Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Afektif

40 memancing partisipan karyawan tersebut dalam hal mengambil keputusan. Hal ini dapat menumbuhkan keyakinan karyawan untuk ikut andil dalam organisasi. Bukan hanya itu karyawan akan merasa diterima menjadi bagian dari organisasi sehingga muncul perasaan memiliki organisasi tersebut dan menumbuhkan keterikatan dengan organisasi. c. Loyalitas Aspek ini menunjukkan bagaimana seorang karyawan memiliki keyakinan untuk tetap berada dalam suatu organisasi. Di sini karyawan memiliki suatu pandangan, nilai atau makna dalam mengartikan keberadaannya dalam suatu organisasi. Karyawan yang memiliki aspek ini bahkan dapat mengorbankan kepentingan pribadinya dalam rangka menyukseskan dan membuat organisasi berhasil mencapai tujuannya. Jadi aspek-aspek dari komitmen afektif adalah identifikasi, keterlibatan dan loyalitas karyawan. Aspek-aspek ini yang akan digunakan untuk melihat tingkat komitmen afektif seorang karyawan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Afektif

Anteseden komitmen afektif dibagi dalam 4 kategori umum yakni karakteristik pribadi, karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan, pengalaman kerja, dan karakteristik struktural. Namun, karena agak sulit untuk membedakan antara karakteristik pekerjaan obyektif dan 41 pengalaman kerja subjektif maka digunakan istilah yang lebih global yakni, pengalaman kerja yang mengacu pada karakteristik obyektif maupun subjektif kerja Allen Meyer, 1990; Meyer Allen, 1991 a. Karakteristik pribadi, seperti adanya variasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda dari setiap karyawan dan kondisi potensi karyawan. Karakteristik pribadi ini meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, motivasi dan nilai ‐ nilai yang dimiliki oleh personal. b. Karakteristik struktural, meliputi besarnya organisasi, kehadiran serikat kerja, luasnya kontrol, dan sentralisasi otoritas, hubungan atasan dan bawahan, partisipasi aktif karyawan dan karakteristik pimpinan serta cara-cara dalam pengambilan keputusan dan kebijakan . c. Pengalaman kerja, seperti prestasi kerja yang dibutuhkan oleh organisasi dan sikap-sikap yang menunjang kekompakan dalam organisasi. Anteseden yang paling berpengaruh dalam komitmen afektif adalah pengalaman kerja, terutama pengalaman atas kebutuhan psikologis untuk merasa aman dalam organisasi dan kompeten dalam menjalankan peran kerja. Menurut Mishra dan Spreizer dalam Prabhakar Ram, 2011 faktor yang membuat karyawan memiliki kelekatan dan menikmati keanggotannya dalam suatu organisasi komitmen afektif meliputi karakteristik pekerjaan. Karakteristik pekerjaan seperti signifikansi tugas, identitas, otonomi, berbagai keterampilan dan umpan balik kinerja 42 karyawan, persepsi akan dukungan organisasi terhadap karyawan misalnya perasaan karyawan bahwa organisasi memberikan apa yang terbaik bagi karyawannya ketika membuat keputusan yang mempengaruhi kondisi dan lingkungan kerja karyawan tersebut dan keterlibatan karyawan dalam menetapkan tujuan dan proses pengambilan suatu keputusan dalam suatu organisasi. Menurut hasil penelitian Suseno dan Sugiyanto 2010 salah satu faktor yang mempengaruhi komitmen afektif karyawan adalah hubungan antara atasan dan bawahannya. Peran atasan terhadap bawahannya membentuk kualitas hubungannya dengan bawahan. Jika kualitas hubungan atasan dan bawahan baik maka akan berdampak positif pada bawahan di mana bawahan akan merasa dihargai, mendapat perhatian, merasa nyaman atau tidak terasing. Hal ini akan mendorong komitmen seseorang terhadap organisasinya. Dukungan sosial juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi komitmen afektif seseorang. Dukungan sosial yang mengacu pada kenyamanan, perasaan senang, merasakan penghargaan atau suatu kepedulian, atau membantu seseorang menerima sesuatu dari orang lain atau kelompok Safarino dalam Suseno Sugiyanto, 2010. Dukungan sosial ini juga akan mempengaruhi komunikasi atara satu karyawan dengan keryawan yang lain sehingga dapat menumbuhkan rasa suka, percaya, dan adanya suatu perasaan bahwa orang tersebut dihargai 43 dalam lingkungna kerjanya Katz Kahn dalam Suseno Sugiyanto, 2010. Menurut Dessler dalam Sukanti, 2010 adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi. Kesetiaan suatu organisasi terhadap karyawannnya juga merupakan salah satu faktor penunjang komitmen karyawan. Selain itu, perilaku adil dan keamanan dan kenyamanan kerja juga dapat menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan yang bekerja disuatu organisasi. Jadi komitmen afektif seorang karyawan dipengaruhi oleh faktor karakteristik pribadi, karakteristik struktural dan pengalaman kerja. Faktor-faktor inilah yang membuat karyawan memiliki kelekatan dan menikmati keanggotaanya dalam suatu organisasi.

C. Karyawan Universitas Sanata Dharma