51
3 orang 16,66, informan berpendidikan Sekolah Menengah Pertama SMP yaitu 2 orang 11,11, informan berpendidikan Sekolah Dasar yaitu 2 orang 11,11.
IV.1.4 Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tabel 5 : Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Pekerjaan
Jumlah orang Persentase
1 Pegawai Negeri Sipil
9 50
2 Wiraswasta
3 16,66
3 Petani
3 16,66
4 Pedagang
1 5,55
5 Ibu Rumah Tangga
1 5,55
6 Pensiunan PNS
1 5,55
Total 18
100 Sumber : Hasil Wawancara Penelitian 2014 pada Dinas Catatan Sipil Kabupaten
Simalungun
Berdasarkan tabel diatas,mayoritas Informan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu sebanyak 9 orang 50, informan yang bekerja sebagai wiraswasta 3
orang16,66,sebagai petani 3 orang 16,66,pedagang, ibu rumah tangga dan pensiunan PNS masng-masing 1 orang 5,55
IV.2. Hasil Wawancara
Pada sub bab ini peneliti akan menyajikan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan tentang bagaimana kualitas pelayanan pengurusan akta
kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun. Peneliti menanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan sejumlah indikator yang dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun
Universitas Sumatera Utara
52
IV.2.1 Prosedur Pelayanan
Adapun prosedur pelayanan yang diterapkan oleh Dinas Catatan Sipil Kabupaten Simalungun sudah berdasarkan Standard Operational Procedure SOP
yaitu : 1.Pemohon datang ke LOKET Disdukcapil dengan membawa persyaratan
Lengkap. 2.Berkas diverifikasi dan divalidasi oleh petugas jika sudah memenuhi
persyaratan kemudian diberi NOMOR 3. Setelah diberi NOMOR,selanjutnya dicetak oleh Operator lalu diteliti dan
diparaf oleh Kasi, Kabid Sekdis. 4. Kemudian ditandatangani oleh Kadis, dan selanjutnya diserahkan kembali
ke LOKET Untuk diserahkan kepada Pemohon. 5. Selesai
Gambar 3. Standard Operasional Prosedur Pelayanan Dokumen Administrasi Kependudukan
Universitas Sumatera Utara
53
Persyaratan untuk memenuhi prosedur pembuatan akta kelahiran Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun yaitu
I. TATA CARA PENCATATAN KELAHIRAN WNI PADA TEMPAT DOMISILI IBU BARU LAHIR : 0 SD 60 HARI
1. Petugas meneliti formulir pelaporan kelahiran F-2.010 yang diisi oleh penduduk
pelapor dan berkas persyaratan yag meliputi : a
Surat kelahiran dari rumah sakit rumah sakit bersalin puskesmaspoliklinikDokter praktik swastaPilotNahkoda.
b KK dan KTP orangtua bayi
c Akta Perkawinan Surat Nikah Orang Tua Bayi
d Bagi anak yang proses kelahiran dan orangtuanya tidak diketahui
keberadaanya, cukup membawa berita acara pemeriksaan dari kepolisian setempat.
2. Petugas dan pangululurah mengisis dan menandatangani surat keterangan kelahiran F-2.0
3. Menyerahkan formulir F-2.02 lembarbagian ke-3 kepada penduduk keluarga yang bersangkutan
4. Mencatat data kelahiran dalam BHPPKBIK sementara 5. Menyimpan formulir F-2.02 Lembarbagian ke-1 sebagai arsip
6. Mengirim formulir F-2.02 lembarbagian ke-2 beserta berkas pelaporan dan persyaratan ke kecamatan
7. Mencatat kembali dalam BIP setelah peristiwakelahiran dicatat pada perubahan data penduduk di Instansi pelaksana dan hasilnya dikirim kembali
ke nagorikelurahan melalui kecamatan.
Universitas Sumatera Utara
54
II. TATACARA PENCATATAN DAN PERMOHONAN AKTA KELAHIRAN BAGI WNI YANG KELAHIRAN TERJADI DI LUAR
TEMPAT DOMISILI IBU Baru Lahir : 0 sd 60 hari
1. Petugas meneliti formulir pelaporan kelahiran F-2.03 yang diisi oleh penduduk pelapor dan berkas persyaratan yag meliputi :
a Surat kelahiran dari rumah sakit rumah sakit bersalin
puskesmaspoliklinikDokter praktik swastaPilotNahkoda. b
KK dan KTP orangtua bayi c
Akta Perkawinan Surat Nikah Orang Tua Bayi d
Bagi anak yang proses kelahiran dan orangtuanya tidak diketahui keberadaanya, cukup membawa berita acara pemeriksaan dari
kepolisian setempat. 2. Melakukan perekaman data berdasarkan F-2.03
3. Melakukan proses konsolidasi dengan data kependudukan dengan instansi pelaksana di wilayah kabupatenkota tempat kelahiran
4. Melakukan proses pencatatan, penerbitan, dan penandatanganan register akta dan kutipan akta kelahiran.
5. Menyerahkan kutipan akta kelahiran kepada yang bersangkutan 6. Menyiapkan register akta kelahiran dan berkas pelaporan kelahiran.
7. Memberitahukan instansi pelaksana tempat kelahiran tentang pencatatan dan penerbitan register akta dan kutipan akta kelahiran penduduk yag
bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
55
III. TATACARA PENCATATAN KELAHIRAN YANG MELAMPAUI BATAS
1. Kelahiran 60 hari sd 1 tahun :
Pelapor yang melampaui batas waktu 60 hari sampai dengan 1 tahun sejak tanggal kelahiran, pencatatan dilaksanakan setelah mendapatkan
persetujuan Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun
2. Kelahiran lewat dari satu tahun
Pelaporan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 tahun berdasarkan penetapan pengadilan Negeri. Pelaksanaan Pengadilan lapangan dengan
persyaratan sebagai berikut : 1
Pemohon membuat surat permohonan yang ditujukan ke Pengadilan Negeri Simalungun di atas materai Rp 6000,- dan ditandatangani oleh
pemohon. 2
Di samping surat permohonan juga turut dilampirkan pengantar Pangulu, Fotokopi Kartu Keluarga KK yang berbasis NIK dan akta
kutipan perkawinan buku nikah. 3
Pemohon terlebih dahulu menyetor panjar ongkos perkara ke BRI sebesar Rp.91.000,- di samping biaya panjar ongkos perkara pemohon
juga menyediakan materai temple sebanyak 5 buah, biaya leges 4 lembar, biaya penetapan, dan biaya legalisasi tanda tangan.
Universitas Sumatera Utara
56
Gambar 3. Antrian masyarakat saat memberikan berkas pengurusan akta kelahiran di loket penerimaan berkas.
Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan yang telah mengurus akta kelahiran beberapa minggu sebelum dikeluarkannya Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2013 pada tanggal 17 Januari 2014 mengenai prosedur pelayanan : “Prosedur yang harus ditempuh cukup rumit, apalagi anak saya sudah lewat
1satu tahun sehingga harus sidang ke pengadilan, belum lagi harus membawa beberapa orang saksi. Jarak dari rumah ke Pengadilan saja sudah
cukup jauh, ditambah lagi jauhnya jarak dari rumah ke Dinas Catatan Sipil..” Hasil Wawancara dengan Ibu Ronna Gultom,S.Pd
Hal ini diperkuat oleh salah satu informan lainnya , Bapak Ngatisan,Amd yaitu : “Prosedurnya panjang dan tidak mungkin selesai dalam waktu satu hari,
sementara saya harus bekerja dan tidak punya waktu untuk ke Pengadilan dan DisdukCapil, sehingga saya memilih mengurus melalui seorang
Caloperantara} tanpa mengikuti Pengadilan”
Namun dengan dikeluarkannnya peraturan baru melalui Surat Edaran Menteri Dalam Negeri yaitu Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan Atas
Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 pada tanggal 17 Januari 2014 , maka terdapat Perubahan Kebijakan yang cukup mendasar dalam Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan. Dimana dalam surat edaran tersebut berisi :
Universitas Sumatera Utara
57
a Penerbitan Akta Kelahiran yang pelaporannya melebihi batas waktu 1
satu Tahun tidak lagi memerlukan penetapan Pengadilan Negeri melainkan diubah dengan Keputusan Kepala Dinas Kependudukan Dan
Catatan Sipil KabupatenKota b
Penerbitan Akta Pencatatan Sipil yang semula dilaksanakan di tempat terjadinya peristiwa penting, diubah menjadi penerbitannya di tempat
domisili penduduk.perubahan norma ini sangat memudahkan masyarakat, karena masyarakat tidak perlu mengurus akta-akta pencatatan sipil di
tempat terjadinya peristiwa, tetapi cukup mengurusnya di domisilinya saja.
Sehubungan dengan dikeluarkannya Undang- Undang tersebut diatas, banyak masyarakat langsung merasakan manfaatnya dikarenakan tidak ada lagi Penetapan
dari Pengadilan.Sehingga wajar saja bagi masyarakat yang akan mengurus Akta di tahun 2014 merasa dimudahkan. Berikut hasil wawancara peneliti kepada beberapa
informan mengenai prosedur pembuatan akta kelahiran : “Menurut saya, DisdukCapil ini memudahkan sekali dalam memberikan
prosedur atau pesyaratan kepada saya yang akan membuat akta kelahiran karena tidak harus lapor kesana kemari lagi” Hasil Wawancara dengan Ibu
Yesinta Sitio
Hal diatas kurang lebih sama dengan yang diungkapkan oleh Bapak Tigor Ambarita : “ Prosedur yang dikeluarkan oleh dinas disini untuk membuat akta kelahiran
lumayan mudah dan dapat dipahami karena prosedur yang ada sudah jelas ditempatkan di Papan Info yang dipasang di dinding ruang tunggu”
Namun kenyataannya di lapangan, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dikeluarkannya peraturan baru ini, sehingga hal ini dimanfaatkan oleh
oknum-oknum tertentu seperti Calon Legislatif Caleg untuk mengambil simpati masyarakat dengan cara memnbantu menguruskan pembuatan akta kelahiran
Universitas Sumatera Utara
58
masyarakat tanpa ada lagi penetapan dari pengadilan. Seperti yang diungkapkan oleh seorang Informan, Ibu Ira Dabukke,S.Pd, Yaitu:
“ Saya memperoleh informasi bahwa ada seorang Caleg bersedia menguruskan Pembuatan Akta Kelahiran, dan hal ini tentu membuat saya dan
beberapa orang lain ikut merasa senang karena tidak perlu menjalani proses sidang yang rumit dan kami dengan senang hati pembuatan akta kelahiran
kami diurus oleh si Caleg”.
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa, prosedur pengurusan Akta kelahiran cukup rumit. Bagi kelahiran yang sudah lewat diatas 1 Tahun, harus
mengikuti proses di pengadilan di pengadilan. Namun setelah diterapkannya UU No. 24 Tahun 2013, maka prosedurnya semakin dipermudah tanpa ada lagi proses di
pengadilan. Akan tetapi di lapangan ternyata masih ada beberapa informan yang belum mengetahui prosedur baru ini sehingga masih bisa dimanfaatkan oleh orang-
orang tertentu.
IV.2.2 Waktu Pelayanan
Pegawai pemberi layanan sebagai abdi masyarakat public servant seharusnya dapat lebih mendisiplinkan diri dalam hal waktu. Sebagai seorang publik
servant, sudah menjadi kewajiban pegawai untuk dapat memberikan pelayanan prima yang dapat memuaskan pemohon, pada dasarnya mencakup salah satunya adalah
pelayanan harus cepat yang artinya pelanggan tidak menunggu terlalu lama.
Masyarakat juga tidak mau waktunya tersita hanya karena tidak adanya kepastian waktu penyelesian pelayanan. Semua pihak terutama masyarakat butuh suatu kepastian waktu
penyelesaian pelayanan.
Keprofesionalan seorang pegawai dapat terlihat dari bagaimana ia memanfaatkan waktunya sebaik mungkin untuk hal-hal yang menjadi prioritas dalam
pekerjaannya. Dan sebagai pegawai pemberi layanan, pemohon seharusnya menjadi prioritas nomor satu para pegawai, sehingga memberikan layanan dengan cepat
kepada pemohon akan dapat terwujud.
Universitas Sumatera Utara
59
Seperti yang diungkapkan Oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun Bapak Albert Sinaga, S.Pd, M.Pd:
”Kita sudah memakai system Komputerisasi dalam pelayanan publik di kantor kami, dan sekarang penerbitan aktanya satu hari bisa selesai.”
Dalam wawancara selanjutnya kepada salah satu informan yang telah peneliti wawancara memberikan pendapatnya tentang waktu pelayanan sebagai berikut:
“Menurut saya, pelayanan yang diberikan oleh DisdukCapil ini cukup baik, saya memberikan persyaratan dengan lengkap sehingga tidak lagi dipersulit
jadi hasilnya pun cepat dan tepat,setengah hari selesai”.
Hasil Wawancara dengan Ibu Lili Hal diatas kurang lebih sama diungkapkan oleh informan lain, Bapak Alwi Saragih
yaitu:
“Menurut saya, ketepatan dalam pengerjaan tugas dalam pembuatan akta kelahiran disini cukup baik, tepat waktu. Karena saya melampirkan semua
syarat-syarat sesuai apa yang diminta oleh pegawai disini jadi prosesnya tepat waktu.”
Berdasarkan hasil wawancara mengenai ketepatan waktu, peneliti masih menemukan faktor kendala yang mengakibatkan ketidaktepatan waktu pelayanan.
Seperti pernyataan salah satu informan berikut,Bapak Rimon Simanjuntak, yaitu : “ Kalau sebelumnya untuk mengurus akta dan dokumen yang lain cukup
cepat, namun kalau Bapak Kadis tidak disini maka terpaksa harus pulang lagi, padahal lokasi rumah dengan DisdukCapil ini cukup jauh”.
Hal diatas juga diperkuat oleh seorang Programmer DisdukCapil Ibu Tiarli Sinaga,S.Kom.
“ Penerbitan Akta kelahiran cenderung cepat karena kita sudah menggunakan system computer kemudian pemohon memenuhi semua
persyaratan yang ada di papan info dan tentunya Kepala Dinas tidak sedang keluar atau berhalangan, karena proses yang terakhir adalah pengesahan
dengan tanda tangan dari Bapak Kadis”.
Universitas Sumatera Utara
60
Dari petikan wawancara diatas menurut peneliti bahwa instansi tersebut menggunakan media elektronik dalam proses pengolahan administrasi dan
penyimpanan database kependudukan. Dengan persyaratan yang sudah lengkap maka pembuatan akta kelahiran dapat selesai tepat waktu, kendala lain sebenarnya adalah
pada keterbatasan akses terutama di daerah-daerah pelosok yang memerlukan waktu cukup lama untuk sampai ke DisdukCapil, ketidakhadiran Kepala Dinas dan
ketidaktahuan masyarakat mengenai persyaratan lengkap sehingga harus bolak-balik dari tempat tinggal menuju DisdukCapil . Hal inilah yang biasanya menjadi
penghambat yang memakan waktu lama dalam pembuatan akta kelahiran.
IV.2.3 Biaya Pelayanan
Kepastian Biaya mengandung pembiayaan secara tetap atas pelayanan yang diterima. Biaya pelayanan merupakan segala biaya dan rinciannya atau sebutan
apapun sebagai imbalan atas pemberian pelayanan umum yang besaran pembayarannya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Transparansi mengenai biaya pelayanan harus dapat diwujudnyatakan dalam segala aspek pelayanan publik. Termasuk juga dalam
pelayanan Akta Kelahiran. Sesuai dengan Undang – Undang No 23 Tahun 2006 Mengenai Administrasi
Kependudukan, masyarakat memang dibebankan biaya seperti biaya panjar ongkos perkara ke BRI Sebesar Rp.91.000, biaya leges,biaya penetapan pengadilan dan biaya
legalisasasi tanda tangan. Namun, hal ini dirasakan cukup memberatkan bagi masyarakat akibat biaya perjalanan yang cukup jauh ke DisdukCapil ditambah biaya
membayar para saksi apabila harus ke Pengadilan. Sehingga akhirnya ada beberapa masyarakat lebih memilih mengurus melalui Biro Jasa calo ketimbang mengurus
sendiri
Universitas Sumatera Utara
61
Berikut hasil wawancara peneliti dengan para informan yang telah mengurus Akta Kelahiran beberapa minggu sebelum peraturan baru yaitu UU No.24 Tahun
2013 dikeluarkan : “Ibu mengurus melalui seorang Calo karena prosesnya sangat sulit jadi saya
lebih meimilih diuruskan oleh orang. Biaya yang saya keluarkan untuk mengurus akta kelahiran ini mencapai Rp 250.000… Hasil Wawancara
dengan Ibu Rame
Pernyataan diatas juga dikuatkan oleh salah seorang informan lain yang mengurus melalui orang atau perantara yang sama, Ibu Ronna Gultom, S.Pd :
“ Ibu juga mengurus Akta Kelahiran anak melalui orang lain, jadi tidak harus pergi ke Pengadilan dan DisdukCapil berhubung saya tidak punya
waktu karena harus mengajar di sekolah dan biaya yang saya bayarkan kepada Biro Jasa sebesar Rp.250.000”.
Akhirnya, keluhan dari masyarakat mengenai biaya mahal dalam pengurusan akta kelahiran ini pun direspon oleh pemerintah dimana pada tanggal 17 Januari 2014
dikeluarkanlah Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 melalui surat edaran Menteri Dalam Negeri,
maka dalam Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan tidak dipungut lagi biaya sepeserpun.
Berikut hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan mengenai biaya pengurusan Akta Kelahiran setelah keluarnya UU No.24 tahun 2013, :
“ Biaya yang dikenakan tidak ada sama sekali, cukup membawa syarat- syaratnya dengan lengkap lalu pemohon hanya menunggu petugas
memproses data..” Hasil Wawancara dengan Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun, Bapak Albert Sinaga,SPd MPd
Pernyataan diatas dikuatkan oleh seorang informan lain,Bapak Tigor Ambarita, yaitu: “ Biaya pelayanan disini sudah gratis, tidak ada pungutan lagi dari Petugas
disini. Namun tidak ada salahnya juga saya memberi mereka sekedar uang terima kasih.”
Universitas Sumatera Utara
62
Hal diatas dikuatkan oleh informan lain, Ibu Lili, yaitu : “Mengenai biaya membuat akta lahir di Dinas kependudukan dan catatan
sipil ini tidak ada lagi, namun saya tidak keberatan memberikan mereka uang terima kasih sebesar dua puluh ribu rupiah”.
Namun berbeda halnya seperti yang dialami oleh salah seorang informan lain, Bapak Medi Ruslen Saragih,S.Pd ,yaitu :
“Untuk masalah biaya di DisdukCapil ini tidak ada lagi, semua sudah gratis. Namun pada saat mengurus surat pengantar dari Desa saya di Bosar
Maligas, saya justru dimintai uang lima puluh ribu rupiah oleh Sektretaris Desa”.
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa sebelumnya masyarakat memang mengeluhkan besarnya biaya yang harus mereka keluarkan untuk mengurus
Akta Kelahiran. Namun setelah biaya pengurusan sudah digratiskan oleh pemerintah, masyarakatpun merasa cukup dimudahkan. Hal ini terutama dirasakan oleh
masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah.
IV.2.4 Produk Pelayanan
Produk Pelayanan merupakan hasil dari proses pelayanan yang dijalani oleh masyarakat. Upaya untuk mengikuti semua prosedur Pada Dinas Kependudukan Dan
Catatan Sipil adalah untuk mendapatkan produk yang diinginkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, produk pelayanan tersebut adalah Akta Kelahiran.
Universitas Sumatera Utara
63
Gambar 5. Bentuk Akta Kelahiran
Berikut hasil wawancara peneliti dengan Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Bapak Albert Sinaga S.Pd,M.Pd mengenai masa berlaku dan kegunaan
dari Akta Kelahiran tersebut. “Masa berlaku sertifikat akta kelahiran adalah seumur hidup.Manfaatnya
yaitu sebagai wujud pengakuan negara mengenai status kewarganegaraan seseorang, sebagai dokumen atau bukti sah mengenai identitas seseorang,
sebagai bahan rujukan untuk penetapan kartu identitas lainnya,pengurusan dokumen melamar kerja,menikah,dan sebagainya”.
Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan mengenai alasan mereka mengurus Akta Kelahiran :
“Alasan saya mengurus Akta Kelahiran anak saya untuk persyaratan untuk mendaftar ke sekolah”.Hasil wawancara dengan Ibu Yesinta Sitio
Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan informan lain yaitu Ibu Ira Dabukke,S.Pd :
“ Saya mengurus Akta Kelahiran ini adalah untuk keperluan nikah kantor”. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan Informan lain yaitu Bapak Tigor
Ambarita:
Universitas Sumatera Utara
64
“ Tujuan saya mengurus Akta Kelahiran adalah sebagai salah satu persyaratan bagi anak saya untuk menerima bantuan beasiswa dari
sekolahnya “.
Ketepatan pengerjaan Akta Kelahiran ini juga dapat menjadi cerminan dari kesungguhan pegawai ketika memberikan pelayanan karena jika pegawai
memperhatikan pemohon dengan baik saat memberikan pelayanan, kesalahan- kesalahan penulisan nama yang dibuatkan akta kelahiran tersebut atau kesalahan
lainnya tidak akan terjadi. Dengan mendengarkan kebutuhan para pemohon secara detail dan kemudian memahaminya dengan baik dapat membantu pegawai dalam
mengerjakan tugasnya, karena nantinya ia akan dapat mengerjakan tugasnya dengan maksimal sehingga tidak melakukan kesalahan-kesalahan pada akhirnya.
Kondisi ini sesuai dengan apa yang dikatakan masyarakat yang telah peneliti wawancarai mengenai sertifikat Akta Kelahiran di Dinas Kependudukan Dan Catatan
Sipil Kab.Simalungun: “Menurut saya, Akta Kelahiran yang diterbitkan sudah cukup baik dan tidak
ada kesalahan pengetikan nama”. Hasil wawancara dengan Bapak Alwi Saragih
Pernyataan diatas juga sama dengan yang diungkapkan oleh informan lainnya,Bapak Medi Ruslen,S.Pd,yaitu :
“Akta Kelahiran yang diberikan cukup baik, tanpa ada kesalahan pengetikan nama atau alamat”.
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan oleh masyarakat dimana pelayanan dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan produk dan atau jasa sesuai dengan
kebutuhan para pelanggan atau masyarakat. Kualitas pelayanan merupakan suatu kepuasan dimana terdapat sesuatu yang sebaik mungkin dapat memenuhi keinginan
pelanggan atau masyarakat yang dalam hal ini dapat dilihat apakah spesifikasi produk sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
65
IV.2.5 Sarana dan Prasarana
Menurut Ratminto Atik dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pelayanan” bahwa “standar pelayanan publik sekurangkurangnya meliputi sarana dan
prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik”. Sarana dan prasarana pada DisdukCapil yang masih kurang memadai tercermin dari adanya
beberapa fasilitas penunjang kegiatan yang sudah disediakan namun memang tidak tidak dapat mencukupi untuk seluruh pemohon saat keadaan sedang ramai. Hal ini
terlihat seperti fasilitas ruang tunggu yang kecil,kurangnya sumber listrik cadangan, maupun fasilitas kendaraan.
Kondisi tersebut dikemukakan oleh seorang informan yang telah peneliti wawancarai, sebagai berikut:
“Menurut saya, fasilitas yang ada disini kurang memadai seperti fasilitas ruang tunggu yang kecil dan kurang nyaman, menunggu berkas di proses
saya lebih senang duduk di bawah pohon di depan Kantor .” Hasil wawancara dengan Ibu LiIi
Gambar 6. Ruang Tunggu Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun
Universitas Sumatera Utara
66
Dibutuhkannya penambahan fasilitas untuk menunjang pelayanan yang dapat membuat pelayanan dengan tepat waktu haruslah diutamakan sehingga dalam
prosesnya pun tidak terhambat lagi. Seperti yang terjadi di Lapangan yaitu ketersediaan fasilitas sumber listrik cadangan disaat listrik padam, akibatnya
masyarakat harus sabar menunggu lama akibat tersendatnya proses penerbitan Akta Kelahiran dan bahkan ada yang harus kembali pulang seperti hasil wawancara penulis
dengan Bapak Rimon Simanjuntak, yaitu : “Peralatan di Dinas Ini kurang lengkap, seperti ketersediaan Genset.
Sehingga kalau listrik padam, pegawainya tidak bisa bekerja dan saya harus menunggu lama. Jadi kalau keadaan tidak jelas seperti ini, saya pun lebih
memilih untuk kembali pulang”.
Penyediaan sumber listrik cadangan dinilai sangat penting, terlebih dalam hal Sistem Informasi Administrasi Kependudukan untuk diaplikasikan dalam komputer.
Hal ini diperlukan untuk melengkapi sarana komputer yang berbasis data base kependudukan serta mempersiapkan semua keperluan yang berhubungan dengan
pembuatan akta kelahiran. Berdasarkan keterangan diatas sebagai Kasubbag Penyusunan Program
memberikan pendapatnya dalam hal perlengkapan yang ada di DisdukCapil Kabupaten Simalungun, Ibu Tiarli E.S,S.Kom sebagai berikut:
“Peralatan disini seperti komputer , printer, tv, sudah memadai sehingga mempermudah dalam percetakan akta kelahiran dan yang dokumen
kependudukan lainnya. Disini kita juga sudah punya server”.
Namun berbeda dengan yang diungkapkan oleh Seksi Data dan Penyuluhan Ibu Nurliati Purba,SH, yaitu :
“ Ada beberapa kendala dalam pemenuhan sarana dan prasarana di DisdukCapil ini, seperti transport karena untuk fasilitas penunjang seperti
mobil internet keliling, kita masih meminjam mobil LLAJ”.
Universitas Sumatera Utara
67
Dan apa yang dirasakan dalam pencatatan dan pendaftaran akta kelahiran yang melonjak dari masyarakat tetapi sarana dan prasarana kurang memadai, Kepala
Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Bapak Albert Sinaga,SPd.MPd mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
“Seharusnya apabila semua sarana dan prasarana disini lengkap dan tercukupi dengan kebutuhan yang ada, maka pelayanan disini pun akan
berkualitas tetapi kita disini sebagai aparatur sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Namun dikarenakan semua gedung
perkantoran di kawasan ini masih terbilang baru, tentu masih ada kendala dalam hal anggaran dan pemenuhan fasilitas penunjang.Namun kita akan
berusaha melengkapi dengan penambahan anggaran di tahun berikutnya”.
Sarana dan Prasarana yang lengkap atau memadai memang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan dengan yang cepat dan tidak membuat masyarakat menunggu
harus menunggu lama. Data-data yang tersimpan didalam data kependudukan sangatlah penting sehingga seharusnya kelengkapan sarana dan prasarana lebih
diutamakan agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pembuatan akta kelahiran dan tidak menghambat kinerja aparatur DisdukCapil Kabupaten Simalungun.
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan diatas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang ada di DisdukCapil masih kurang memadai. Para informan
yang menilai bahwa fasilitas fisik penunjang kegiatan pelayanan pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil dalam memberikan pelayanan pembuatan akta
kelahiran di Kabupaten Simalungun masih terdapat beberapa kendala yang menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kependudukan Dan
Catatan Sipil Kabupaten Simalungun masih belum memenuhi standar pelayanan publik. Untuk mengatasinya, mereka mengusulkan ada penambahan fasilitas untuk
ditambahkan ke tahun anggaran berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
68
IV.2.6. Kompetensi Petugas Pemberi Layanan
Manusia merupakan unsur yang penting dalam suatu proses pengolahan data, karena manusia merupakan unsur penggerak dan pelaksana dimana dalam hal ini
sumber daya manusia yang dimaksud memiliki potensi yang handal. Potensi yang handal tersebut dapat dilihat berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Simalungun. Kriteria yang diperlukan adalah mereka yang ahli di bidang komputer dan mampu untuk
mengoperasionalisasikannya serta ahli dalam bidang administrasi karena akan dijadikan sebagai operator atau tenaga ahli komputer. Dibutuhkannya aparatur di
DisdukCapil Kabupaten Simalungun yang sudah memenuhi syarat agar dalam memberikan pelayanan sesuai dengan kemampuan, dan kemampuan sesuai dengan
yang apa diharapkan oleh DisdukCapil Kabupaten Simalungun yang bisa memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sumber daya manusia di DisdukCapil Kabupaten Simalungun haruslah yang mempunyai potensi atau kemampuan yang baik untuk memenuhi permintaaan dan
pelayanan masyarakat yang begitu banyak seperti halnya dalam pembuatan akta kelahiran yang setiap tahunnya pasti mengalami kenaikan dalam jumlah
kelahirannya. Peneliti kemudian melakukan wawancara dengan masyarakat yang sedang
mengurus Akta Kelahiran dengan menanyakan apakah pegawai yang terlibat sudah sopan, ramah, profesional dan bertanggungjawab terhadap pekerjaanya.
“Saya melihat dan merasakan sendiri keramahan dan kesopanan pegawai. Mereka memberi informasi dengan jelas sehingga mudah saya
mengerti”.Hasil wawancara dengan Bapak Turiman
Hal diatas juga dikuatkan oleh seorang informan, bapak Alwi Saragih, yaitu : “ Pegawainya ramah dan sopan dalam berkomunikasi dengan saya, saat tiba
di dalam mereka langsung menanyakan apa yang menjadi keperluan saya”.
Universitas Sumatera Utara
69
Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Bapak Albert Sinaga,S.Pd, M.Pd berpendapat bahwa sumber daya manusia yang bisa melayani masyarakat
memang harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlianya dan beliau mengemukakan sebagai berikut:
” Aparatur yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang seperti petugas registrasi itu harus PNS dan pegawai lainnya yang ada di DisdukCapil
Kab.Simalungun ini sudah bekerja sesuai dengan keahliannya masing- masing, seperti di bagian programmer sudah diisi oleh seorang sarjana
komputer.”
. Peneliti kemudian mempertanyakan bagaimana meningkatkan kemampuan pegawai di DisdukCapil Kabupaten Simalungun kepada Seksi Data Dan Penyuluhan
Ibu Nurliati Purba,SH,yaitu : “Untuk meningkatkan kemampuan pegawai diantaranya adalah dengan
melakukan Pendidikan Dan Pelatihan. Pegawai disini cukup sering mengikuti Diklat maupun studi banding baik yang dilaksanakan oleh Pemkab maupun
DisdukCapil sendiri”.
Hal diatas kurang lebih sama seperti diungkapkan oleh Subbag Penyusun Program Ibu Tiarli Sinaga,S.Kom yaitu :
“ Beberapa orang diantara kami cukup sering mengikuti Diklat seperti Diklat Rencana Kerja Dinas RKD dan BIMTEK Perencanaan yang dilaksanakan
oleh BAPPEDA, Diklat Organisasi Tatalaksana oleh Sekda Kabupaten Simalungun, dan Studi Banding Ke Kota Solo”.
Hal ini dikuatkan kembali oleh Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun, Bapak Albert Sinaga, SPd MPd.
“Untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di DisdukCapil ini, memang sudah sering Diadakan Diklat, bahkan ada beberapa Dinas Catatan
Sipil yang berasal dari daerah lain juga datang Studi Banding ke DisdukCapil Kabupaten Simalungun ini baik dari Medan, Sumatera Barat,
dan daerah lainnya”.
Dari hasil wawancara diatas, bahwa pegawai sudah cukup ramah dan profesional dalam memberi pelayanan. DisdukCapil Kabupaten Simalungun mau
Universitas Sumatera Utara
70
tidak mau harus memperkerjakan pegawai yang memang layak untuk bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategik dalam organisasi. Karena itu pemberdayaan sumber daya
manusia merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh dalam organisasi. Jika kebutuhan sumber daya manusia atau aparatur terpenuhi sesuai
dengan yang dipersyaratkan dan mempunyai kemampuan yang dibutuhkan, maka pelayanan yang diberikan pun akan jauh lebih baik dalam memberikan kepuasan dan
memberikan hasil yang maksimal bagi masyarakat.
Gambar 7. Peneliti mewawancarai warga yang telah mengurus akta kelahiran
Universitas Sumatera Utara
71
BAB V ANALISA DATA
V.1. Prosedur Pelayanan