sampel peningkatan nilai HbA1c dapat dipengaruhi karena adanya peningkatan nilai body fat percentage. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ravikumar,
Bhansali, Walia, Shanmugasundar and Ravikiran 2011 menunjukkan bahwa peningkatan HbA1c berkorelasi dengan bertambahnya umur r = 0,241, p 0,01.
B. Perbandingan Rerata HbA1c terhadap Body Fat Percentage ≥ 25,10 dan
Body Fat Percentage 25,10
Pada penelitian ini dilakukan perbandingan data dan jumlah responden berdasarkan nilai body fat percentage terhadap HbA1c. Nilai body fat percentage,
dibagi didalam dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok body fat percentage
yang memiliki nilai lebih besar sama dengan nilai normal, sedangkan kelompok yang kedua merupakan kelompok yang memiliki nilai body fat
percentage lebih kecil dari nilai normal, sedangkan nilai HbA1c akan terbagi
dalam tiga kelompok. Data pengukuran body fat percentage dibagi dalam dua kelompok.
Kelompok yang pertama dengan nilai body fat percentage ≥25,10 dan kelompok
kedua dengan nilai body fat percentage 25,10. Nilai HbA1c dibagi dalam 3 kelompok yaitu normal 5,7, prediabetes 5,7-6,4
dan diabetes ≥6,5. Nilai HbA1c yang sudah terbagi dalam dua kelompok berdasarkan nilai
body fat percentage selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui
distribusi dari masing-masing kelompok. Uji komparatif dilakukan setelah mengetahui hasil dari normalitas data dengan tujuan untuk mengetahui adanya
atau tidaknya perbedaan yang bermakna antara nilai HbA1c pada body fat percentage
yang bernilai di bawah normal dan di atas nilai normal.
Kelompok pertama yang merupakan kelompok HbA1c dengan hasil pengukuran body fat percentage
≥ 25,10 berjumlah 18 responden. Kelompok kedua yang berjumlah 48 responden menunjukkan nilai HbA1c dengan hasil
pengukuran body fat percentage 25,10. Pembagian kelompok HbA1c menurut pengukuran body fat percentage
≥ 25,10 dan 25,10 didasarkan pada klasifikasi body fat percentage menurut Hoeger and Hoeger 2014, di mana
nilai body fat percentage ≥ 25,10 termasuk dalam kategori overweight dan
obesitas, sedangkan nilai body fat percentage 25,10 dikatakan nilai yang normal.
Data HbA1c pada kedua kelompok body fat percentage diuji normalitasnya menggunakan Shapiro-Wilk. Uji normalitas pada analisis data ini
dilakukan dengan menggunakan Shapiro-Wilk karena kedua kelompok memiliki jumlah data 50. Uji normalitas data HbA1c pada kelompok body fat percentage
≥ 25,10 menghasilkan nilai p = 0,000 sedangkan pada kelompok body fat percentage
≥ 25,10 menghasilkan nilai p = 0,000. Hasil uji normalitas kedua kelompok body fat percentage menunjukkan kesamaan distribusi yaitu pada
kelompok dengan body fat percentage ≥ 25,10 dan kelompok body fat
percentage ≥ 25,10 menunjukkan data tidak terdistribusi normal p0,05.
Kedua kelompok data memiliki distribusi yang tidak normal, maka uji komparatif yang digunakan adalah dengan uji Mann-Whitney.
Tabel V. Perbandingan nilai HbA1c pada body fat percentage ≥ 25,10 dan body
fat percentage 25,10 Body Fat Percentage
≥ 25,10 n=18
Body Fat Percentage 25,10
n=48 Signifikansi
Nilai HbA1c 5,79
5,71 0,357
Uji Mann-Whitney menunjukkan hasil nilai 0,357 yang berarti bahwa
antara data HbA1c pada body fat percentage ≥ 25,10 dengan HbA1c pada body
fat percentage 25,10 memiliki data yang berbeda tidak bermakna. Jika
dibandingkan dengan melihat nilai rata-rata pada body fat percentage ≥ 25,10
dan body fat percentage 25,10 pada tabel VI di atas diketahui kedua kelompok masuk dalam klasifikasi nilai HbA1c yang sama yaitu kategori
pradiabetes menurut American Diabetes Association 2014. Hasil uji komparatif pada body fat percentage yang berbeda tidak bermakna ini didukung oleh
klasifikasi HbA1c menurut American Diabetes Association 2014. Hasil uji komparatif ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Park, Lee, and
Jung 2013 yang mendapatkan hasil bahwa nilai HbA1c pria pada penelitian yang dilakukan menunjukkan perbedaan yang bermakna p 0,001 antara BF 25
dengan BF ≥ 25. Perbedaan ini mungkin dikarenakan jumlah responden yang digunakan pada penelitian lebih banyak yaitu 176 responden dan adanya
perbedaan rata-rata umur yang digunakan pada penelitian yaitu 47,27±10,03.
Tabel VI. Perbandingan jumlah responden berdasarkan kelompok body fat percentage terhadap kelompok HbA1c
Body Fat Percentage ≥25,10
Body Fat Percentage 25,10
Klasifikasi HbA1c 5,7
1161,1 28 58,3
Normal
HbA1c 5,7 – 6,4
6 33,3 17 35,4
Prediabetes
HbA1c ≥ 6,5
1 5,5 3 6,25
Diabetes
Pada tabel VII diketahui jika perbedaan jumlah responden yang memiliki nilai HbA1c normal pada kelompok body fat percentage
≥ 25,10 dan body fat percentage
25,10 memiliki perbedaan jumlah yang signifikan 11 vs 28 dan pada nilai HbA1c klasifikasi prediabetes juga diketahui jika jumlah responden
memiliki perbedaan yang signifikan 6 vs 17. Perbedaan yang signifikan ini terjadi karena jumlah responden yang termasuk dalam body fat percentage
≥ 25,10 dan body fat percentage 25,10 tidak seimbang 18 dan 48. Jumlah
responden yang memiliki nilai HbA1c pada klasifikasi diabetes pada kelompok body fat percentage
≥ 25,10 dan body fat percentage 25,10 memiliki perbedaan jumlah yang tidak signifikan 1 vs 3.
Bedasarkan persentase jumlah responden pada tabel VII diketahui bahwa perbedaan persentase jumlah responden yang memiliki nilai HbA1c yang normal
pada kelompok responden yang memiliki hasil perhitungan body fat percentage ≥
25,10 dengan responden yang memiliki hasil perhitungan body fat percentage 25,10 tidak memiliki perbedaan presentase jumlah yang signifikan 61,1 vs
58,3, begitu juga pada responden yang memiliki nilai HbA1c pada klasifikasi pradiabetes 33,3 vs 35,4 dan klasifikasi diabetes 5,5 vs 6,25.
Berdasarkan presentase jumlah responden dapat diketahui bahwa antara responden yang memiliki hasil perhitungan body fat percentage
≥ 25,10 dengan responden yang memiliki hasil perhitungan body fat percentage 25,10 tidak
memiliki perbedaan presentase jumlah yang signifikan
C. Korelasi Body Fat Percentage terhadap HbA1c