25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola satu arah. Kemudian
dianalisis statistik uji normalitas Shapiro-Wilk yang dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis
serta uji Wilcoxon. Selain itu, dilakukan juga analisis eksploratif- deskriptif untuk menentukan KHM dan KBM serta identifikasi komponen minyak
atsiri serai wangi Jawa menggunakan GC-MS.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas. Variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini
adalah konsentrasi uji daya antibakteri minyak atsiri daun serai wangi Jawa 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.
b. Variabel tergantung. Variabel tergantung yang terdapat dalam
penelitian ini adalah diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis
. c.
Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali yang terdapat dalam penelitian ini adalah media pertumbuhan bakteri, suhu inkubasi
37
o
C, lama inkubasi 48 jam, diameter sumuran 6 mm, kepadatan suspensi
bakteri uji setara dengan larutan standar Mc Farland II 6.10
8
CFUmL, dan volume pemberian minyak atsiri.
d. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali
yang terdapat dalam penelitian ini adalah proses destilasi minyak atsiri serai wangi Jawa, tanaman serai wangi yang digunakan untuk destilasi, teknik destilasi
minyak atsiri serai wangi Jawa.
2. Definisi operasional
a. Minyak atsiri adalah kelompok minyak nabati yang berwujud cairan kental,
mudah menguap pada suhu ruangan dan memiliki bau khas. b.
Minyak atsiri serai wangi Jawa Citronella Java Oil adalah minyak atsiri yang diperoleh dari tanaman serai wangi yang dibeli dari CV. Indaroma
dengan nomor batch ’12 09 F027. c.
Porphyromonas gingivalis adalah biakan bakteri dengan ATCC 33277 yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Balai Kesehatan Yogyakarta dan
bakteri ini merupakan gram negatif, anaerob, tidak memiliki alat gerak atau coccobacilli
dan panjangnya 0,5 –2 µm, dapat menyebabkan penyakit
gingivitis. d.
Daya antibakteri adalah kekuatan minyak atsiri serai wangi Jawa untuk dapat menghambat atau membunuh bakteri Porphyromonas gingivalis.
e. Metode difusi sumuran adalah suatu cara untuk mengetahui aktifitas daya
antibakteri larutan uji terhadap bakteri uji dengan cara melubangi media padat yang telah diinokulasi dengan bakteri.
f. Metode dilusi padat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan
KHM serta KBM terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis. g.
KHM adalah konsentrasi terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis.
h. KBM adalah konsentrasi terkecil yang dapat membunuh bakteri
Porphyromonas gingivalis.
C. Bahan Penelitian