mendegradasi enzim inhibitor kolagenase, hemolysin, dan kolagenase. Porphyromonas gingivalis
dapat mendegradasi perlekatan epitel jaringan periodontal sehingga menyebabkan terjadinya poket periodontal Newman dkk.,
2006. Bakteri Porphyromonas gingivalis memiliki fimbria yang berperan penting sebagai molekul adhesi ketika bakteri berinteraksi dengan sel epitel oral,
fibroblast ligamen periodontal, sel endotel, protein matriks ekstraseluler, protein saliva, dan juga dengan spesies bakteri oral yang lain Lamont, Burne, Lantz,
LeBlane, 2006.
C. Plak Gigi
Plak adalah substansi terukur, resilien, dan berwarna kuning keabuan yang melekat erat pada permukaan keras di dalam rongga mulut Newman, Takei,
Klokkevold, Carranza, 2006. Plak gigi adalah komunitas mikroba kompleks yang terbentuk pada seluruh permukaan gigi yang terpapar cairan bakteri rongga mulut.
Plak terdiri dari bakteri dalam matriks glikoprotein saliva dan polisakarida ekstraseluler. Satu gram plak berat basah mengandung kira-kira 10
11
bakteri Rose, 2004. Di dalam plak gigi manusia terdapat lebih dari 500 spesies mikroba
Newman dkk., 2006. Berdasarkan posisinya pada permukaan gigi terhadap gingiva, plak
diklasifikasikan menjadi dua yaitu : a.
Plak supragingiva Plak supragingiva adalah plak yang ditemukan pada tepi gingiva atau di
atas tepi gingiva. Jenis ini umumnya menunjukkan suatu lapisan bakteri yang
berbeda bentuk dan tipe yang terstruktur. Plak supragingiva terbentuk dari bakteri jenis gram positif dan gram negatif, dimana bakteri gram positif yang berbentuk
kokus dan batang pendek mendominasi permukaan gigi, sedangkan bakteri gram negatif yang berbentuk batang dan filament serta spirochetes mendominasi
permukaan luar dari massa plak yang mature Newman dkk., 2006. Secara klinis, plak supragingiva dapat terlihat sebagai lapisan film tipis yang nyaris tidak
terlihat ataupun sebagai lapisan material tebal yang menutupi permukaan gigi serta tepi gingival Rose, 2004.
b. Plak subgingiva
Plak subgingiva adalah plak yang ditemukan di bawah tepi gingiva diantara gigi dan epitel poket gingiva. Mikroba pada plak subgingiva berbeda
dengan jenis plak supragingiva karena kemampuan daerah subgingiva untuk memvaskularisasi darah dan memiliki potensi redoks yang rendah sehingga
lingkungan di sekitar daerah subgingiva menjadi anaerob Newman dkk., 2006. Secara klinis, plak subgingiva tidak mudah terlihat karena tertutup celah gingiva
atau poket periodontal. Plak gigi tersebut langsung berkontak dengan tepi gingiva dinamakan plak marginal Rose, 2004.
Plak supragingiva dan plak subgingiva merupakan contoh biofilm. Biofilm
menyediakan perlindungan bagi bateri dengan membentuk matriks glikokaliks yang menutupi mikroba sehingga melindunginya dari bahaya
lingkungan sekitarnya. Selain itu, polisakarida ekstraseluler dari glikokaliks biasanya mempunyai berat molekul yang tinggi sehingga mereka tidak larut.
Dengan demikian biofilm sangat sukar untuk dihilangkan. Matriks dari biofilm
juga melindungi bakteri dari antibiotik dan antiseptik, karena antibiotik dan antiseptik tidak dapat dengan mudah menembus pertahanan dari matriks
polisakarida. Biofilm juga menyediakan nutrisi bagi bakteri tersebut. Bakteri- bakteri tersebut terikat satu sama lain dan melekat pada permukaan sehingga
menguntungkan bakteri memperoleh nutrisi yang penting bagi pertumbuhannya Newman dkk., 2006.
Proses dari pembentukan plak dapat dibedakan menjadi tiga fase, yaitu : 1 pembentukan pelikel pada permukaan gigi; 2 inisial adhesi dan perlekatan
bakteri; dan 3 kolonisasi dan maturasi plak. Pada pembentukan pelikel permukaan gigi, seluruh permukaan rongga mulut dilapisi oleh sebuah pelikel.
Lapisan tipis glikoprotein dari saliva yang menutupi permukaan gigi dinamakan acquired pellicle
. Pelikel ini terdiri dari berbagai komponen termasuk glikoprotein musin, protein kaya prolin, fosfoprotein statherin, protein kaya
histidin, enzim dan molekul lain yang dapat berfungsi sebagai tempat melekatnya bakteri. Pada tahap inisiasi adhesi dan perlekatan bakteri terdapat beberapa fase,
yaitu : a.
Tahap I : transport bakteri pada permukaan gigi Bakteri dpat berpindah secara acak melalui gerakan Brownian,
sedimentasi mikroorganisme, aliran cairan, ataupun pergerakan aktif dari bakteri itu sendiri kemotaksis.
b. Tahap II : inisial adhesi
Adhesi reversibel bakteri dipicu oleh interaksi antara bakteri dan permukaan gigi.
c. Tahap III : perlekatan bakteri
Setelah inisial adhesi, perlekatan bakteri dengan permukaan gigi diperkuat dengan adanya ikatan-ikatan kovalen, ionic, dan hidrogen.
d. Tahap IV : pembentukan biofilm dan kolonisasi permukaan
Tahap terakhir dari pembentukan plak merupakan proses kolonisasi dan maturasi plak. Ketika mikroorganisme yang melekat pada permukaan gigi mulai
bertumbuh, mikrokoloni atau biofilm dapat terbentuk dan berkembang. Pada tahapan ini terjadi hubungan baru antara bakteri satu dengan yang lain. Semua
bakteri yang terdapat dalam rongga mulut mempunyai molekul-molekul yang dapat menyebabkan beberapa interaksi antar sel. Proses ini terjadi karena adanya
interaksi molekul protein dan karbohidrat yang terletak pada permukaan gigi Newman dkk., 2006.
D. Gingivitis