E. Tata Cara Penelitian
1. Karakterisasi minyak atsiri serai wangi Jawa Citronella Java Oil
a. Pemeriksaan organoleptis. Pemeriksaan organoleptis yaitu meliputi
pemeriksaan warna dan bentuk minyak atsiri. b.
Pengukuran nilai bobot jenis minyak atsiri. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan piknometer. Piknometer dibersihkan dengan menggunakan
etanol 70 dan kemudian dikeringkan dengan diberi udara kering. Bagian luar piknometer diseka dengan kain kering. Piknometer didiamkan selama 30 menit
lalu ditimbang. Kemudian piknometer diisi dengan menggunakan air suling suhu 25
o
C, lalu mengkondisikannya pada suhu ± 0,2
o
C dibawah 25
o
C selama 30 menit. Selanjutnya dibiarkan selama 30 menit lagi hingga suhu 30
o
C dan timbang. Hasil timbangan dicatat. Piknometer kemudian dikosongkan dan dicuci dengan etanol
70 lalu dikeringkan dengan diberi udara kering. Kemudian diisi dengan minyak atsiri yang bersuhu 25
o
C dan mengkondisikannya pada suhu ± 0,2
o
C dibawah 25
o
C selama 30 menit. Dibiarkan selama 30 menit lagi hingga suhu 30
o
C. Lalu piknometer ditimbang. Menghitung bobot jenis minyak atsiri serai wangi.
Dilakukan sebanyak tiga kali replikasi. c.
Pengukuran indeks bias minyak atsiri. Pengukuran dengan menggunakan alat hand refractometer. Skala diatur 1, 2, atau 3, jarak jangkau dari
skala itu yaitu : “1” :1,333-1,404 skala sebelah kiri; “2” : 1,404-1,468 skala
tengah; “3” : 1,468-1,520 skala sebelah kanan. Ujung refraktometer setelah
prisma ditetesi dengan minyak atsiri diarahkan ke cahaya dan dilihat melalui lensa dengan memutar skala sampai terlihat garis batas gelap dan terang dengan jelas.
Kalibrasi yang ditunjukkan oleh garis batas tersebut memperlihatkan nilai dari indeks bias.
2. Uji daya antibakteri minyak atsiri serai wangi Jawa Citronella Java Oil
terhadap Porphyromonas gingivalis dengan metode difusi sumuran
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Balai Kesehatan Yogyakarta. Uji daya antibakteri minyak atsiri serai wangi dengan metode
sumuran dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a. Pembuatan larutan uji. Minyak atsiri serai wangi Jawa Citronella
Java Oil dibuat berbagai variasi pengenceran dengan cara dilarutkan dalam
parafin cair. Variasi konsentrasi pengenceran yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10.
b. Pembuatan stok bakteri. Diambil 1-3 ose dari bakteri Porphyromonas
gingivalis yang telah dibiakkan, kemudian diinokulasikan pada TSA yang sudah
berada di cawan petri secara streak plate dan diinkubasikan selama 48 jam pada suhu 37
o
C di inkubator CO
2
. Tahap ini digunakan sebagai stok bakteri untuk tahap selanjutnya.
c. Pembuatan suspensi bakteri. Diambil 1-3 ose stok bakteri
Porphyromonas gingivalis , diinokulasikan ke dalam 5 mL NaCl 0,9 dan
divortex supaya tercampur homogen lalu ditunggu selama beberapa saat. Setelah itu suspensi bakteri uji disetarakan dengan larutan standar Mc Farland II 6.10
8
CFUmL atau diukur dengan menggunakan alat densichek hingga konsentrasinya sama dengan larutan standar Mc Farland II.
d. Pembuatan kontrol media. Media TSA dituang ke dalam cawan petri
dan dibiarkan memadat, kemudian diinkubasi di inkubator CO
2
pada suhu 37
o
C selama 48 jam. Setelah itu, diamati apakah terdapat bakteri yang tumbuh atau
tidak. e.
Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji. Media TSA yang telah bersuhu 45-55
o
C setelah disterilkan, kemudian ditambahkan suspensi bakteri uji Porphyromonas gingivalis
dengan kepadatan sesuai dengan standar Mc Farland II lalu dituang ke dalam cawan petri dan digoyang supaya bakteri tersebar merata.
Kemudian diinkubasi pada inkubator CO
2
dengan suhu 37
o
C selama 48 jam. Setelah itu, diamati pertumbuhan bakteri dan dibandingkan dengan perlakuan.
f. Uji daya antibakteri minyak atsiri serai wangi Jawa terhadap
Prophyromonas gingivalis dengan difusi sumuran. 30 mL TSA yang telah
disiapkan kemudian ditambahkan 1 mL suspensi bakteri, lalu dituang ke dalam cawan petri secara pour plate, digoyang, dan dibiarkan memadat. Setelah
memadat, media tersebut dilubangi hingga dasar cawan petri menggunakan pelubang sumuran 6 mm. Lubang tersebut kemudian diberi 30 µL media dan
dibiarkan hingga memadat. Lalu lubang-lubang sumuran ini diisi dengan berbagai variasi konsentrasi, kontrol negatif parafin cair, dan kontrol positif klorheksidin
0,2 dengan volume masing-masing sebanyak 50 µL. Kemudian diinkubasikan pada inkubator CO
2
dengan suhu 37
o
C selama 48 jam lalu diamati dan diukur zona jernih yang dihasilkan.
3. Penentuan KHM dan KBM minyak atsiri serai wangi Jawa Citronella