Analisis Jenis Diksi Analisis Data Penelitian ini bertujuan a mendeskripsikan jenis diksi yang digunakan

23 Waktu istirahat sudah dekat, maka Bu Tuti dapat mengakhiri pelajaran matematika. ABk. 10 24 Perjalanan menuju ke sekolah, membutuhkan waktu beberapa menit. STk. 10 25 Nama ibu Risy dan anak Bambang dan Hesti. VKk. 2 Frase sudah dekat pada kalimat 23 bermakna konotasi, maka agar dapat menimbulkan fakta yang jelas sebaiknya diganti menjadi frase yang lebih jelas maknanya, misalnya 5 menit lagi. Frase beberapa menit pada kalimat 24 juga bermakna konotasi, agar lebih jelas seharusnya langsung menyebutkan angka, misalnya 30 menit. Demikian juga dengan kalimat 25. Frase anak Bambang pada kalimat 25 bermakna anak dari Bambang, padahal yang dimaksud oleh penulis adalah nama seorang anak yaitu Bambang. Maka dari itu, tidak perlu menambah kata anak di depan kata Bambang. 4.2.2.2 Penggunaan Kata Sinonim Penggunaan kata sinonim dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014 hanya ditemukan pada 14 buah karangan. Hal tersebut berarti bahwa tidak semua karangan menggunakan kata sinonim dalam kalimatnya. Berikut merupakan contoh penggunaan kata sinonim yang terdapat dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014. 26 Untuk mengambilkan pakaian seragamnya untuk dikenakan. ABk. 4 27 Oleh karena sudah pukul 07.00, Ibu Gerardus segera menyetop sebuah taksi penumpang, untuk ditumpang anaknya Gerardus terus bertolak dengan teapt waktu yaitu pukul 07.30. ABk. 5 28 Ketika turun dari taxi, ia berjumpa dengan 4 orang teman : Sandre, Andi, Karo, dan John. ABk. 6 29 Setelah mandi pagi, Beni kemudian memakai pakaian sekolahnya. EKk. 3 30 Doni akhirnya tiba di sekolah tepat pada waktu yang telah ditentukan disekolah yaitu masuk sekolah pukul 07.30 tepat. FLk. 9 Kata dikenakan dalam kalimat 26, kata bertolak pada kalimat 27, kata berjumpa pada kalimat 28, kata memakai pada kalimat 29, dan kata tiba pada kalimat 30, merupakan kata-kata yang memiliki sinonim. Kata dikenakan pada kalimat 26 bersinonim dengan kata dipakai, kata bertolak pada kalimat 27 bersinonim dengan kata pergi, kata berjumpa pada kalimat 28 bersinonim dengan kata bertemu, kata memakai pada kalimat 29 bersinonim dengan kata mengenakan, dan kata tiba pada kalimat 30 bersinonim dengan kata sampai. 4.2.2.3 Penggunaan Kata Idiomatik Penggunaan kata idiomatik dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014 hanya ditemukan pada dua karangan. Berikut dua contoh penggunaan kata idiomatik dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014. 31 Oleh karena sudah pukul 07.00, Ibu Gerardus segera menyetop sebuah taksi penumpang, untuk ditumpang anaknya Gerardus terus bertolak dengan teapt waktu yaitu pukul 07.30. ABk. 5 32 Karena hari ini adalah hari senin, maka Beni bergegas ke sekolahnya agar tidak terlambat. EKk. 3 Penggunaan bentuk idiom pada kalimat 31 dan 32 ditandai dengan frase oleh karena dan kata karena. Penggunaan bentuk idiom oleh karena dalam kalimat 31 sudah tepat, karena untuk menuju ke kalimat berikutnya sudah dipertegas dengan tanda koma ,. Selanjutnya, penggunaan bentuk idiom karena dalam kalimat 32 juga sudah tepat penggunaannya, karena dipertegas dengan tanda koma , sebelum kalimat selanjutnya. 4.2.2.4 Penggunaan Kata Umum dan Kata Khusus Penggunaan kata umum dan kata khusus banyak ditemukan dalam karangan, bahkan dalam satu kalimat terdapat lebih dari satu kata khusus dan kata umum. Walaupun banyak ditemukan penggunaan kata umum dan kata khusus dalam setiap karangan, tetapi kata khusus dan kata umum yang digunakan cenderung sama di setiap karangan. Berikut merupakan contoh penggunaan kata umum dan kata khusus dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada tahun 2014. 33 Setelah mandi Gerardus pun membuka lemari pakaian. ABk. 3 34 Waktu istirahat sudah dekat, maka Bu Tuti dapat mengakhiri pelajaran matematika. ABk. 10 35 Loncenga telah berbunyi tanda beristirahat. ABk. 11 36 Pergi ke Sekolah. EKk. 1 37 Untuk mengambilkan pakaian seragamnya untuk dikenakan. ABk. 4 38 Untuk mengambilkan pakaian seragamnya untuk dikenakan. ABk. 4 39 Oleh karena sudah pukul 07.00, Ibu Gerardus segera menyetop sebuah taksi penumpang, untuk ditumpang anaknya Gerardus terus bertolak dengan teapt waktu yaitu pukul 07.30. ABk. 5 40 Pada pukul 07.00 Doni mulai berangkat ke sekolah, Mengingat jarak rumah dan sekolah yang cukup jauh. FLk. 5 Kata pakaian pada kalimat 33, kata waktu pada kalimat 34, kata berbunyi pada kalimat 35, dan kata pergi pada kalimat 36 merupakan kata umum. Kata-kata tersebut merupakan kata umum, karena memiliki arti yang luas. Jadi, kata-kata tersebut dikatakan memiliki arti luas karena kata-kata tersebut dapat memiliki banyak arti. Kata seragam pada kalimat 37, kata dikenakan pada kalimat 38, kata bertolak pada kalimat 39, dan kata berangkat pada kalimat 40 merupakan kata khusus. Kata-kata tersebut merupakan kata khusus, karena merupakan sinonim kolokasi dari kata-kata tertentu dan beberapa di antaranya juga merupakan hiponim dari kata-kata tertentu, misalnya kata seragam pada kalimat 37 yang merupakan hiponim dari kata pakaian. Kemudian, kata dikenakan pada kalimat 38, kata bertolak pada kalimat 39, dan kata berangkat pada kalimat 40, masing-masing merupakan sinonim kolokasi dari kata dipakai, pergi, dan pergi.

4.2.3 Hasil Analisis Kesesuaian Pilihan Kata

Berdasarkan hasil analisis mengenai penggunaan diksi, diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014 hanya meliputi satu aspek kesesuaian diksi, yaitu penggunaan kata baku dan kata tidak baku. Namun, dalam penelitian ini hanya difokuskan pada penggunaan kata tidak baku. Menurut aspek ketidakbakuan kata, peneliti hanya menganalisis ketidakbakuan kata menurut aspek ortografi dan aspek ragamkaidah bahasa. Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan diksi dilihat dari segi kesesuaian pilihan kata, khususnya dari segi kata tidak baku. 41 Setelah mandi Gerardus pun membuka lemari pakaian. ABk. 3 42 Oleh karena sudah pukul 07.00, Ibu Gerardus segera menyetop sebuah taksi penumpang, untuk ditumpang anaknya Gerardus terus bertolak dengan teapt waktu yaitu pukul 07.30. ABk. 5 43 Setelah bangun pagi ia membereskan tempat tidurnya dan ia mengambil keperluan mandi sabun, sikat gigi, odol, handuk dan pakaian ganti lalu melangkah ke kamar mandi untuk mandi. MYk. 2 44 Pada senen pagi, teapt pukul 06.00, Gerardus bangun dari tempat tidurnya. ABk. 1 45 Pagi ini jarum jam di kamar Beni menunjukan pukul 06.00. EKk. 1 46 Pada pukul 7.20 menit Dimas dan kawan-kawan baris dengan rapih dan masuk kekelas dengan berbaris yang rapih. FFk. 4 Kata lemari pada kalimat 41, kata menyetop pada kalimat 42, dan kata membereskan pada kalimat 43, merupakan kata tidak baku menurut aspek ragam bahasa. Kata baku dari kata lemari adalah almari, kata baku dari kata menyetop adalah menghentikan atau memberhentikan, dan kata baku dari kata membereskan adalah merapikan. Kata senen pada kalimat 44, kata menunjukan pada kalimat 45, dan kata rapih pada kalimat 46, merupakan kata tidak baku yang dilihat dari aspek ortografi atau penulisannya. Kata senen, menunjukan, dan rapih, merupakan kata tidak baku yang mengalami perubahan ortografi. Kata senen mengalami perubahan ortografi dengan perubahan vokal i, kata baku yang seharusnya adalah Senin. Kata menunjukan mengalami perubahan ortografi dengan pengurangan konsonan k, kata baku yang seharusnya adalah menunjukkan, kata rapih mengalami perubahan ortografi dengan penambahan konsonan h, kata baku yang seharusnya adalah rapi.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang berjudul Penggunaan Diksi dalam Karangan Narasi Karya Guru-Guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada Tahun 2014, bertujuan untuk mendeskripsikan jenis diksi yang digunakan dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014, dan mendeskripsikan penggunaan diksi dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014 dilihat dari segi ketepatan dan kesesuaian diksi. Data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 154 kalimat dari 19 karangan. Data tersebut diteliti dan telah disetujui oleh triangulator pada tanggal 26 Juni 2015. Data yang diuji oleh triangulator sebanyak 10 dari hasil analisis peneliti yang diambil secara acak. Menurut Soedjito 1988:39 - 47, dalam kaitannya dengan pilihan kata atau diksi, kosakata bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi kata abstrak, kata konkret, kata umum, kata khusus, kata populer, kata kajian, kata baku, kata nonbaku, kata asli, dan kata serapan. Dalam menganalisis diksi yang digunakan, peneliti menganalisis kata-kata di setiap kalimat dalam karangan sesuai dengan penggolongan kata masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian, diksi yang digunakan dalam karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014 meliputi kata abstrak, kata konkret, kata umum, kata khusus, kata kajian, kata baku, kata tidak baku, dan kata serapan. Dalam karangan narasi tersebut, tidak ditemukan penggunaan kata populer dan kata asli. Diksi yang ditemukan pun tidak banyak, karena jumlah kalimat pada tiap karangan juga sedikit, paling sedikit 2 kalimat dan paling banyak hanya 16 kalimat. Dari 154 kalimat, ditemukan 24 kata abstrak, 40 kata konkret, 66 kata umum, 104 kata khusus, 1 kata kajian, 35 kata baku, 49 kata tidak baku, dan 16 kata serapan.