70
D. Pembuangan Sampah
Kota banyuwangi sebagai wilayah perencanaan memiliki sistem pengelolaan sampah campuran atau gabungan antara pola kolektif
menggunakan jasa pasukan kuning dengan pola konvesional memanfaatkan lahan kosong untuk menimbun dan membakar sampah.
E. Pembuangan Limbah
Sistem pembuangan limbah pada wilayah ini dibedakan menjadi dua cara, yaitu untuk permukiman sistem pembuangan limbah rumah tangga
biasanya langsung dibuang atau dialirkan ke sungai atau saluran pematusan, sedangkan untuk permukiman yang terdapat pada pusat kota
sebagian sudah menggunakan sistem septic tank.
3.3.5. Peraturan Bangunan Setempat
Berdasarkan hasil perbandingan lokasi berdasarkan sub bab di atas, maka lokasi yang ditetapkan untuk perencanaan bangunan 21 Cinema Center ini
berada di wilayah administrasi Kota Banyuwangi bagian Pusat Kota, tepatnya di kawasan Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo. Dalam pembagian unit pengembangan
Banyuwangi, kawasan ini terletak di dalam Unit Distrik Kepatihan. Adapun penggunaan intensitas lahan berdasarkan ketentuan RDTRK dan RUTRK Kota
Banyuwangi, sebagai berikut: Luas tapak
: ± 9514 m² • GSB
: 4 - 6 m • KDB
: 60 Luas bangunan lantai dasar
: 60 x 9514 m² = 5708.4 m²
71
Luas lahan 9514 m²
Luas bangunan lt.
dasar 5708.4 m²
Gambar 3.15 Hasil luas perhitungan KDB terhadap luas site sumber : hasil analisa lapangan: 2009
• KLB : 180
Luas lantai bangunan : 180 X 9514 m² = 17125 m²
o Jadi jumlah lantai bangunan yang dapat dibangun :
17125 m² : 5708.4 m² = 3 lantai
Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo
Jl. Kapten Piere Tendean
72
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
4.1. Analisa Ruang
4.1.1. Organisasi Ruang
Pemakai dibedakan menjadi dua yaitu karyawan dan pengunjung dimana keduanya mempunyai aktifitas yang berbeda, berikut ulasan tentang aktifitas yang
dilakukan oleh pemakai: • Pegawai yang bekerja di area bioskop, dibatasi hanya yang
bertugas dibagian cineplek saja . Dari segi pegawai tentunya dari pihak perusahaan menuntut pegawainya untuk bertugas sebaik-baiknya melayani
pengunjung. Juga diperhatikan pula kenyamanan para pegawai sehingga dapat bekerja semaksimal mungkin untuk kepuasan pengunjung dan
keuntungan bagi pihak perusahaan tentunya. Sedangkan perilaku pegawai beragam ada yang rajin dan yang lamban. Namun dari segi aktivitas ada
yang diharuskan berdiri seperti halnya pegawai bagian toko yang harus menjaga dan setiap saat melayani pengunjung, ada juga yang dapat
bertugas sambil duduk seperti guide selama tidak mengantar penonton sampai ke tempat yang dipesannya.
Dari table sub bab sebelumnya bab II , maka aktifitas yang terjadi dapat digambarkan melalui suatu diagram struktur organisasi ruang yang
digunakan oleh para pegawai, yaitu :
Gambar 4.1 Diagram organisasi ruang pegawai
Pintu masuk Hall
Loker Ruang rapat
Tempat tugas Exit