Ciri-Ciri Remaja Remaja 1. Pengertian

21 ikut-ikutan merokok, ikut-ikutan minum-minuman beralkohol, dan lain sebagainya. 6. Perkembangan Pemahaman Diri Remaja mulai menyadari kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Dengan kesadaran itu remaja menilai sifat dan sikap teman- temannya, yang kemudian diperbandingkan dengan sifat dan sikap yang dimilikinya. Remaja mulai memiliki kemampuan untuk melihat dirinya sendiri secara objektif, yang ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri. Proses pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis pada individu menjelang dan pada masa remaja ini menyebabkan tanggapan masyarakat yang berbeda pula. Mereka diharapakan dapat memenuhi tanggung jawab orang dewasa, tetapi berhubung antara pertumbuhan fisik dan pematangan psikisnya masih belum seimbang, maka kegagalan yang sering dialami remaja dalam memenuhi tuntutan sosial ini menyebabkan frustasi dan konflik-konflik batin pada remaja terutama bila tidak ada pengertian dari pihak orang dewasa. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa para remaja lebih dekat dengan teman sebayanya daripada dengan orang dewasa.

C. Bimbingan Klasikal

Remaja yang merupakan tingkat usia yang memiliki perkembanagn ketidakstabilan emosi, maka diperlukan perhatian dari gerakan bimbingan, 22 sebab remaja menghadapi tugas mengembangkan diri di semua aspek kehidupannya. Lembaga-lembaga pendidikan sekolah bertugas untuk mendampingi generasi muda dalam menyelesaikan tugas mengembangkan dirinya. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Berkaitan dengan bimbingan yang diberikan di sekolah maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang yang berkompeten guru pembimbingkonselor kepada seseorang atau sekelompok orang kliensiswa agar mampu mengenal dirinya, mengembangkan potensi yang dimilikinya, mengatasi persoalan hidup sehingga mampu menentukan sendiribertanggung jawab untuk kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya dan lingkungannya. Bimbingan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang bersifat sosial, maka wajar jika bimbingan dan konseling mempunyai sifat ketergantunggan pada situasi masyarakat setempat. Mengingat hal itu maka dapat dikemukakan bahwa dalam menentukan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling setiap ahli memakai pola yang berbeda. Perlu dipahami bahwa dalam prinsip yang digunakan harus mencakup pola dasar, tujuan, fungsi, sasaran dan segi pelaksanaan. Melengkapi penjelasan mengenai layanan bimbingan klasikal kepercayaan diri pada remaja maka disini peneliti menyajikan prinsip-prinsip yang ada dalam bimbingan dan konseling seperti senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bimo Walgito 2001:24-27: 23 1. Dasar bimbingan di sekolah tidak dapat lepas dari dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan sekolah pada khususnya. 2. Tujuan bimbingan di sekolah tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan pengajaran yang tercantum pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. 3. Fungsi dari bimbingan dalam proses pendidikan dan pengajaran ialah membantu pendidikan dan pengajaran. 4. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu baik anakdewasa yang tidak terbatas pada umur tertentu. 5. Bimbingan dapat dilaksanakan dengan berbagai macam sifat yaitu secara preventif, korektif, dan presentatif. 6. Bimbingan merupakan suatu proses yang kontinyu dan diberikan oleh orang-orang yang mempunyai wewenang dalam hal tersebut. 7. Berkaitan dengan prinsip no. 6 maka para guru perlu mempunyai pengetahuan mengenai bimbingan dan konseling, karena mereka selalu berhadapan langsung dengan murid-murid yang perlu mendapatkan bimbingan. 8. Tiap aspek dari kepercayan diri merupakan faktor yang terpenting dalam menentukan bimbingan klasikal kepercayaan diri siswa. 9. Bimbingan diberikan harus memperhatikan semua aspek yang ada pada kepercayaan diri siswa. 10. Bimbingan yang diberikan harus memperhatikan perbedaan latar belakang sosial, kebudayaan dan sebagainya.