7
B. TujuanBPenelitian
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  melihat  hubungan  antara dengan jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung khususnya pada usia
remaja awal.
C. ManfaatBPenelitianB 1. B ManfaatBTeoritisB
Memberikan  manfaat  untuk  menambah  kajian  ilmiah  bagi  dunia ilmu  pengetahuan  khususnya  ilmu  psikologi  perkembangan  mengenai
, jarak usia kelahiran, dan jumlah saudara kandung.
2. B ManfaatBPraktisB
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dalam memahami perkembangan remaja awal, terutama mengenai
.
8
BABBIIB LANDASANBTEORIBB
A. SaudaraBkandungB B
1. B PengertianBSaudaraBKandungB B
Saudara  kandung adalah  dua  individu  atau  lebih  yang
memiliki orang tua biologis yang sama, baik itu saudara lakilaki ataupun perempuan Reber  Reber, 2010. Selain itu, saudara kandung
dapat  juga  diartikan  sebagai  suatu  hubungan  sedarah  antara  dua  atau lebih  kakak  beradik  di  dalam  keluarga  inti  Corsini,  1994,  dalam
Permatasari,  2009.  Keluarga  inti  yang  dimaksud  adalah  keluarga  yang terdiri dari orang tua dan anakanaknya, tidak termasuk orangorang yang
tinggal  serumah  seperti  kakek,  nenek,  paman,  bibi,  atau  pembantu Corsini,  1994,  dalam  Permatasari,  2009.  Kakak  beradik  yang  terikat
dalam  hubungan  saudara  kandung  biasanya  tinggal  bersama  dengan orang tua dalam satu rumah. Kondisi ini jelas memberi kesempatan bagi
saudara  kandung  untuk  saling  mempengaruhi  satu  sama  lain  dalam sebuah  interaksi  longitudinal  dengan  melibatkan  kontak  fisik  dan
emosional Hapsari, 2001, dalam Ambarini, 2006. Konsep  di  atas  sesuai  dengan  pendapat  Berkell  dalam  Hurlock,
2000 yang mengatakan bahwa saudara kandung adalah suatu hubungan yang  bertahan  paling  lama  dan  paling  berpengaruh  dalam  kehidupan
seorang anak. Menurut Patterson dalam Susilowati, 2011, bagi sebagian
9
besar  anak,  saudara  kandung  yang  lebih  tua  merupakan  seseorang  yang memiliki  pengaruh  besar  dalam  kehidupan  mereka,  khususnya  dalam
memberi  dukungan,  kerja  sama,  dan  petunjuk.  Namun,  saudara  yang lebih tua juga bisa menjadi sumber konflik dan model peran yang negatif.
Cicirelli  dalam  Susilowati,  2011  menambahkan  bahwa  hubungan saudara kandung dapat mengarah pada perasaan positif,  yaitu rasa kasih
sayang,  melindungi,  dan  membantu  atau  justru  perasaan  negatif  yang dapat  menimbulkan  persaingan  dan  permusuhan  seperti  rasa  iri,  benci,
dan  marah.  Ikatan  emosional  yang  positif  ataupun  negatif  selalu  akan memunculkan  reaksi  perilaku  yang  berbeda  terhadap  saudara
kandungnya. Berdasarkan  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  saudara
kandung merupakan hubungan  sedarah  antara  dua  atau  lebih
saudara  lakilaki  ataupun  perempuan  yang  tinggal  serumah  di  dalam keluarga  inti  sehingga  memungkinkan  bagi  saudara  sekandung  untuk
memiliki pengaruh yang amat besar bagi saudara yang lain.
2. B Faktor5faktorB yangB MempengaruhiB HubunganB AntarsaudaraB Kandung
Hurlock  2000  mengemukakan  beberapa  faktor  yang  dapat mempengaruhi hubungan antarsaudara kandung, antara lain :
a. Sikap Orang Tua
Tanpa disadari sebagian orang tua cenderung memberikan perhatian yang  berbeda  terhadap  anakanaknya.  Menurut  Hurlock  2000,
10
sikap  orang  tua  terhadap  anak  dipengaruhi  oleh  perilaku  dan  usaha anak tersebut dalam memenuhi keinginan dan harapan orang tuanya.
b. Urutan Kelahiran
Orang  tua  cenderung  memberi  peran  anak  menurut  urutan kelahirannya.  Anak  yang  lebih  tua  diharapkan  dapat  memberikan
contoh  yang  baik,  bertanggung  jawab,  bersikap  dewasa,  mengalah, dan  membimbing  adikadiknya.  Di  sisi  lain,  anak  yang  lebih  muda
bisa merasa terintimidasi karena wewenang yang diberikan orang tua terhadap kakaknya tersebut Zainal, 2003. Menurut Hurlock 2000,
peran  yang  diberikan  orang  tua  kepada  anak  bukanlah  peran  yang mereka  pilih  sendiri.  Oleh  karena  itu,  kemungkinan  terjadi
perselisihan besar sekali jika anak tidak menyukai peran yang orang tua berikan kepadanya.
c. Jenis Kelamin Saudara Kandung
Perbedaan  jenis  kelamin  mempengaruhi  kualitas  hubungan antarsaudara  kandung  dalam  hal  kedekatan  dan  konflik.  Menurut
Leder  dalam  Waluyo,  2010,  ada  tiga  tipe  pasangan  antarsaudara kandung  yaitu  lakilaki  dengan  lakilaki,  perempuan  dengan
perempuan,  dan  perempuan  dengan  lakilaki.  Namun,  diantara pasangan  di  atas,  pasangan  kakak  dan  adik  perempuan  cenderung
memiliki  hubungan  yang  dekat.  Sebaliknya,  persaingan  akan  lebih banyak terjadi pada pasangan kakak dan adik lakilaki.
11
d. Jarak Usia Antarsaudara Kandung
Berbanding terbalik dengan jarak usia kelahiran yang jauh, jarak usia yang  dekat  memiliki  pengaruh  negatif  terhadap  kedekatan
antarsaudara kandung, tetapi berpengaruh positif dengan konflik dan persaingan Susilowati, 2011.
e. Jumlah Saudara Kandung
Semakin  sedikit  jumlah  anak  dalam  sebuah  keluarga  dua  sampai tiga  orang  anak,  kesempatan  untuk  berinteraksi  secara  ekstensif
antara orang tua dan anak semakin besar. Namun, kesempatan untuk interaksi  yang  bervariasi  antara  saudara  kandung  semakin  sedikit
Ambarini, 2006. Kondisi ini membuat anak yang memiliki jumlah saudara  relatif  sedikit  akan  lebih  banyak  mengalami  perselisihan
dibanding mereka yang memiliki jumlah saudara yang banyak, yakni lebih dari lima orang saudara kandung Hurlock, 2000.
f. Jenis Disiplin
Hubungan antarsaudara kandung tampak lebih rukun dalam keluarga yang menggunakan disiplin otoriter dibanding dengan keluarga yang
menerapkan  pola  disiplin  autoritatif  atau  permisif.  Di  sisi  lain, keluarga yang menerapkan pola disiplin autoritatif dengan membuat
batasan  dan  kendali  yang  tegas  terhadap  anakanaknya  akan membuat  hubungan  antarsaudara  kandung  akan  terjalin  lebih
terkendali  dibanding  pola  disiplin  permisif  yang  membiarkan  anak bertindak sesuka hati Hurlock, 1996.
12
g. Pengaruh Orang Lain
Menurut  Hurlock  2000,  kehadiran  orang  luar  di  rumah,  tekanan orang  luar  pada  anggota  keluarga,  atau  perbandingan  anak  dengan
saudara kandungnya oleh orang luar dapat mempengaruhi hubungan antarsaudara kandung.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua faktor  yang  dapat  mempengaruhi  hubungan  antarsaudara  kandung.
Pertama,  faktor  yang  berkaitan  dengan  ciriciri  saudara  kandung  itu sendiri,  yaitu  jarak  usia  antarsaudara  kandung,  urutan  kelahiran,  jumlah
saudara kandung, dan jenis kelamin saudara kandung. Kedua, faktor yang lebih  berkaitan  dengan  orang  tua,  seperti  pola  disiplin  dan  sikap  orang
tua, serta sikap sanak keluarga lainnya pengaruh orang lain.
B. B
1. B PengertianB B
Menurut Shaffer dalam Yati  Mangunsong, 2008, adalah  perasaan  iri  hati,  kompetisi  atau  persaingan,  dan  kebencian  yang
timbul  di  antara  dua  atau  lebih  saudara  kandung.  Pendapat  tersebut sejalan  dengan  Phelan  dalam  Binotiana,  2008  yang  mendefinisikan
sebagai  hubungan  antarsaudara  kandung  yang  negatif dimana  di  dalamnya  terkandung  unsurunsur  kompetisi,  kecemburuan,
kemarahan, dan kebencian.
13
biasa muncul ketika anak berusia antara satu sampai tiga  tahun  dan  lebih  terlihat  ketika  anak  berusia  tiga  sampai  lima  tahun
Milman  Schaefer, 1989. Selanjutnya, akan terjadi lagi
di  usia  8    12  tahun  pada  usia  sekolah.  Schacfhter  dalam  Feinberg  dan Hetherington, 2000 menambahkan bahwa anak di usia 6  14 tahun pada
usia  sekolah  juga  bisa  mengalami .  Hal  tersebut  sesuai
dengan  pendapat  Brody,  Stoneman,  dan  McCoy  dalam  Feinberg Hetherington,  2000  yang  menyatakan  bahwa
biasa muncul pada masa kanakkanak pertengahan sampai remaja awal.
dapat terjadi antara adik dan kakak lakilaki, adik dan kakak  perempuan  dengan  kakak  lakilaki  ataupun  sebaliknya  Chaplin,
2001.  Namun, seringkali  muncul  saat  si  kakak  memiliki
saudara  yang  lebih  muda  Milman    Schaefer,  1989.  Menurut  Shaffer dalam  Binotiana,  2008,
tidak  sematamata  timbul  saat anak  berusaha  merebut  perhatian  orang  tua  karena  kehadiran  anggota
keluarga  baru,  yaitu  adik.  Akan  tetapi,  di  awali  dengan  kehadiran  adik kemudian berkembang untuk merebut cinta, kasih sayang orang tua, serta
penghargaan  lain.  Konsep  Shaffer  di  atas  sesuai  dengan  pendapat VandenBos 2007  yang  mengungkapkan  bahwa  persaingan  antara
pasangan  kakak  adik  tidak  hanya  memperebutkan  kasih  sayang  dan perhatian  orang  tua,  tetapi  juga  prestasi  sekolah  atau  penghargaan
penghargaan lainnya di luar sekolah seperti olahraga, seni, dan lainnya.
14
Seiring dengan bertambahnya usia, tidak hanya terjadi
pada  anak  yang  lebih  tua.  Anak  yang  lebih  muda  juga  dapat  memiliki perasaan  iri  terhadap  kakaknya,  khususnya  bila  mereka  menganggap
kakaknya  diberi  lebih  banyak  kebebasan,  boleh  tidur  lebih  malam,  atau mendapatkan lebih banyak pakaian baru Woolfson, 2004.
Berdasarkan  pemikiran  yang  telah  dipaparkan  di  atas  dapat disimpulkan  bahwa  yang  dimaksud
merupakan kecenderungan  persaingan  antara  individu  dengan  saudara  kandungnya
yang  lebih  tua  ataupun  muda  baik  itu  berjenis  kelamin  sama  maupun berbeda yang disertai perasaan negatif berupa iri hati dan benci terhadap
saudara kandungnya tersebut.
2. AspekB B
Menurut Shaffer dalam Yati  Mangunsong, 2008, merupakan  perasaan  iri  hati,  kompetisi  atau  persaingan,  dan  kebencian
yang  timbul  di  antara  dua  atau  lebih  saudara  kandung.  Berdasarkan konsep  tersebut  maka  peneliti  dapat  menyimpulkan  bahwa  aspekaspek
, meliputi : a. Aspek iri
Menurut Thompson dalam Binotiana, 2008, iri dapat didefinisikan sebagai  emosi  atau  perasaan  negatif  yang  diikuti  ancaman
kehilangan kasih sayang dan perhatian dari orang tua karena adanya saingan
yaitu  saudara  kandungnya.  Biasanya,  iri  muncul ketika  anak  yang  lebih  tua  merasa  bahwa  hubungan  antara  dirinya
15
dan orang tua mulai berubah dari pusat perhatian menjadi ‘salah satu anak’ karena kehadiran adik. Namun, perasaan iri tidak hanya terjadi
pada anak yang lebih tua. Anak yang lebih muda juga dapat merasa iri dengan saudara tuanya ketika dia merasa kalah atau lebih rendah
rendah  diri  melihat  saudaranya  lebih  berkembang  atau  berprestasi Wigley,  2000,  dalam  Faturochman,  2006.  Ada  tiga  hal  yang
terdapat dalam iri,  yaitu orang  yang mengalami iri, atau orang
lain  yang  menjadi  saingannya,  dan  objek  iri.  Dalam ,
tersebut adalah saudara kandungnya dan objek iri dapat berupa kasih sayang dan perhatian dari orang tua Dunn  Kendrick, 1981.
b. Aspek bersaing
Bersaing  dalam  lingkup  saudara  kandung  dapat  diartikan  sebagai usaha memperlihatkan keunggulan atau kelebihan diri sendiri untuk
menunjukkan bahwa dia lebih baik dari saudara kandungnya dengan tujuan  memperebutkan  perhatian  orang  tua  VandenBos 2007.
Menurut  Anderson  dalam  Binotiana,  2008,  persaingan  untuk memperebutkan  perhatian  orang  tua  merupakan  manifestasi
yang  dapat  memunculkan  reaksi  emosi  yang  ekstrim  pada pasangan  kakak  adik.  Klagsburn  dalam  Binotiana,  2008
menambahkan  bahwa  ada  dua  tipe ,  yaitu  bersaing
untuk cinta dan perhatian dari orang tua mereka dan bersaing untuk kekuatan  dan  penghargaan.  Awalnya,  kakak  atau  adik  saling
bersaing  untuk  merebut  perhatian  dari  orang  tua  mereka.  Akan
16
tetapi,  seiring  bertambahnya  usia,  persaingan  mereka  berkembang menjadi persaingan untuk kekuatan dan penghargaan seperti prestasi
sekolah  atau  kejuaraan  di  bidang  olahraga.  Persaingan  pada  anak umumnya  akan  berlanjut  selama  usia  prasekolah  dan  usia  sekolah
dimana  anak  yang  lebih  tua  menjadi  pihak  yang  mendominasi  dan anak yang lebih muda menjadi pihak yang mengeluh Abramovitch,
Pelper, Corter  Stanhope, 1986, dalam Marvin  Stewart, 1984. c.
Aspek benci Dalam  lingkup  saudara  kandung,  benci  adalah  perasaan  negatif
berupa rasa sakit, kemarahan, dan permusuhan yang disertai dengan keinginan  individu  untuk  melukai  atau  menyakiti  saudara
kandungnya tersebut Reber  Reber, 2010. Menurut Freud dalam Bank    Kahn,  1982,  dalam  hubungan  saudara,  seorang  anak  tidak
sepenuhnya  mencintai  saudaranya.  Mereka  membenci  saudaranya seperti  musuh  atau  saingan  karena  dianggap  sebagai  ancaman  atau
penghalang  untuk  mendapatkan  perhatian  orang  tua  secara  penuh. Hal  tersebut  sesuai  dengan  pendapat  Hurlock  1992  yang
mengungkapkan  bahwa  perilaku bisa  membuat  anak
bersikap berpurapura mencintai saudaranya. Berdasarkan  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  aspek
dalam  penelitian  ini  adalah  iri,  bersaing,  dan  benci.  Dalam konteks
, orang  yang  menjadi  saingan adalah
saudara  kandung  dan  perhatian  orang  tua  merupakan  objek  yang
17
dipersaingkan.  Sedangkan,  dalam  konteks  persaingan  lainnya,  orang yang menjadi saingan bisa teman kuliah, teman kerja, sahabat, tetangga,
atau  pacar,  tetapi  jelas  bukan  saudara  kandung.  Selain  itu,  objek  yang dipersaingkan  juga  lebih  luas  bisa  dalam  hal  pengembangan  pribadi,
akademis, relasi sosial, cinta, atau materi.
3. B Faktor5faktorByangBMempengaruhiB
Menurut  Priatna  dan  Yuliana  2006,  ada  dua  faktor  yang  dapat mempengaruhi
, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang
anak,  sedangkan  faktor  eksternal  adalah  faktor  yang  berasal  dari kesalahan orang tua dalam mendidik anakanaknya.
Berikut  ini  beberapa  faktor  yang  mempengaruhi Priatna  Yuliana, 2006, antara lain :
a. Faktor Internal
1. Temperamen Temperamen dapat mempengaruhi reaksi anak akibat kehadiran
adik  dalam  keluarga,  serta  mempengaruhi  besarnya yang  terjadi  pada  anak  tersebut.  Misalnya,  anak  yang
lebih  aktif  dan cenderung  akan  memiliki  masalah
tingkah laku yang berkaitan dengan kecemburuan, pertengkaran, dan konflik dengan saudara kandungnya Dunn  Plomin, 1989,
dalam Bonitiana, 2008.
18
2. Sikap Anak dalam Mencari Perhatian Orang Tua Tanpa  disadari  sebagian  orang  tua  cenderung  memberikan
perhatian  yang  berbeda  pada  anakanaknya,  khususnya  pada anak  yang  memiliki  masalah  kesehatan  atau  berkebutuhan
khusus.  Perhatian  orang  tua  akan  terfokus  pada  anak  yang mengalami  masalah  dan  terkesan  mengabaikan  anak  lain  yang
dianggap  ‘normal’.  Hal  tersebut  membuat  anak  yang  dianggap ‘normal’  tersebut  merasa  iri  dan  berusaha  untuk  mencari
perhatian  orang  tuanya  baik  dengan  cara  yang  menyenangkan ataupun menjengkelkan Priatna  Yulia, 2006.
3. Jarak Usia Kelahiran Jarak usia kelahiran antara anak pertama, kedua, ataupun ketiga
memiliki  pengaruh  yang  penting  dalam  hubungan  mereka. Semakin  kecil  jarak  usia  kelahiran  mereka,  kemungkinan
terjadinya antara  satu  saudara  dengan  saudara
yang  lain  cenderung  semakin  besar  Woolfson,  2004. Sebaliknya,  semakin  besar  jarak  usia  kelahiran  antarsaudara
kandung,  hubungan  mereka  cenderung  lebih  ramah,  kooperatif, dan saling mengasihi Susilowati, 2011.
4. Jenis Kelamin lebih  sering  terjadi  pada  pasangan  anak  yang
berjenis  kelamin  sama  Millman    Schaefer,  1989.  Namun, memiliki  saudara  kandung  yang  berbeda  jenis  kelaminnya  juga
19
bisa  membuat  anak  merasa  dibedakan  dalam  hal  pembagian tugas.  Salah  satu  contohnya,  kakak  lakilaki  selalu  diminta
tolong  orang  tua  untuk  membantu  saudara  perempuannya mengerjakan pekerjaan rumah yang lebih berat Priatna  Yulia,
2006.  Di  sisi  lain,  anak  perempuan  bisa  membenci  anak  laki laki  karena  mereka  memiliki  tugastugas  rumah  tangga  lebih
sedikit,  dan  mendapatkan  keistimewaan  untuk  mengabaikannya Hurlock, 1996.
5. Ambisi Anak untuk Mengalahkan Anak yang Lain Untuk  mendapatkan  kembali  perhatian  orang  tua  yang  pernah
diperoleh  sebelum  kehadiran  seorang  adik,  si  kakak  berusaha tampil  menjadi  anak  yang  terbaik  dibanding  saudaranya  atau
justru  berusaha  menjatuhkan  adiknya  dihadapan  orang  lain Priatna  Yulia, 2006.
b. Faktor Eksternal
1. Sikap Orang Tua yang Membandingbandingkan Sikap  membandingbandingkan  ataupun  memberi  pelabelan
nama  yang  dilakukan  orang  tua  kepada  anakanaknya  dapat memupuk  kemarahan,  kebencian,  dan  iri  hati  anak  kepada
saudaranya  Sadarjoen,  2007.  Hal  tersebut  bisa  menyebabkan terjadinya peningkatan
.
20
2. Sikap Orang Tua yang Menganakemaskan Salah Satu Anak Menurut Kowal dan Kramer dalam Kail, 2001, sikap orang tua
yang  mengistimewakan  salah  satu  anak  membuat  saudara  yang lain  akan  merasa  tersisih  sehingga  bisa  memunculkan
. akan semakin kuat jika orang tua benar
benar  menunjukkan  anak  favoritnya,  terlebih  apabila  ayah cenderung  memilih  salah  satu  anak  sebagai  anak  kesayangan
Anderson, 2006, dalam Binotiana, 2008. Berdasarkan  uraian  faktor  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa
faktor  yang  dapat  mempengaruhi adalah  faktor
internal  seperti  temperamen,  sikap  anak  dalam  mencari  perhatian orang  tua,  jarak  usia,  jenis  kelamin,  dan  ambisi  anak  untuk
mengalahkan  anak  lain,  serta  faktor  eksternal  yaitu  sikap  orang  tua yang membandingbandingkan anak dan adanya anak emas di antara
anak yang lain.
C. RemajaBAwalB 1. B PengertianBdanBBatasanBUsiaBRemajaBAwalBB
Menurut  Rice  dalam  Gunarsa,  2004,  masa  remaja  adalah  masa peralihan  ketika  individu  tumbuh  dari  masa  kanakkanak  menjadi
individu  yang  memiliki  kematangan.  Selama  masa  transisi  dari  masa kanakkanak  ke  masa  dewasa  tersebut,  remaja  mengalami  perubahan
drastis hampir di semua aspek perkembangannya, seperti perkembangan
21
fisik,  kognitif,  kepribadian,  dan  sosial.  Berikut  perkembangan  yang terjadi pada remaja, yaitu :
a. Perkembangan Fisik
Remaja  mengalami ,  yaitu  pertumbuhan  fisik  yang
sangat  pesat  yang  ditandai  oleh  ciriciri  perkembangan  pada  masa pubertas. Perubahan fisik khususnya bentuk badan merupakan suatu
hal yang sangat mencemaskan bagi remaja. b.
Perkembangan Kognitif Menurut  Piaget  dalam  Santrock,  1995,  sudut  pandang  dan  pola
pikir  remaja  masih  berorientasi  pada  diri  sendiri  atau  egosentrisme. Oleh  karena  itu,  remaja  sering  bertengkar  dengan  saudara
saudaranya  hanya  karena  berbeda  pendapat.  Bahkan,  remaja  juga sering  bertengkar  dengan  orang  tuanya  karena  merasa  dirinya  tidak
diperlakukan adil dibanding saudaranya yang lain. c.
Perkembangan SosialEmosi Menurut Santrock  1999, hubungan  remaja mulai beralih ke teman
sebayanya.  Bagi  remaja,  teman  sebaya  merupakan  tempat  berbagi perasaan  dan  pengalamannya.  Di  samping  itu,  teman  sebaya  juga
berperan dalam proses pembentukan identitas diri remaja. Menurut  Hurlock  1996,  perubahan  perilaku,  sikap,  dan  nilainilai
yang  terjadi  di  awal  remaja  berbeda  dengan  remaja  akhir.  Oleh  karena itu, Monk 2004 membuat batasan usia remaja dimana masa remaja awal
22
berlangsung  antara  usia  12    15  tahun,  usia  15    18  tahun  untuk  masa remaja pertengahan, dan usia 18  21 tahun untuk masa remaja akhir.
Dari  beberapa  konsep  yang  dijelaskan  di  atas  dapat  disimpulkan bahwa  masa  remaja  awal  merupakan  masa  transisi  dari  masa  kanak
kanak  ke  masa  dewasa  yang  diikuti  oleh  perkembangan  fisik,  kognitif, kepribadian, dan sosial yang terjadi di usia 12  15 tahun.
2. B padaBRemajaBAwalBB
Masa  remaja  awal  adalah  masa  terjadinya  krisis  identitas  atau pencarian  identitas  diri.  Menurut  Erickson  dalam  Santrock,  1999,
karakteristik remaja awal yang sedang berproses untuk mencari identitas diri  tersebut  sering  kali  menimbulkan  masalah  pada  diri  remaja.  Hal  ini
didukung  oleh  Shantz  dalam  Raffaelli,  1992  yang  mengungkapkan bahwa remaja awal sering mengalami perselisihan salah satunya dengan
orang tua dan saudara kandungnya karena perbedaan paham yang remaja yakini sebagai proses pembentukan identitas diri.
Orang  tua  seringkali  melakukan  perbandingan  terhadap  anak anaknya. Proses perbandingan tersebut biasanya terjadi pada masa kanak
kanak  dan  berlangsung  secara  terus  menerus  dalam  jangka  waktu  yang lama  bahkan  sampai  anak  berusia  remaja  Aini,  2011.  Padahal,  di  usia
remaja,  mereka  ingin  dimengerti  oleh  orang  tua  bahwa  dia  dan  saudara kandungnya  adalah  individu  berbeda.  Hal  tersebut  terkait  dengan  tahap
perkembangan  remaja  yang  sudah  mampu  melihat  adanya  perbedaan antara dia dengan saudaranya dalam hal nilai akademis, bakat, selera atau
23
ketertarikan  terhadap  bidangbidang  tertentu,  misalnya  selera  musik, berpakaian, buku bacaan, dan ketertarikan pada seni rupa, bermusik, atau
teater.  Terkadang,  remaja  mengagumi  dan  ingin  meniru  saudaranya, tetapi  perbedaan  tersebut  juga  dapat  memunculkan  rasa  iri  hati  dan
perasaan  tersaingi  hingga  akhirnya  timbul Apter  dalam
Kartika, 2010. Awalnya,
muncul  karena  antara  satu  saudara  dengan saudara yang lain ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua
yang sama. Namun, ketika mereka telah tumbuh dewasa, para orang tua justru  semakin  tidak  mampu  memberikan  perhatian  yang  seimbang
kepada  anakanaknya  Ferguson,  1958,  dalam  Bank    Kahn,  1982. Kondisi  ini  membuat
berkembang  dari  keinginan  untuk mendapatkan perhatian orang tua menjadi keinginan untuk mendapatkan
prestasi  sekolah  atau  penghargaanpenghargaan  lainnya  di  luar  sekolah seperti olahraga, seni, dan lainnya.
D. JarakBUsiaBKelahiranB 1. B PengertianBJarakBUsiaBKelahiranB
Menurut  VandenBos  2007,  jarak  usia adalah
panjangnya  waktu  mulai  sejak  kelahiran  sampai  saat  ini.  Sementara  itu, Woolfson  2004  mendefinisikan  jarak  usia  dalam  lingkup  hubungan
saudara kandung sebagai perbedaan usia kelahiran seorang anak dengan saudara kandung sebelum atau sesudahnya di sebuah dalam keluarga.
24
Menurut  Zajonc  dalam  Buckles    Munnich,  2011,  jarak  usia kelahiran  antara  anak  pertama  dengan  saudaranya  yang  lain  bisa
mempengaruhi  hubungan  antarsaudara  kandung  itu  sendiri.  Semakin muda  usia  anak  ketika  adiknya  lahir  akan  semakin  besar  pula
kemungkinan  anak  tersebut  mengalami .  Oleh  karena  itu,
orang  tua  yang  merencanakan  jarak  usia  kelahiran  yang  tidak  begitu dekat  antara  anak  pertama  dengan  anak  selanjutnya  membuat  anak
pertama  cenderung  tumbuh  menjadi  pribadi  yang  lebih  matang  Zajonc, 1976,  dalam  Buckles    Munnich,  2011.  Di  samping  itu,  saudara  yang
lebih muda juga akan mudah menerima nasihat dari saudara kandungnya yang lebih tua empat tahun dibanding  yang berusia dua tahun Cicirelli,
1973, dalam Buckles  Munnich, 2011 Berdasarkan  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  jarak  usia
kelahiran  adalah  perbedaan  usia  kelahiran  antara  seorang  anak  dengan saudara  kandung  lainnya  yang  berpengaruh  terhadap  hubungan
antarsaudara kandung.
2. B DampakBJarakBUsiaBKelahiranBterhadapB B
Menurut Hurlock 1992, jarak usia kelahiran antarsaudara kandung merupakan salah satu kondisi yang dapat menentukan kualitas hubungan
antarsaudara  kandung.  Berikut  kelebihan  dan  kekurangan  dari  masing masing jarak usia kelahiran antarsaudara kandung bagi anak, antara lain :
25
a. Jarak Usia Kelahiran Antarsaudara Kandung Dekat
Jarak  usia  kelahiran  yang  relatif  sedikit  membuat  kakak  dan  adik memiliki  peluang  untuk  bisa  menjadi  sahabat  yang  sangat  dekat
Woolfson, 2004. Dalam banyak hal, mereka bisa memiliki teman teman yang sama atau bisa pergi keluar bersama. Akan tetapi, jarak
usia kelahiran yang dekat antara satu sampai empat tahun cenderung membuat  potensi
menjadi  semakin  tinggi  Cicirelli, 1996,  dalam  Susilowati,  2011.  Menurut  penelitian  Gottlieb  dan
Mendelson  dalam  Kail,  2001  terhadap  anak  usia  di  bawah  empat tahun  yang  memiliki  adik  diketahui  bahwa  sebanyak  93  ibu
melaporkan  anaknya  mengalami  regresi.  Hal  tersebut  dapat  terjadi karena  anak  berusia  di  bawah  empat  tahun  masih  cenderung
egosentrik  sehingga  tidak  dapat  menerima  adanya  pembagian perhatian dan kasih sayang orang tua. Akibatnya, anak menjadi tidak
bersemangat  dan  stres  karena  tibatiba  harus  berubah  dari  pusat perhatian menjadi ‘hanya salah satu anak’ di rumah.
b. Jarak Usia Kelahiran Antarsaudara Kandung Jauh
Jarak usia kelahiran antarsaudara kandung dapat dikatakan besar jika jarak  usia  mereka  di  atas  empat  tahun.  Salah  satu  kelebihan  dari
jarak  usia  kelahiran  yang  berjauhan  besar  adalah  tidak  adanya untuk  memperebutkan  perhatian  orang  tua  karena
tahapan  perkembangan  antarsaudara  kandung  begitu  jauh  terpisah. Sebaliknya, hubungan mereka ditandai dengan kepedulian dan minat
26
yang  sungguhsungguh  terhadap  satu  sama  lain  Woolfson,  2004. Menurut  Borden  2003,  jarak  usia  kelahiran  yang  cukup  jauh
membuat  anak  pertama  lebih  dapat  memahami  kebutuhan  adiknya sehingga  dapat  diandalkan  untuk  mengasuh  dan  menjaganya.
Namun, jarak usia kelahiran yang begitu jauh membuat mereka tidak dapat membangun suatu persahabatan yang dekat.
Berdasarkan  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  semakin  kecil jarak  usia  kelahiran  antarsaudara  kandung,  maka  kemungkinan
yang terjadi akan semakin besar. Sebaliknya, semakin besar jarak usia  kelahiran  antara  seorang  anak  dengan  saudaranya,  maka  kecil
kemungkinan akan terjadi.
E. JumlahBSaudaraBKandungB
Jumlah  saudara  kandung  adalah  banyaknya  saudara  kandung  yang dimiliki  seorang  anak  di  dalam  sebuah  keluarga.  Berdasarkan  Data  Survei
Demografi  dan  Kesehatan  SDKI  tahun  2007  diketahui  bahwa  perempuan usia  subur  di  Indonesia  ratarata  memiliki  anak  dua  sampai  tiga  selama
hidupnya  dalam  Wahyuningsih,  2011.  Oleh  karena  itu,  bisa  dikatakan bahwa  hampir  sebagian  besar  keluarga  di  Indonesia  memiliki  lebih  dari  satu
orang anak. Menurut  Hurlock  2000,  keluarga  yang  terdiri  dari  dua  atau  tiga  orang
anak disebut juga sebagai keluarga kecil. Artinya, anak yang tinggal di dalam keluarga kecil memiliki jumlah saudara yang sedikit. Sejalan dengan semakin
27
sedikitnya  jumlah  anak  di  dalam  keluarga,  kesempatan  anak  untuk berinteraksi  dengan  saudara  kandungnya  juga  semakin  kurang  bervariasi
Ambarini,  2006.  Tingginya  intensitas  kebersamaan  antara  satu  saudara dengan  saudara  yang  lain  tersebut  membuat  anak  yang  memiliki  jumlah
saudara  relatif  sedikit  akan  lebih  banyak  mengalami  perselisihan  dibanding mereka yang memiliki jumlah saudara yang banyak Susilowati, 2011.
Di  sisi  lain,  Pope  2009  mengatakan  bahwa  jumlah  saudara  yang banyak  juga  dapat  memicu  munculnya  perselisihan  dan  persaingan  terhadap
saudarasaudaranya.  Berdasarkan  hasil  penelitiannya,  perselisihan  dan persaingan  tersebut  muncul  karena  anak  merasa  saudaranya  lebih  disayang
oleh  orang  tua  mereka.  Di  dalam  keluarga  besar,  orang  tua  cenderung  tidak dapat  berinteraksi  dengan  anakanak  mereka  sedekat  orang  tua  dalam
keluarga  kecil  karena  mereka  disibukkan  oleh  aktivitas  seharihari  yang menyita  waktu  dan  tenaga  yang  cukup  banyak.  Hal  ini  membuat  orang  tua
cenderung memilih salah seorang anak saja sebagai anak kesayangan. Berdasarkan  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  jumlah  saudara
kandung  adalah  banyaknya  saudara  kandung  yang  dimiliki  seseorang  di dalam sebuah keluarga.
B F. JenisBKelaminBAntarsaudaraBKandungB
Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  1997,  jenis  kelamin  adalah sifat  atau  keadaan  individu  yang  membedakan  dirinya  antara  lakilaki  atau
perempuan. Jenis kelamin juga bisa diartikan sebagai identitas  yang dimiliki
28
oleh  seseorang  berdasarkan  pertimbangan  alat  kelamin  Aspuah,  2008. Berkaitan dengan hubungan antarsaudara kandung, jenis kelamin merupakan
salah  satu  faktor  yang  ikut  berpengaruh  terhadap  munculnya pada diri seorang anak Hurlock, 1999.
Leder  dalam  Waluyo,  2010  mengatakan  bahwa  ada  tiga  tipe  pasangan antarsaudara  kandung  yaitu  lakilaki  dengan  lakilaki,  perempuan  dengan
perempuan, dan perempuan dengan lakilaki. Binotiana 2008 menambahkan bahwa  kemungkinan  munculnya
akan  lebih  tinggi  pada pasangan  kakak  atau  adik  berjenis  kelamin  sama  dibandingkan  dengan
mereka  yang berjenis kelamin berbeda.  Hal tersebut sesuai dengan pendapat Minnet,  Vandell,  dan  Santrock  1983  yang  menyatakan  bahwa  agresivitas
dan  dominasi  akan  lebih  banyak  muncul  dalam  hubungan  antarsaudara kandung  yang memiliki jenis kelamin yang sama. Selain itu, Stewart dalam
Bonitiana,  2008  juga  berpendapat  bahwa  kemungkinan  munculnya cenderung  tinggi  pada  pasangan  saudara  kandung  yang  berjenis
kelamin  lakilaki  karena  faktor  budaya  yang  lebih  memacu  anak  lakilaki untuk  bersaing. Namun,  Milman  dan  Schaefer  1989  justru  menyatakan
bahwa lebih  sering  terjadi  pada  pasangan  saudara  kandung
dengan  jenis  kelamin  perempuan.  Hal  ini  dikarenakan  kakak  dan  adik  yang berjenis kelamin perempuan cenderung memiliki sifat emosional dan sensitif.
Pembahasan  mengenai  jenis  kelamin  saudara  kandung  menjadi  penting karena  jenis  kelamin  saudara  kandung  ikut  mempengaruhi  hubungan  jarak
usia  dan  jumlah  saudara  kandung  terhadap .  Menurut
29
Puspitasari 2003, anak yang berjenis kelamin sama dan memiliki jarak usia yang  berdekatan  dengan  saudara  kandungnya  lebih  mudah  merasa  cemburu
dan benci terhadap saudaranya tersebut. Hal tersebut didukung oleh beberapa pendapat  yang  mengatakan  bahwa  pasangan  saudara  berjenis  kelamin  sama
dengan  jarak  usia  yang  berdekatan,  serta  kurangnya  interaksi  yang  positif akan  lebih  banyak  mengalami  persaingan  dan  konflik  Dunn    Kendrick,
1981; Minnett, Vandell  Santrock, 1983. Berdasarkan  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  kecenderungan
munculnya tidak hanya dipengaruhi oleh jenis kelamin saudara
kandung saja, tetapi juga dipengaruhi oleh jenis  kelamin antara satu saudara dengan satu saudara kandungnya yang lain dimana
akan lebih tinggi  pada  pasangan  saudara  kandung  yang  memiliki  jenis  kelamin  sama
dibandingkan dengan pasangan saudara kandung yang memiliki jenis kelamin berbeda.  Oleh  karena  itu,  jenis  kelamin  antarsaudara  kandung  dalam
penelitian  ini  dapat  didefinisikan  sebagai  identitas  yang  didasarkan  atas pertimbangan  alat  kelamin  antara  pasangan  saudara  kandung,  yaitu  lakilaki
dengan lakilaki, perempuan dengan perempuan, dan perempuan dengan laki laki atau sebaliknya.
G. HubunganB antaraB denganB JarakB UsiaB KelahiranB danB