baru yaitu metode TGT. Selama proses pembelajaran, siswa mendapatkan nilai- nilai yang berharga yaitu dapat bekerja sama dengan kelompok pada saat diskusi
dan bersaing secara sehat pada saat mengikuti games tournament. Selain itu siswa juga mengerjakan sendiri ketika siswa dihadapkan pada ujian atau tes. Siswa juga
lebih senang jika metode pembelajaran di sekolah bervariasi misalnya saja dengan metode ceramah atau penjelasan guru dan games. Siswa juga termotivasi ketika
guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapatkan nilai yang baikbagus.
5. Hasil Analisis Hasil Belajar Aspek Kognitif
Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa pada aspek kognitif ditunjukkan dengan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan. Kompetensi dasar tersebut kemudian dijabarkan dalam 4 empat sub- indikator kognitif produk dan kognitif proses. Sub-indikator kognitif produk
meliputi yaitu menjelaskan struktur anatomi pada tumbuhan, menjelaskan fungsi organ tumbuhan dan menjelaskan modifikasi pada organ tumbuhan. Sedangkan
sub-indikator kognitif proses yaitu mengamati struktur morfologi tumbuhan lihat silabus pada lampiran 1.
Dari pretes yang digunakan sebagai data kemampuan awal pengetahuan siswa terhadap materi. Data nilai pretes siswa dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.6 Hasil Analisis Nilai Pretes Siswa Kelas VIII B Mengenai Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Akar, Batang dan Daun
No Jenis Data yang Diamati
Hasil yang Diperoleh
1 Nilai tertinggi
90 2
Nilai terendah 40
3 Jumlah siswa yang tuntas belajar
≥ 70 21 siswa
4 jumlah siswa yang belum tuntas belajar 70
17 siswa 5
Rata-rata nilai 67,89
6 Ketuntasan klasikal
55,26 Hasil analisis nilai pretes selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, diketahui hasil rata-rata nilai pretes siswa sebesar 67,89 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 55,26.
Sedangkan 44,74 siswa belum tuntas belajar. Dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai kemampuan awal siswa masih rendah. Jika kemampuan
mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan masih rendah, maka hasil belajar siswa juga rendah.
Data nilai postes siklus I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Nilai Postes Siswa Kelas VIII B Siklus I Tentang Materi Struktur
dan Fungsi Jaringan Akar
No Jenis Data yang Diamati
Hasil yang Diperoleh
1 Nilai tertinggi
90 2
Nilai terendah 45
3 Jumlah siswa yang tuntas belajar ≥
70 26 siswa
4 jumlah siswa yang belum tuntas belajar 70
12 siswa 5
Rata-rata nilai 73,03
6 Ketuntasan klasikal
68,42 Hasil analisis nilai postes siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.
Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa rata-rata nilai postes siklus I sebesar 73,03 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 68,42. Untuk
nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 45. Pada siklus I ini jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 26 siswa dan 12 siswa lainnya belum tuntas
belajar. Dari hasil nilai akhir siswa siklus I ini belum memenuhi target penelitian
yang diharapkan indikator sekurang-kurangnya 80 siswa memperoleh nilai ≥ 70.
Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan masih rendah sehingga hasil belajar siswa
pada siklus I belum meningkat dengan baik. Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus II diperoleh hasil postes siswa
sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Nilai Postes Siswa Kelas VIII B Siklus II Tentang Materi Struktur
dan Fungsi Jaringan Batang dan Daun
No Jenis Data yang Diamati
Hasil yang Diperoleh
1 Nilai tertinggi
90 2
Nilai terendah 60
3 Jumlah siswa yang tuntas belajar ≥
70 32 siswa
4 Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 70
6 siswa 5
Rata-rata nilai 77,11
6 Ketuntasan klasikal
84,21 Hasil analisis nilai postes siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17.
Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa rata-rata nilai postes siklus II sebesar 77,11 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 84,21. Untuk
nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 60. Pada siklus II ini jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 32 siswa dan 6 siswa lainnya belum tuntas
belajar. Dari hasil nilai akhir siklus II ini sudah memenuhi target penelitian yang
diharapkan indikator sekurang-kurangnya 80 siswa memperoleh nilai akhir ≥
70. Pada siklus II ketuntasaan belajar klasikal tercapai 84,21 siswa memperoleh nilai pada kisaran ≥
70. Berdasarkan nilai akhir tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan siswa dalam mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
telah meningkat dengan baik sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
B. Pembahasan 1. Peningkatan Motivasi Siswa Aspek Afektif