10
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Antropometri
Antropometri terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “anthropo” yang berarti manusia dan “metron” yang berarti pengukuran.
Antropometri adalah studi mengenai dimensi tubuh manusia yang meliputi tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak. Antropometri merupakan jenis pengukuran
yang cepat, murah, dan mudah serta merupakan komponen yang penting untuk menilai tingkat nutrisi anak-anak dan dewasa. Antropometri meliputi berbagai
pengukuran tubuh manusia yaitu berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, pinggang, tungkai, panjang tungkai, lebar bahu, pergelangan tangan, dan
ketebalan lipatan kulitskinfold thicknesses Preedy, 2012; NHANES, 2013. Pengukuran antropometri adalah metode yang paling dasar untuk menilai
komposisi tubuh. Pengukuran antropometri menggambarkan massa tubuh, ukuran, bentuk, dan tingkat kegemukan Duren, et al., 2008. Penilaian komposisi tubuh
dengan menggunakan metode antropometri dapat digunakan untuk mengetahui adanya faktor risiko dari penyakit diabetes, Cardiovaskular Disease CVD,
kanker dan masalah kesehatan lainnya Hoffman, 2006. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Vaccaro and Huffman 2013, terdapat hubungan yang positif
antara lingkar pinggang dan subcapular skinfold dengan hiperglikemia, dislipidemia dan hipertensi.
B. Skinfold Thickness
Skinfold Thicknesses ST termasuk dalam pengukuran antropometri.
Skinfold thicknesses ketebalan lipatan kulit adalah suatu teknik yang digunakan
untuk mengukur lemak yang terletak di daerah subkutan, yaitu lemak yang terletak tepat di bawah kulit seluruh tubuh Kotecki, 2014. Jumlah lemak
subkutan yang menggambarkan jumlah lemak total tubuh bervariasi menurut umur, jenis kelamin, dan etnis Hoffman, 2014.
Skinfold thicknesses dilakukan dengan cara mengukur ketebalan tubuh
bagian kanan dengan menggunakan alat khusus yaitu skinfold caliper Gambar 1. Pengukuran dengan menggunakan skinfold caliper ini sebaiknya dilakukan oleh
orang yang berpengalaman agar akurat dan dilakukan juga secara berulang. Metode ini memiliki standar eror sebesar 3-4 Kotecki, 2014; Vlad, Ciupa, and
Nicu, 2009.
Gambar 1. Skinfold caliper Baty International, 2013
Pengukuran skinfold thickness dilakukan dengan cara lipat kulit dan lemak menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, lipatan ditarik dengan lembut
menjauhi jaringan otot Gambar 2, kaliper dipegang tegak lurus terhadap lipatan dan dilakukan pengukuran pada jalak ½ inci dari jari Gambar 3. Pengukuran
dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali pada setiap bagian lipatan untuk
kemudian dicari setiap rata-ratanya. Pembacaan hasil dari skinfold caliper dilakukan pada 2 sampai 3 detik. Pada saat pengukuran posisi orang yang diukur
adalah berdiri dan tangan diletakkan disamping tubuh. Kotecki, 2014; Hoeger and
Hoeger, 2012.
Gambar 2. Teknik pengambilan Skinfold thickness yang tepat NHANESS, 2004
Gambar 3. Penggunaan skinfold caliper Insel, Ross, McMahon, and Bernstein, 2011
Beberapa bagian dari lipatan kulit yang dapat diukur adalah bagian tricepss, biceps, subscapular, suprailiac, abdominal, cest-pectoral, midaxillary,
dan thigh. Pengukuran skinfold thickness yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran abdominal, tricepss, dan suprailiac karena ketiga bagian
pengukuran tersebut termasuk ke dalam bagian primer dari pengukuran skinfold thickness
Medeiros and Wildman, 2014.
1. Abdominal skinfold thickness
Pengukuran dilakukan pada lipatan kulit vertikal sekitar 7 cm ke arah kanan dan 1 cm ke bawah umbilikus atau pusar Medeiros and Wildman, 2014.
Abdominal skinfold thickness merupakan parameter untuk menilai obesitas yang
termasuk dalam obesitas sentral Indriati, 2010.
Gambar 4. Abdominal skinfold thickness BrianMac, 2014
2. Tricepss skinfold thickness
Pengukuran pada bagian trisep dilakukan pada lipatan vertikal di bagian belakang lengan atas di bagian tengah antara bahu dan siku atau bagian tengah
antara acromion processes dan olecranon processes Hoffman, 2014 . Standar normal pengukuran tricepss skinfold thickness untuk pria adalah 12,5 mm
Schilling, 2006. Pengukuran ketebalan kulit pada bagian ini dapat digunakan sebagai indikator obesitas Indriati, 2010.
Gambar 5. Triceps skinfold thickness Rolfes, Pinna, and Whitney, 2012
3. Suprailiac skinfold thickness
Pengukuran pada lipatan diagonal yang terletak sejajar dengan iliac dan terletak sekitar 20 mm di atas tulang pangkal paha di dalam garis mid-axillary
Vlad, Ciupa, and Nicu, 2010. Pengukuran ini merupakan parameter untuk menilai obesitas yang termasuk dalam obesitas sentral Indriati, 2010. Nilai
normal untuk suprailiac skinfold thickness pada pria adalah 17,9 mm Junior, Scelza, Boaventura, Custodio,Moiera, and Oliveira, 2012.
Gambar 6. Suprailiac skinfold thickness Beta Tecnology, 2008
C. Body Fat Percentage
Body fat percentage BFP atau disebut juga BF merupakan persentase
total massa tubuh yang berupa massa lemak Medeiros and William, 2014. Lemak yang diukur dalam BFP terdiri dari dua jenis yaitu lemak penting
Densitas badan laki-laki = 1,1093800- 0,0008267 ∑3
M
+ 0,0000016 ∑3
M 2
– 0,0002574 umur,tahun
Lemak tubuh = [4,95 Densitas badan – 4,5] x 100
essential fat dan lemak simpanan storage fat. Essentian fat adalah lemak yang berguna untuk mempertahankan dan fungsi reproduktif, sedangkan storage fat
merupakan akumulasi lemak pada jaringan adiposa Shamy, 2013. Mengukur lemak dalam tubuh merupakan salah satu cara yang paling
baik untuk mengetahui adanya kelebihan berat badan overweight dan obesitas jika dibandingkan dengan cara yang lainnya Kotecki, 2014. Beberapa cara yang
sering digunakan untuk pengukuran BFP adalah under water weighingberat di bawah air, dual-energy x-ray absorptiometry DEXA, bioelectrical impedance
analyzer BIA, body-girth measurements dan pengukuran skinfold thickness
Alters and Schiff, 2013. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode pengukuran skinfold karena pengukuran ini merupakan pengukuran yang paling mudah untuk dilakukan dalam mendapatkan BFP
Rostagi, 2010. Skinfold thickness digunakan dalam mengestimasi jumlah lemak tubuh dengan asumsi bahwa adanya hubungan langsung antara jumlah lemak total
dalam tubuh dengan jumlah lemak yang tersimpan di bawah kulit Medeiros and Widman, 2014.
Untuk mendapatkan BFP hasil pengukuran skinfold thickness dimasukkan dalam rumus yang sesuai Kotecki, 2014. Rumus yang digunakan
dalam penelitian merupakan formula Jackson and Pollock Hoffman, 2014.
Nilai body fat percentage pada pria berumur 40-50 tahun dapat dilihat pada tabel I di bawah ini.
Tabel I. Nilai body fat percentage Hoeger and Hoeger, 2014 Men
≥ 40 years old Underweight
13
Normal 15,0
– 25,0
Overweight 25,1
– 30,0
Obese
≥ 30,1
Body fat percenge yang juga digunakan untuk mengetahui adanya faktor
risiko dari beberapa penyakit seperti diabetes, Cardiovascular Diseases CVD dan arteriosklerosis Labarthe, 2011. Menurut hasil penelitian yang dilakukan
oleh Wang, et al. 2010, risiko terjadinya diabetes tipe 2 memiliki signifikansi yang tinggi pada orang yang memiliki nilai BF tinggi BF 25 untuk laki-
laki; BF 35 untuk perempuan dan BF intermediet BF 20,1 - 25 untuk laki-laki dan BF 30,1
– 35 untuk perempuan.
D. Obesitas