31
perubahan yang ada pada era-era mendatang. Hal ini tampak pada individu selalu berusaha menyempatkan diri menunaikan ibadah di
sela-sela kesibukannya. Jadi komponen orientasi religiositas intrinsik yang dipakai dalam
penelitian ini adalah ketujuh komponen yang telah dikembangkan oleh Hunt, King dan Feagin dalam Nuzullia Kumolohadi, 2007.
Komponen-komponen tersebut adalah personal, unselfish, relevansi terhadap seluruh kehidupan, kepenuhan terhadap penghayatan keyakinan,
ultimate , associational, dan keteraturan penjagaan perkembangan iman.
B. Komitmen Afektif
1. Pengertian Komitmen Organisasi
Robbins dan Judge 2008 mengatakan bahwa komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan
mengidentifikasi nilai dan tujuan suatu organisasi secara detil kemudian berpihak pada organisasi tersebut. Bukan hanya itu, karyawan juga akan
berusaha untuk tetap bertahan dalam organisasi karena telah meyakini nilai-nilai dan tujuan organisasi tersebut. Pengertian ini sejalan dengan
Baron dan Greenberg dalam Karina, 2008 yang menyatakan bahwan komitmen organisasi merupakan suatu penerimanaan nilai-nilai dan tujuan
organisasi oleh individu. Individu juga memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan dalam organisasi tersebut.
32
Menurut Hall, Schneider, dan Nygren dalam Suseno Sugiyanto, 2010 komitmen organisasi merupakan suatu proses agar
tujuan organisasi dan tujuan individu lebih terpadu dan sejalan. Riggio 2009 komitmen organisasi adalah perasaan-perasaan dan sikap pekerja
yang timbul sehubungan dengan peranannya dalam organisasi kerja secara keseluruhan. Komitmen organisasi adalah suatu tahap dimana suatu
individu menjadi terikat karena tindakan -
tindakannya dalam suatu organisasi. Tindakan-tindakan tersebut menumbuhkan keyakinan untuk
tetap mempertahankan aktivitas dan keterlibatannya dalam organisasi tersebut Salancik dalam dalam Suseno Sugiyanto, 2010.
Selanjutnya, Modway, Steers dan Porter dalam Luthans, 2005; Tobing, 2009; Hartman Bambacas, 2010 mendefinisikan komitmen
organisasional sebagai suatu kekuatan yang relatif yang mendorong individu untuk tetap berada pada organisasi tersebut dan bagaimana
peranan atau keterlibatannya dalam organisasi. Kekuatan dan motivasi tersebut dapat dicirikan dari tiga faktor pskologis seperti:
a. Adanya keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota dari suatu
organisasi, b.
Adanya keinginan untuk berusaha sebaik mungkin dan sekuat tenaga demi memajukan kualitas dari organisasi dan,
c. Adanya keyakinan dan penerimaan dari dari nilai-nilai dan tujuan yang
ada dianut dalam organisasi tersebut.
33
Meyer dan Allen dalam Allen Meyer, 1990; Meyer Allen, 1991; Meyer, Stanley, Herscovitch, dan Topolnytsky, 2002; Robbins,
2008; Kuntjoro, 2009; Sukanti, 2010 membagi komitmen organisasi ke dalam tiga komponen yakni,
a. Affective Commitment Komitmen Afektif yaitu komitmen sebagai
keterikatan emosional dan psikologis karyawan terhadap organisasinya. Karyawan memiliki keterikatan emosional dan
psikologis karena meyakini nilai-nilai yang ada dalam organisasi tersebut. Komitmen ini membuat karyawan dapat bertahan pada suatu
pekerjaan karena mereka menginginkannya want to. Komitmen ini dilihat dari rasa senang karyawan pada profesi, seberapa berartinya
tempat atau organisasi yang di tempatnya, rasa memiliki terhadap lembaga, dan keterikatan mereka terhadap lembaga;
b. Continuance Commitment Komitmen Kelanjutan yaitu komitmen
yang muncul karena adanya persepsi atau anggapan dari karyawan tentang kerugian yang akan dialami sehubungan dengan meninggalkan
organisasi atau pekerjaannya. Pada komitmen ini karyawan mempertimbangkan nilai ekonomi yang akan terjadi apabila ia
bertahan atau meninggalkan organisasi tersebut. Karyawan akan tetap bertahan dalam suatu organisasi atau pekerjaan karena karyawan
tersebut membutuhkannya need to. Contohnya seseorang karyawan mungkin akan berkomitmen untuk tetap berada pada suatu organisasi
karena karyawan tersebut mendapatkan gaji yang cukup besar.
34
Karyawan tersebut berpikir apabila dia mengundurkan diri, ia belum tentu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dengan gaji yang lebih
besar dari gajinya saat ini; c.
Normative Commitment Komitmen Normatif yakni komitmen sebagai kewajiban yang harus diberikannya pada organisasi.
Komitmen ini membuat karyawan bertahan pada organisasi dengan alasan moral yang diyakininya dan merasa wajib untuk melakukannya
ought to. Karyawan melakukan hal ini karena merasa berutang budi pada organisasi. Contohnya seorang karyawan yang mempelopori
suatu gagasan atau inisiatif dalam organisasi akan tetap bertahan karena merasa kurang etis meninggalkan organisasi apalagi yang
sedang dijalankan adalah gagasan darinya. Jadi yang dimaksud dengan komitmen organisasi adalah suatu
keadaan dimana seorang karyawan terikat pada suatu organisasi karena telah mengidentifikasi nilai-nilai dan tujuan organisasi tersebut. Karyawan
tersebut meneriman nilai-nilai dan tujuan organisasi sehingga membuat karyawan berusaha untuk tetap bertahan dalam organisasi tersebut.
2. Pengertian Komitmen Afektif