Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

13 Menurut Kumara 1988:261 kepercayaan diri self confidence berkembang melalui pemahaman diri self understand dan berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk belajar menyelesaikan tugas disekitarnya, pengalaman-pengalaman baru yang diperolehnya dan tantangan baru yang dihadapinya. Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek orang yang memiliki kepercayaan diri yaitu orang yang merasa aman, mempunyai ambisi normal, keyakinan pada kemampuan diri sendiri, mandiri, toleransi dan optimis. Adapun penjelasan masing-masing aspek sebagai berikut: 1. Rasa aman adalah rasa percaya bahwa lingkungan sekitar mendukungnya. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai rasa aman pada lingkungan sekitar dan sikap percaya pada lingkungan sosial yang ada. 2. Ambisi adalah kemauan seseorang yang sekiranya merasa mampu dilakukan. Kepercayaan pada kemampuan yang akan dilakukan, secara wajar akan membantu seseorang percaya pada dirinya dan dapat melaksanakan pekerjaan yang ingin dicapai. 3. Yakin pada kemampuan diri sendiri adalah kepercayaan pada kemampuan sendiri dalam melakukan pekerjaan tanpa bantuan orang lain. Seseorang yang mempunyai kepercayaan kemampuan dalam dirinya biasanya mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, hal ini karena dengan percaya diri maka sesuatu dapat dilakukan sendiri. 14 4. Mandiri adalah tingkat kemandirian seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan. Tingkat kemandirian seseorang dapat didukung dengan lingkungan sekitar dan tidak mudah terpengaruh orang lain. 5. Toleransi adalah menghormati perbedaan pendapat orang lain. Seseorang yang mempunyai toleransi pada orang lain, mudah berbagi pada orang lain, mengakui kekurangan diri sendiri, memahami pendapat orang lain, membantu masalah orang lain. 6. Optimis adalah rasa percaya diri akan keberhasilan masa depan. Seseorang yang optimis di tandai dengan tidak mudah putus asa, merasa mampu meraih masa depan, merasa mempunyai kelebihan dibandingkan dengan orang lain dan sikap yang menyenangkan.

B. Remaja 1. Pengertian

Istilah adolescere atau remaja berasal dari kata adolescentia yang berarti remaja yaitu tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.Bangsa primitif demikian pula orang-orang zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan; anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi Hurlock, 1990:85. Istilah adolescere, seperti yang dipergunakan saat ini, rnempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget Hurlock,1990:85 dengan mengatakan secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa 15 di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak, integrasi dalam masyarakat dewasa rnempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber . Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja meningkatkan integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini. Menurut Hollos dalam Steverson, 1994:134 , remaja adalah masa yang paling menarik dalam kehidupan mereka diberbagai budaya. Masa kritis dalam perkembangan berbagai aspek, seperti aspek biologis, psikologis dan perkembangan sosial. Remaja adalah tahapan kedua dari perkembangan seseorang. Setelah individu matang secara seksual dan sebelum diberi hak serta tanggung jawab orang dewasa mengakibatkan kesenjangan antara apa yang secara populer dianggap budaya remaja dan budaya dewasa. Budaya ini memiliki hierarki sosialnya sendiri, keyakinannya sendiri, gaya penampilannya sendiri, nilai-nilai dan norma perilakunya sendiri. Para remaja yang harus mengikuti standar budaya kawula muda bila ingin diterima oleh kelompok sebayanya harus mernpelajari standar perilaku dan nilai-nilai yang nantinya harus diubah sebelum mereka diterima oleh budaya dewasa.