Modus dan Modalitas LANDASAN TEORI

4 Modalitas Keinginan Dalam modalitas keinginan, penulis menyatakan untuk menghendaki atau menginginkan suatu kejadian yang dilakukan oleh subjek yang dimaksudkan oleh penulis. Contoh: a Keputusan yang diambil oleh presiden sudah sangat tepat. b Aku ingin pergi ke Jakarta.

2.4 Menulis

Menulis merupakan salah satu kegiatan dari empat keterampilan berbahasa selain kegiatan menyimak, membaca, dan berbicara. Menurut Tarigan 1985:4, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik itu. Dalam kegiatan menulis, kita perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan ketatabahasaan. Apabila tidak memperhatikan penggunaan tata bahasa yang benar, informasi yang akan disampaikan dapat menimbulkan ketidakpahaman. Menulis juga merupakan suatu kegiatan untuk berkomunikasi. Menulis tentu saja akan menghasilkan sebuah tulisan. Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung Tarigan, 1985: 22. Maka dari itu, kegiatan menulis memerlukan kecermatan dalam penggunaan ejaan, tanda baca, dan aspek ketatabahasaan yang lain. Hal tersebut dimaksudkan agar tulisan yang dihasilkan benar-benar mampu menjalankan fungsinya sebagai alat komunikasi yang memberikan informasi seperti yang diinginkan. Menurut Tarigan 1985, terdapat empat tujuan dari menulis. Tujuan- tujuan tersebut adalah 1 memberitahukan atau mengajar yang disebut dengan wacana informatif, 2 meyakinkan atau mendesak yang disebut dengan wacana persuasif, 3 menghibur atau menyenangkan yang disebut dengan tulisan literer, dan 4 mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api yang disebut dengan wacana ekspresif. Uraian di atas menunjukkan bahwa kegiatan menulis sangat penting bagi banyak orang. Tidak hanya sebatas sebagai sebuah kegiatan berbahasa, tetapi menulis juga menjadi sarana untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan gagasan bagi setiap penulis. 2.5 Karangan 2.5.1 Pengertian Karangan Karangan merupakan hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca Gie, 1992:23. Sebuah karangan dapat berisi tentang berbagai macam informasi dan ciri-ciri tertentu. Berdasarkan hal tersebut, karangan dapat digolongkan ke dalam 5 lima golongan. Penggolongan tersebut adalah 1 bentuk, 2 ragam, 3 jenis, 4 rumpun, 5 macam.

2.5.2 Pengertian Karangan Narasi

Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu Keraf, 2007:136. Berbeda dengan Keraf, Nurgiyantoro 1995:331 berpendapat bahwa narasi merupakan cerita yang mengisahkan secara langsung, pengungkapan secara langsung. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa narasi merupakan sebuah bentuk karangan berupa cerita yang di dalamnya terdapat peristiwa dan kejadian dalam suatu urutan waktu tertentu. Terdapat dua tujuan dari narasi menurut Keraf 2007:136. Kedua tujuan tersebut adalah 1 narasi bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pembaca, agar pengetahuannya bertambah luas, yaitu narasi ekspositoris dan 2 menyampaikan sebuah makna kepada para pembaca melalui daya khayal yang dimilikinya, yaitu narasi sugestif. Berikut penjelasan mengenai kedua tujuan narasi menurut Keraf 2007:136. 1 Narasi Ekspositoris Narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan Keraf, 2007:136. Dalam hal ini, isi dari narasi mengajak pembaca untuk mengembangkan daya pikir atau akalnya untuk menyelami rangkaian peristiwa yang disajikan untuk mendapatkan informasi yang sesuai. Narasi ekspositoris hanya sekedar memberikan informasi kepada para pembaca agar para pembaca memperoleh pengetahuan melalui informasi yang disampaikan. Berikut karakteristik dari narasi ekspositoris yang telah dipaparkan oleh Keraf 2007:138 – 139. 1 Memperluas pengetahuan 2 Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian 3 Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional 4 Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotatif. 2 Narasi Sugestif Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca Keraf, 2007:138. Narasi sugestif memberikan informasi, selain itu narasi sugestif juga membuat para pembaca mampu menemukan makna yang terkandung dalam sebuah narasi tersebut. Berikut karakteristik dari narasi sugestif yang telah dipaparkan oleh Keraf 2007:138 – 139. 1 Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat 2 Menimbulkan daya khayal 3 Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna 4 Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif. Sesuatu yang berwujud pasti memiliki struktur. Struktur tersebut yang nantinya akan menjadi aktor penting yang membuat suatu wujud tertentu menjadi jelas dan runtut. Narasi juga mempunyai struktur tertentu dalam pembentukannya. Selain itu, narasi juga memiliki sebuah plot atau alur. Menurut Keraf 2007:145, ada bagian yang mengawali narasi, ada bagian yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari situasi awal, dan ada bagian yang mengakhiri narasi itu.

2.6 Kerangka Berpikir