Penelitian Terdahulu yang Relevan

juga dapat disampaikan tanpa menimbulkan kesalahpahaman. Melalui penguasaan kosa kata yang baik, pikiran yang ingin disampaikan oleh seseorang akan lebih berbobot dibandingkan dengan orang yang minim kosa kata. Seperti yang telah dipaparkan oleh Gorys Keraf 1986:24, bahwa mereka yang luas kosa katanya akan memiliki kemampuan yang tinggi untuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili maksud atau gagasannya. Dalam berkomunikasi, selain menguasai kosa kata atau perbendaharaan kata, seseorang juga perlu memperhatikan pilihan kata atau diksi. Hal tersebut perlu dilakukan agar seseorang tidak melakukan pemborosan kata dan tetap menyampaikan maksudnya dengan porsi yang tepat. Proses pemilihan kata juga dimaksudkan agar pikiran atau maksud dari seseorang dapat berjalan sesuai dengan konteks tertentu. Menjadi suatu keuntungan bagi seseorang yang menguasai perbendaharaan kata, karena mereka dapat menganalisis kata dan memilih kata sesuai dengan konteks yang dimaksudkan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Gorys Keraf 1986:24, yaitu jelaslah bahwa seorang yang luas kosa katanya dan mengetahui secara tepat batasan-batasan pengertiannya, akan mengungkapkan pula secara tepat apa yang dimaksudnya. Diksi atau pilihan kata merupakan kata-kata yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan meliputi fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan Keraf, 1987:23. Selain itu, Widyamartaya 1990:45 juga memaparkan pendapat lain mengenai pengertian diksi atau pilihan kata. Beliau menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Menurut Gorys Keraf 1986:24, terdapat tiga kesimpulan utama mengenai diksi atau pilihan kata. Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata- kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan- ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan lain yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Berdasarkan pengertian diksi menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa diksi atau pilihan kata adalah adalah kata-kata, kelompok kata, baik ungkapan maupun gaya, yang diseleksi untuk melancarkan proses komunikasi atau berbahasa agar maksud dan gagasan dapat tersampaikan dengan baik, sedangkan prosesnya disebut dengan pemilihan kata. Proses pemilihan kata tidak dapat dilakukan dengan cara yang sembarangan, tetapi perlu memperhatikan ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Gorys Keraf 1986:24 yang menyatakan bahwa, pilihan kata tidak hanya mempersoalkan ketepatan pemakaian kata, tetapi juga mempersoalkan apakah kata yang dipilih itu dapat juga diterima atau tidak merusak suasana yang ada. Soedjito 1988, dalam bukunya yang berjudul Kosakata Bahasa Indonesia membagi pilihan kata menjadi tiga bagian, yaitu penggolongan kata, makna kata, dan perubahan makna. Berikut penjelasan mengenai tiga bagian tersebut. a. Penggolongan Kata Menurut Soedjito 1988:39 - 47, dalam kaitannya dengan pilihan kata atau diksi, kosakata bahasa Indonesia dapat digolongkan sebagai berikut. 1 Kata Abstrak dan Kata Konkret Kata abstrak ialah kata yang mempunyai rujukan berupa konseppengertian, sedangkan kata konkret ialah kata yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat dicerap oleh pancaindera dilihat, diraba, dirasakan, didengarkan, atau dicium Soedjito, 1988:39. Contoh: Kata Abstrak Kata Konkret kemajuan membangun jembatan, mendirikan rumah, membuat jalan kemakmuran sandang, pangan, rumah kerajinan bekerja, belajar, membaca demokrasi musyawarah, berunding 2 Kata Umum dan Kata Khusus Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata khusus ialah kata yang sempitterbatas ruang lingkupnya Soedjito, 1988: 41. Contoh: Kata Umum Kata Khusus jatuh roboh, rebah, longsor, runtuh melihat menonton, menatap, menengok besar raya, agung, makro, akbar memotong menebang, membelah, memenggal 3 Kata Populer dan Kata Kajian Kata populer ialah kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan masyarakat dalam komunikasi sehari-hari, sedangkan kata kajian ialah kata yang dikenal dan dipakai oleh para ilmuankaum terpelajar dalam karya-karya ilmiah Soedjito, 1988:43. Contoh: Kata Populer Kata Kajian keahlian profesi sementara tentatif harapan prospek kecerdasan intelegensi rancangan desain contoh sampel 4 Kata Baku dan Kata Nonbaku Kata baku ialah kata yang mengikuti kaidahragam bahasa yang telah ditentukandilazimkan, sedangkan kata nonbaku ialah kata yang tidak mengikuti kaidahragam bahasa yang telah ditentukandilazimkan Soedjito, 1988:44. Contoh: Kata Baku Kata Nonbaku Kamis Kemis teladan tauladan tradisional tradisionil kaidah kaedah