Minyak Atsiri Serai Wangi Jawa Citronella Java Oil

5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Minyak Atsiri Serai Wangi Jawa Citronella Java Oil

Minyak atsiri serai wangi Jawa merupakan minyak atsiri yang berasal dari tanaman serai wangi mahapengiri Cymbopogon winterianus Jowitt. Minyak serai wangi bersifat mudah menguap, dapat larut dalam 3 bagian volume alkohol 80 tetapi bila diencerkan kelarutannya berkurang dan larutan menjadi keruh Widiastuti, 2012. Minyak atsiri serai wangi Jawa menurut EOA Essential Oil Association USA No.14 cit., Panda, 2003 memiliki berat jenis � 25 25 : 0,877 – 0,893; indeks bias nD20: 1,466 – 1,473; warna: kuning muda – kuning. Minyak serai wangi bersifat menenangkan, menyegarkan dan mempertajam pikiran, dapat digunakan sebagai penolak serangga, untuk perawatan kulit, dan sebagai obat urut Widiastuti, 2012, serta dapat untuk bahan parfum, sabun, pasta gigi, kosmetik, antiinflamasi, antiseptikantibakteri, perangsang selera makan, deodorant, dan ekspektoran Yuliani, 2012. Minyak sereh asal Jawa mengandung komponen sebagai berikut : sitronelal 32 – 45, geraniol 12 – 18, sitronelol 11 – 15, geranil asetat 3 - 8, sitronelil asetat 2 – 4, α-cetane, cubebene, calaminene, bourbonene, bisaotene, eugenol, metil eugenol, isopulegol, nerol, linalool, sitral, metil heptenone myrcene dan α-pinene EOA USA No.14 cit., Panda, 2003. Minyak sereh mengandung 3 komponen utama, sitronelal, sitronelol, dan geraniol, serta senyawa ester dari geraniol dan sitronelol. Senyawa-senyawa tersebut merupakan bahan dasar yang digunakan dalam produk farmasi Sastrohamidjojo, 2004. A B C Gambar 1. Struktur sitronelal A, sitronelol B, geraniol C NCBI, 2009 Senyawa penting dalam minyak serai wangi adalah persenyawaan aldehid dengan nama sitronelal dan persenyawaan alkohol disebut geraniol. Kadar sitronelal dan geraniol sangat menentukan mutu minyak serai wangi. Sitronelal, geraniol dan sitronelol mempunyai ikatan rangkap. Mengingat adanya ikatan rangkap pada senyawa-senyawa di dalam minyak serai wangi, maka penyebab kerusakan atau penurunan mutu minyak serai wangi disebabkan oleh adanya proses oksidasi dan polimerisasi resinifikasi. Proses oksidasi dapat menyebabkan perubahan bau dan warna serta menurunkan jumlah geraniol, sitronelal, dan sitronelol. Proses resinifikasi akan menyebabkan minyak serai wangi terlihat keruh. Selain itu, penurunan mutu minyak serai wangi juga dapat disebabkan karena reaksi hidrolisis senyawa ester yang terdapat di dalam minyak serai wangi, seperti senyawa geranial asetat, sitronelil asetat, dan linalil asetat. Hidrolisis senyawa ester akan menimbulkan bau yang tidak enak karena terjadi pembentukan asam-asam organik berantai karbon lebih pendek Widiastuti, 2012. Menurut Lertsatitthanakorn, Taweechaisupapong, Arunyanart, Aromdee, Khunkitti 2010, sitronelal termasuk dalam monoterpen aldehid; geraniol, sitronelol, linalool dan isopulegol termasuk dalam monoterpen alkohol; sitronelil asetat dan geranil asetat termasuk dalam monoterpen ester. Menurut Sikkema 1994, terpen berefek toksik pada fungsi dan struktur membran bakteri dimana sifat lipofilik terpen berikatan dengan fosfolipid bilayer dan memisahkan dari fase airnya. Kemudian membran mengembang dan meningkatkan ketidakstabilan membran serta permeabilitas membran sehingga terjadi kebocoran komponen intraselular. Geraniol dan sitronelol merupakan senyawa alkohol. Senyawa alkohol dapat menyebabkan terjadinya denaturasi dan koagulasi protein sel bakteri. Senyawa alkohol berinteraksi dengan membran sitoplasma, enzim, dan lipid bakteri melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Senyawa alkohol konsentrasi rendah membentuk kompleks protein fenol dengan ikatan lemah sehingga terjadi penguraian diikuti penetrasi senyawa alkohol ke dalam sel bakteri menyebabkan presipitasi dan denaturasi protein bakteri. Senyawa alkohol konsentrasi tinggi menyebabkan koagulasi protein dari membran sel bakteri sehingga lisis dan mengalami kematian. Protein merupakan komponen enzim sehingga ketika terjadi kerusakan mengakibatkan metabolisme menurun yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan menyebabkan kematian sel Siswandono dan Soekardjo, 2008.

B. Porphyromonas gingivalis

Dokumen yang terkait

Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

8 122 176

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH(Piper crocatum) TERHADAP Porphyromonas gingivalis

0 4 18

Daya Antibakteri Ekstrak Daun Sirih Merah (Pipper crocatum) Terhadap Porphyromonas gingivalis

0 11 5

UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora Persica) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Porphyromonas Gingivalis Penyebab Gingivitis In Vitro.

0 1 16

I. PENDAHULUAN Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora Persica) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Porphyromonas Gingivalis Penyebab Gingivitis In Vitro.

0 2 6

UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Porphyromonas gingivalis PENYEBAB Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora Persica) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Porphyromonas Gingivalis Pen

0 1 11

Uji daya antibakteri emulgelantiacne minyak serai wangi Jawa (Cymbopogon winterianus) terhadap Staphylococcus epidermidis.

4 16 111

POTENSI SENYAWA MINYAK SEREH WANGI (CITRONELLA OIL) DARI TUMBUHAN Cymbopogon nardus L. SEBAGAI AGEN ANTIBAKTERI

0 0 8

Uji daya antibakteri emulgelantiacne minyak serai wangi Jawa (Cymbopogon winterianus) terhadap Staphylococcus epidermidis - USD Repository

0 0 109

UJI DAYA ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI SERAI WANGI JAWA (Citronella Java Oil) TERHADAP BAKTERI Porphyromonas gingivalis PENYEBAB GINGIVITIS SKRIPSI

1 6 131