Prosedur PengumpulanData METODOLOGI PENELITIAN

bagian berada di sebelah kiri mean bertanda negatif dan tiga bagian yang berada di sebelah kanan mean bertanda positif. Pada penelitian ini skala terdiri dari 34 item yang masing- masing itemnya diberi skor 4 untuk pilihan jawaban sangat sesuai, skor 3 untuk pilihan jawaban sesuai, skor 2 untuk pilihan jawaban kurang sesuai dan skor 1 untuk pilihan jawaban tidak sesuai. Dengan demikian, rentang minimumnya diambil dari rata-rata skor total terendah yaitu 3434=1 dan sampai rentang maksimumnya diambil dari rata-rata skor total tertinggi yaitu 13634=4. Luas jarak sebarannya adalah 4-1=3. Satuan deviasi standarnya adalah skor maksimal teoritis-skor minimal teoritis6=4-l6=0,5. Mean teoritisnya µ adalah skor maksimal+skor minimal2=4+l2=2,5. Maka penggolongan subjek dimasukan ke dalam 5 kategori diagnosis kepercayaan diri. Keenam satuan deviasi standar dibagi menjadi 5 bagian sebagai berikut: Tabel 5 Kategori Kepercayaan Diri No Formula Kriteria Rerata Kategori 1 X [µ-1,5. ] 1,00 – 1,75 Sangat Rendah 2 [µ-1,5. ] X [µ-0,5. ] 1,76 – 2,25 Rendah 3 [µ-0,5. ] X [µ+0,5. ] 2,26 – 2,75 Sedang 4 [µ+0,5. ]X [µ+1,5. ] 2,76 – 3,25 Tinggi 5 [µ+1,5. ] X 3,26 – 4,00 Sangat Tinggi Keterangan: X = Rata-rata Skor Total dan Butir Subjek µ = Mean Teoritis = Standar Deviasi 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun

Ajaran 20112012 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan data adalah informasi dari responden mengenai tingkat kepercayaan diri para siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 20112012 yang diperoleh melalui statement. Selanjutnya akan dikemukakan tabel yang menunjukkan hasil jawaban responden atas pernyataan yang berkaitan dengan kepercayaan diri. Variabel kepercayaan diri, tersebut terdiri dari 34 pernyataan dengan empat jawaban, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Jawaban sangat setuju menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa tinggi sekali, dan jawaban sangat tidak setuju menunjukkan tingkat kepercayaan diri siswa yang sangat rendah. Adapun tabel hasil penelitian dapat dilihat berikut: Tabel 6 Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 20112012 Interval Tingkat Penilaian Subjek 1,00 – 1,75 Sangat Rendah 1,76 – 2,25 Rendah 2 1,94 2,26 – 2,75 Sedang 8 7,77 2,76 – 3,25 Tinggi 56 54,37 3,26 – 4,00 Sangat Tinggi 24 23,3 Jumlah 103 100 44 Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa dari 103 siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 20112012 yang menjadi subjek penelitian ada 24 siswa 23,3 menyatakan memiliki kepercayaan diri sangat tinggi, kemudian ada 56 siswa 54,37 menyatakan memiliki kepercayaan diri tinggi, ada 8 siswa 7,77 menyatakan memiliki kepercayaan diri sedang, ada 2 siswa 1,94 menyatakan memiliki kepercayaan diri rendah dan 0 siswa 0 menyatakan memiliki kepercayaan diri sangat rendah. Hal ini dapat dikatakan bahwa para siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta umumnya mempunyai kepercayaan diri yang tinggi.

2. Butir-butir Item dengan Skor Terendah Sebagai Dasar Penentuan

Topik-Topik Kepercayaan Diri Perhitungan rata-rata skor total pada butir instrumen kepercayaan diri tiap-tiap butir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7 Pengolonggan Butir-Butir Item dalam Lima Kategori No Rerata Skor Kategori No Item Jumlah Item 1. 1,00 – 1,75 Sangat Rendah - 2. 1,76 – 2,25 Rendah - 3. 2,26 – 2,75 Sedang 23,33 2 5,88 4. 2,76 – 3,25 Tinggi 1,2,3,4,5,8,11,12,13,14,15,1 6,18,19,20,21,22,24,25,26,2 7,28,29,31 24 70,59 5 3,26 – 4,00 Sangat Tinggi 6,7,9,10,17,30,32,34 8 23,53 Jumlah 34 100 Berdasarkan perhitungan rata-rata skor total pada butir instrumen kepercayaan diri sesuai kategori yang dirumuskan oleh Azwar 2009:107- 109 hasil yang diperoleh yaitu butir yang termasuk kategori sangat rendah dan rendah tidak ada. Sebagian besar item dalam kategori tinggi dan sebagian 45 masuk dalam kategori sangat tinggi. Sebagian kecil item masuk dalam kategori sedang.

B. Pembahasan

Hasil penelitian secara umum menggambarkan bahwa siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta mempunyai kepercayaan diri tinggi. Data yang diperoleh menunjukkan 24 siswa 23,3 menyatakan memiliki kepercayaan diri sangat tinggi, sebanyak 56 siswa 54,37 menyatakan memiliki kepercayaan diri tinggi, sebanyak 8 siswa 7,77 menyatakan memiliki kepercayaan diri sedang, sebanyak 2 siswa 1,94 menyatakan memiliki kepercayaan diri rendah dan 0 siswa 0 menyatakan kepercayaan diri sangat rendah dengan kata lain tidak ada siswa yang menyatakan kepercayaan diri sangat rendah. Hal ini dapat dikatakan bahwa belum semua siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta mempunyai kepercayaan diri tinggi, masih ada beberapa siswa yang mempunyai kepercayaan diri dalam kategori rendah. Siswa dengan kepercayaan diri tertinggi kemungkinan karena sebagian besar di sekolah, anak berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang tinggi, sehingga siswa lebih mampu mengepresikan dirinya dengan didukung fasilitas yang mereka miliki, sehingga itu dapat mendorong anak untuk lebih percaya diri. Siswa dengan kepercayaan diri sedang, dikarenakan siswa kurang mampu berinteraksi dengan teman sebaya sehingga siswa malu untuk mengekpresikan dirinya. Munculnya perasaan minder karena kekurangan yang ada di dalam diri sehingga anak malu untuk menunjukkan dirinya, dan ini yang menyebabkan anak tidak percaya dengan dirinya sendiri. 46 Siswa dengan kepercayaan diri rendah, dikarenakan siswa kurang mampu menerima kondisi fisik, lingkungan sebaya kurang menerima dan konsep diri yang kurang. Kondisi ini juga dipengaruhi dari diri siswa yang memiliki sifat tertutup, sehingga pembimbing kurang mengetahui kelemahan siswa yang memiliki kepercayaan diri. Kemungkinan yang lain dapat juga dikarenakan kurangnya bimbingan dari guru pembimbing yang mampu mengarahkan siswa untuk menjadi seorang yang yakin dan percaya bahwa di dalam masing-masing individu terdapat kemampuan yang perlu untuk dikembangkan. Dengan adanya keyakinan akan sesuatu yang dimiliki di dalam diri maka siswa akan lebih percaya diri. Walaupun para siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta belum memiliki kepercayaan diri secara optimal, namun siswa dapat mengarahkan diri pada kepercayaan diri yang berlangsung terus menerus melalui proses belajar. Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta merupakan usia remaja, dapat menjadi suatu latar belakang dalam mencapai kepercayaan diri. Dengan demikian para siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki dorongan untuk memiliki kepercayaan diri. Lingkungan sosial pertama yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepercayaan diri remaja adalah keluarga. Kepercayaan diri remaja terbentuk dengan adanya sikap penerimaan, penghargaan dan kasih sayang dari keluarga. Interaksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas juga turut membentuk kepercayan diri yaitu bagaimana lingkungan memperlakukannya dan bagaimana cara individu mengatasi masalah, menjadi suatu acuan dalam menilai diri sendiri sebagai orang yang mampu atau tidak Siska, 1996 Menurut Lauster 1978 rasa percaya diri bukan merupakan sifat yang diturunkan bawaan melainkan diperoleh melalui pengalaman hidup serta dapat