang keyakinan dan penerimaan karyawan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Aspek ini dapat terlihat dari beberapa perilaku karyawan seperti adanya kesamaan nilai dan tujuan pribadi yang diyakininya dengan nilai dan tujuan yang ada diaunt oleh organisasi, keputusan atau kebijakan yang diambil oleh organisasi dapat diterima oleh karyawan dan karyawan merasa bangga menjadi anggota dari suatu organisasi. Aspek identifikasi ini dapat dikembangkan dengan memodifikasi atau mengubah tujuan organisasi yang ada agar mencakup nilai dan tujuan yang diyakini oleh karyawan. Hal ini dilakukan agar adanya hubungan yang saling mendukung antara karyawan dengan organisasi dalam mencapai 39 tujuan. Situasi ini akan akan memancing atau memotivasi karyawan untuk rela menyumbangkan sesutu dan berusaha agar tujuan organisasi yang nota bene-nya adalah tujuan pribadinya dapat terwujud. Karyawan melalukukan hal tersebut karena karyawan telah yakin dan percaya akan kesamaan nilai dan tujuan yang dianut oleh dirinya dan organisasi. b. Keterlibatan Pada aspek ini karyawan memiliki keinginan yang kuat untuk berusaha dengan sekuat tenaga demi kepentingan organisasi atau perusahaannya. Keinginan yang kuat dari karyawan untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas organisasi menjadi suatu hal yang sangat penting untuk bagi organisasi tersebut. Sikap ini sebagai pertanda bahwa karyawan benar-benar tertarik untuk mengembangkan organisasi tempat karyawan tersebut berada. Di sini karyawan tidak hanya sekedar melakukan aktivitas yang ada di organisasi tapi karyawan berusaha melakukan tugas yang ada melebihi standar minimal yang telah ditentukan. Selain itu, karyawan juga akan melakukan pekerjaan di luar tugasnya apabila organisasi memerlukan bantuannya. Keterlibatan karyawan dalam organisasi menjadi pertanda adanya keinginan untuk menjadi bagian dari organisasi tersebut. Masalah yang kerap kali ditemukan adalah bagaimana menumbuhkan sikap tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan 40 memancing partisipan karyawan tersebut dalam hal mengambil keputusan. Hal ini dapat menumbuhkan keyakinan karyawan untuk ikut andil dalam organisasi. Bukan hanya itu karyawan akan merasa diterima menjadi bagian dari organisasi sehingga muncul perasaan memiliki organisasi tersebut dan menumbuhkan keterikatan dengan organisasi. c. Loyalitas Aspek ini menunjukkan bagaimana seorang karyawan memiliki keyakinan untuk tetap berada dalam suatu organisasi. Di sini karyawan memiliki suatu pandangan, nilai atau makna dalam mengartikan keberadaannya dalam suatu organisasi. Karyawan yang memiliki aspek ini bahkan dapat mengorbankan kepentingan pribadinya dalam rangka menyukseskan dan membuat organisasi berhasil mencapai tujuannya. Jadi aspek-aspek dari komitmen afektif adalah identifikasi, keterlibatan dan loyalitas karyawan. Aspek-aspek ini yang akan digunakan untuk melihat tingkat komitmen afektif seorang karyawan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Afektif