TujuanBPenelitian ManfaatBPenelitianB 1. B ManfaatBTeoritisB JumlahBSaudaraBKandungB

7

B. TujuanBPenelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dengan jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung khususnya pada usia remaja awal.

C. ManfaatBPenelitianB 1. B ManfaatBTeoritisB

Memberikan manfaat untuk menambah kajian ilmiah bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya ilmu psikologi perkembangan mengenai , jarak usia kelahiran, dan jumlah saudara kandung.

2. B ManfaatBPraktisB

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dalam memahami perkembangan remaja awal, terutama mengenai . 8 BABBIIB LANDASANBTEORIBB

A. SaudaraBkandungB B

1. B PengertianBSaudaraBKandungB B

Saudara kandung adalah dua individu atau lebih yang memiliki orang tua biologis yang sama, baik itu saudara lakilaki ataupun perempuan Reber Reber, 2010. Selain itu, saudara kandung dapat juga diartikan sebagai suatu hubungan sedarah antara dua atau lebih kakak beradik di dalam keluarga inti Corsini, 1994, dalam Permatasari, 2009. Keluarga inti yang dimaksud adalah keluarga yang terdiri dari orang tua dan anakanaknya, tidak termasuk orangorang yang tinggal serumah seperti kakek, nenek, paman, bibi, atau pembantu Corsini, 1994, dalam Permatasari, 2009. Kakak beradik yang terikat dalam hubungan saudara kandung biasanya tinggal bersama dengan orang tua dalam satu rumah. Kondisi ini jelas memberi kesempatan bagi saudara kandung untuk saling mempengaruhi satu sama lain dalam sebuah interaksi longitudinal dengan melibatkan kontak fisik dan emosional Hapsari, 2001, dalam Ambarini, 2006. Konsep di atas sesuai dengan pendapat Berkell dalam Hurlock, 2000 yang mengatakan bahwa saudara kandung adalah suatu hubungan yang bertahan paling lama dan paling berpengaruh dalam kehidupan seorang anak. Menurut Patterson dalam Susilowati, 2011, bagi sebagian 9 besar anak, saudara kandung yang lebih tua merupakan seseorang yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan mereka, khususnya dalam memberi dukungan, kerja sama, dan petunjuk. Namun, saudara yang lebih tua juga bisa menjadi sumber konflik dan model peran yang negatif. Cicirelli dalam Susilowati, 2011 menambahkan bahwa hubungan saudara kandung dapat mengarah pada perasaan positif, yaitu rasa kasih sayang, melindungi, dan membantu atau justru perasaan negatif yang dapat menimbulkan persaingan dan permusuhan seperti rasa iri, benci, dan marah. Ikatan emosional yang positif ataupun negatif selalu akan memunculkan reaksi perilaku yang berbeda terhadap saudara kandungnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa saudara kandung merupakan hubungan sedarah antara dua atau lebih saudara lakilaki ataupun perempuan yang tinggal serumah di dalam keluarga inti sehingga memungkinkan bagi saudara sekandung untuk memiliki pengaruh yang amat besar bagi saudara yang lain.

2. B Faktor5faktorB yangB MempengaruhiB HubunganB AntarsaudaraB Kandung

Hurlock 2000 mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antarsaudara kandung, antara lain : a. Sikap Orang Tua Tanpa disadari sebagian orang tua cenderung memberikan perhatian yang berbeda terhadap anakanaknya. Menurut Hurlock 2000, 10 sikap orang tua terhadap anak dipengaruhi oleh perilaku dan usaha anak tersebut dalam memenuhi keinginan dan harapan orang tuanya. b. Urutan Kelahiran Orang tua cenderung memberi peran anak menurut urutan kelahirannya. Anak yang lebih tua diharapkan dapat memberikan contoh yang baik, bertanggung jawab, bersikap dewasa, mengalah, dan membimbing adikadiknya. Di sisi lain, anak yang lebih muda bisa merasa terintimidasi karena wewenang yang diberikan orang tua terhadap kakaknya tersebut Zainal, 2003. Menurut Hurlock 2000, peran yang diberikan orang tua kepada anak bukanlah peran yang mereka pilih sendiri. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi perselisihan besar sekali jika anak tidak menyukai peran yang orang tua berikan kepadanya. c. Jenis Kelamin Saudara Kandung Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi kualitas hubungan antarsaudara kandung dalam hal kedekatan dan konflik. Menurut Leder dalam Waluyo, 2010, ada tiga tipe pasangan antarsaudara kandung yaitu lakilaki dengan lakilaki, perempuan dengan perempuan, dan perempuan dengan lakilaki. Namun, diantara pasangan di atas, pasangan kakak dan adik perempuan cenderung memiliki hubungan yang dekat. Sebaliknya, persaingan akan lebih banyak terjadi pada pasangan kakak dan adik lakilaki. 11 d. Jarak Usia Antarsaudara Kandung Berbanding terbalik dengan jarak usia kelahiran yang jauh, jarak usia yang dekat memiliki pengaruh negatif terhadap kedekatan antarsaudara kandung, tetapi berpengaruh positif dengan konflik dan persaingan Susilowati, 2011. e. Jumlah Saudara Kandung Semakin sedikit jumlah anak dalam sebuah keluarga dua sampai tiga orang anak, kesempatan untuk berinteraksi secara ekstensif antara orang tua dan anak semakin besar. Namun, kesempatan untuk interaksi yang bervariasi antara saudara kandung semakin sedikit Ambarini, 2006. Kondisi ini membuat anak yang memiliki jumlah saudara relatif sedikit akan lebih banyak mengalami perselisihan dibanding mereka yang memiliki jumlah saudara yang banyak, yakni lebih dari lima orang saudara kandung Hurlock, 2000. f. Jenis Disiplin Hubungan antarsaudara kandung tampak lebih rukun dalam keluarga yang menggunakan disiplin otoriter dibanding dengan keluarga yang menerapkan pola disiplin autoritatif atau permisif. Di sisi lain, keluarga yang menerapkan pola disiplin autoritatif dengan membuat batasan dan kendali yang tegas terhadap anakanaknya akan membuat hubungan antarsaudara kandung akan terjalin lebih terkendali dibanding pola disiplin permisif yang membiarkan anak bertindak sesuka hati Hurlock, 1996. 12 g. Pengaruh Orang Lain Menurut Hurlock 2000, kehadiran orang luar di rumah, tekanan orang luar pada anggota keluarga, atau perbandingan anak dengan saudara kandungnya oleh orang luar dapat mempengaruhi hubungan antarsaudara kandung. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antarsaudara kandung. Pertama, faktor yang berkaitan dengan ciriciri saudara kandung itu sendiri, yaitu jarak usia antarsaudara kandung, urutan kelahiran, jumlah saudara kandung, dan jenis kelamin saudara kandung. Kedua, faktor yang lebih berkaitan dengan orang tua, seperti pola disiplin dan sikap orang tua, serta sikap sanak keluarga lainnya pengaruh orang lain.

B. B

1. B PengertianB B

Menurut Shaffer dalam Yati Mangunsong, 2008, adalah perasaan iri hati, kompetisi atau persaingan, dan kebencian yang timbul di antara dua atau lebih saudara kandung. Pendapat tersebut sejalan dengan Phelan dalam Binotiana, 2008 yang mendefinisikan sebagai hubungan antarsaudara kandung yang negatif dimana di dalamnya terkandung unsurunsur kompetisi, kecemburuan, kemarahan, dan kebencian. 13 biasa muncul ketika anak berusia antara satu sampai tiga tahun dan lebih terlihat ketika anak berusia tiga sampai lima tahun Milman Schaefer, 1989. Selanjutnya, akan terjadi lagi di usia 8 12 tahun pada usia sekolah. Schacfhter dalam Feinberg dan Hetherington, 2000 menambahkan bahwa anak di usia 6 14 tahun pada usia sekolah juga bisa mengalami . Hal tersebut sesuai dengan pendapat Brody, Stoneman, dan McCoy dalam Feinberg Hetherington, 2000 yang menyatakan bahwa biasa muncul pada masa kanakkanak pertengahan sampai remaja awal. dapat terjadi antara adik dan kakak lakilaki, adik dan kakak perempuan dengan kakak lakilaki ataupun sebaliknya Chaplin, 2001. Namun, seringkali muncul saat si kakak memiliki saudara yang lebih muda Milman Schaefer, 1989. Menurut Shaffer dalam Binotiana, 2008, tidak sematamata timbul saat anak berusaha merebut perhatian orang tua karena kehadiran anggota keluarga baru, yaitu adik. Akan tetapi, di awali dengan kehadiran adik kemudian berkembang untuk merebut cinta, kasih sayang orang tua, serta penghargaan lain. Konsep Shaffer di atas sesuai dengan pendapat VandenBos 2007 yang mengungkapkan bahwa persaingan antara pasangan kakak adik tidak hanya memperebutkan kasih sayang dan perhatian orang tua, tetapi juga prestasi sekolah atau penghargaan penghargaan lainnya di luar sekolah seperti olahraga, seni, dan lainnya. 14 Seiring dengan bertambahnya usia, tidak hanya terjadi pada anak yang lebih tua. Anak yang lebih muda juga dapat memiliki perasaan iri terhadap kakaknya, khususnya bila mereka menganggap kakaknya diberi lebih banyak kebebasan, boleh tidur lebih malam, atau mendapatkan lebih banyak pakaian baru Woolfson, 2004. Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud merupakan kecenderungan persaingan antara individu dengan saudara kandungnya yang lebih tua ataupun muda baik itu berjenis kelamin sama maupun berbeda yang disertai perasaan negatif berupa iri hati dan benci terhadap saudara kandungnya tersebut.

2. AspekB B

Menurut Shaffer dalam Yati Mangunsong, 2008, merupakan perasaan iri hati, kompetisi atau persaingan, dan kebencian yang timbul di antara dua atau lebih saudara kandung. Berdasarkan konsep tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa aspekaspek , meliputi : a. Aspek iri Menurut Thompson dalam Binotiana, 2008, iri dapat didefinisikan sebagai emosi atau perasaan negatif yang diikuti ancaman kehilangan kasih sayang dan perhatian dari orang tua karena adanya saingan yaitu saudara kandungnya. Biasanya, iri muncul ketika anak yang lebih tua merasa bahwa hubungan antara dirinya 15 dan orang tua mulai berubah dari pusat perhatian menjadi ‘salah satu anak’ karena kehadiran adik. Namun, perasaan iri tidak hanya terjadi pada anak yang lebih tua. Anak yang lebih muda juga dapat merasa iri dengan saudara tuanya ketika dia merasa kalah atau lebih rendah rendah diri melihat saudaranya lebih berkembang atau berprestasi Wigley, 2000, dalam Faturochman, 2006. Ada tiga hal yang terdapat dalam iri, yaitu orang yang mengalami iri, atau orang lain yang menjadi saingannya, dan objek iri. Dalam , tersebut adalah saudara kandungnya dan objek iri dapat berupa kasih sayang dan perhatian dari orang tua Dunn Kendrick, 1981. b. Aspek bersaing Bersaing dalam lingkup saudara kandung dapat diartikan sebagai usaha memperlihatkan keunggulan atau kelebihan diri sendiri untuk menunjukkan bahwa dia lebih baik dari saudara kandungnya dengan tujuan memperebutkan perhatian orang tua VandenBos 2007. Menurut Anderson dalam Binotiana, 2008, persaingan untuk memperebutkan perhatian orang tua merupakan manifestasi yang dapat memunculkan reaksi emosi yang ekstrim pada pasangan kakak adik. Klagsburn dalam Binotiana, 2008 menambahkan bahwa ada dua tipe , yaitu bersaing untuk cinta dan perhatian dari orang tua mereka dan bersaing untuk kekuatan dan penghargaan. Awalnya, kakak atau adik saling bersaing untuk merebut perhatian dari orang tua mereka. Akan 16 tetapi, seiring bertambahnya usia, persaingan mereka berkembang menjadi persaingan untuk kekuatan dan penghargaan seperti prestasi sekolah atau kejuaraan di bidang olahraga. Persaingan pada anak umumnya akan berlanjut selama usia prasekolah dan usia sekolah dimana anak yang lebih tua menjadi pihak yang mendominasi dan anak yang lebih muda menjadi pihak yang mengeluh Abramovitch, Pelper, Corter Stanhope, 1986, dalam Marvin Stewart, 1984. c. Aspek benci Dalam lingkup saudara kandung, benci adalah perasaan negatif berupa rasa sakit, kemarahan, dan permusuhan yang disertai dengan keinginan individu untuk melukai atau menyakiti saudara kandungnya tersebut Reber Reber, 2010. Menurut Freud dalam Bank Kahn, 1982, dalam hubungan saudara, seorang anak tidak sepenuhnya mencintai saudaranya. Mereka membenci saudaranya seperti musuh atau saingan karena dianggap sebagai ancaman atau penghalang untuk mendapatkan perhatian orang tua secara penuh. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hurlock 1992 yang mengungkapkan bahwa perilaku bisa membuat anak bersikap berpurapura mencintai saudaranya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek dalam penelitian ini adalah iri, bersaing, dan benci. Dalam konteks , orang yang menjadi saingan adalah saudara kandung dan perhatian orang tua merupakan objek yang 17 dipersaingkan. Sedangkan, dalam konteks persaingan lainnya, orang yang menjadi saingan bisa teman kuliah, teman kerja, sahabat, tetangga, atau pacar, tetapi jelas bukan saudara kandung. Selain itu, objek yang dipersaingkan juga lebih luas bisa dalam hal pengembangan pribadi, akademis, relasi sosial, cinta, atau materi.

3. B Faktor5faktorByangBMempengaruhiB

Menurut Priatna dan Yuliana 2006, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi , yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang anak, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari kesalahan orang tua dalam mendidik anakanaknya. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi Priatna Yuliana, 2006, antara lain : a. Faktor Internal 1. Temperamen Temperamen dapat mempengaruhi reaksi anak akibat kehadiran adik dalam keluarga, serta mempengaruhi besarnya yang terjadi pada anak tersebut. Misalnya, anak yang lebih aktif dan cenderung akan memiliki masalah tingkah laku yang berkaitan dengan kecemburuan, pertengkaran, dan konflik dengan saudara kandungnya Dunn Plomin, 1989, dalam Bonitiana, 2008. 18 2. Sikap Anak dalam Mencari Perhatian Orang Tua Tanpa disadari sebagian orang tua cenderung memberikan perhatian yang berbeda pada anakanaknya, khususnya pada anak yang memiliki masalah kesehatan atau berkebutuhan khusus. Perhatian orang tua akan terfokus pada anak yang mengalami masalah dan terkesan mengabaikan anak lain yang dianggap ‘normal’. Hal tersebut membuat anak yang dianggap ‘normal’ tersebut merasa iri dan berusaha untuk mencari perhatian orang tuanya baik dengan cara yang menyenangkan ataupun menjengkelkan Priatna Yulia, 2006. 3. Jarak Usia Kelahiran Jarak usia kelahiran antara anak pertama, kedua, ataupun ketiga memiliki pengaruh yang penting dalam hubungan mereka. Semakin kecil jarak usia kelahiran mereka, kemungkinan terjadinya antara satu saudara dengan saudara yang lain cenderung semakin besar Woolfson, 2004. Sebaliknya, semakin besar jarak usia kelahiran antarsaudara kandung, hubungan mereka cenderung lebih ramah, kooperatif, dan saling mengasihi Susilowati, 2011. 4. Jenis Kelamin lebih sering terjadi pada pasangan anak yang berjenis kelamin sama Millman Schaefer, 1989. Namun, memiliki saudara kandung yang berbeda jenis kelaminnya juga 19 bisa membuat anak merasa dibedakan dalam hal pembagian tugas. Salah satu contohnya, kakak lakilaki selalu diminta tolong orang tua untuk membantu saudara perempuannya mengerjakan pekerjaan rumah yang lebih berat Priatna Yulia, 2006. Di sisi lain, anak perempuan bisa membenci anak laki laki karena mereka memiliki tugastugas rumah tangga lebih sedikit, dan mendapatkan keistimewaan untuk mengabaikannya Hurlock, 1996. 5. Ambisi Anak untuk Mengalahkan Anak yang Lain Untuk mendapatkan kembali perhatian orang tua yang pernah diperoleh sebelum kehadiran seorang adik, si kakak berusaha tampil menjadi anak yang terbaik dibanding saudaranya atau justru berusaha menjatuhkan adiknya dihadapan orang lain Priatna Yulia, 2006. b. Faktor Eksternal 1. Sikap Orang Tua yang Membandingbandingkan Sikap membandingbandingkan ataupun memberi pelabelan nama yang dilakukan orang tua kepada anakanaknya dapat memupuk kemarahan, kebencian, dan iri hati anak kepada saudaranya Sadarjoen, 2007. Hal tersebut bisa menyebabkan terjadinya peningkatan . 20 2. Sikap Orang Tua yang Menganakemaskan Salah Satu Anak Menurut Kowal dan Kramer dalam Kail, 2001, sikap orang tua yang mengistimewakan salah satu anak membuat saudara yang lain akan merasa tersisih sehingga bisa memunculkan . akan semakin kuat jika orang tua benar benar menunjukkan anak favoritnya, terlebih apabila ayah cenderung memilih salah satu anak sebagai anak kesayangan Anderson, 2006, dalam Binotiana, 2008. Berdasarkan uraian faktor di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi adalah faktor internal seperti temperamen, sikap anak dalam mencari perhatian orang tua, jarak usia, jenis kelamin, dan ambisi anak untuk mengalahkan anak lain, serta faktor eksternal yaitu sikap orang tua yang membandingbandingkan anak dan adanya anak emas di antara anak yang lain.

C. RemajaBAwalB 1. B PengertianBdanBBatasanBUsiaBRemajaBAwalBB

Menurut Rice dalam Gunarsa, 2004, masa remaja adalah masa peralihan ketika individu tumbuh dari masa kanakkanak menjadi individu yang memiliki kematangan. Selama masa transisi dari masa kanakkanak ke masa dewasa tersebut, remaja mengalami perubahan drastis hampir di semua aspek perkembangannya, seperti perkembangan 21 fisik, kognitif, kepribadian, dan sosial. Berikut perkembangan yang terjadi pada remaja, yaitu : a. Perkembangan Fisik Remaja mengalami , yaitu pertumbuhan fisik yang sangat pesat yang ditandai oleh ciriciri perkembangan pada masa pubertas. Perubahan fisik khususnya bentuk badan merupakan suatu hal yang sangat mencemaskan bagi remaja. b. Perkembangan Kognitif Menurut Piaget dalam Santrock, 1995, sudut pandang dan pola pikir remaja masih berorientasi pada diri sendiri atau egosentrisme. Oleh karena itu, remaja sering bertengkar dengan saudara saudaranya hanya karena berbeda pendapat. Bahkan, remaja juga sering bertengkar dengan orang tuanya karena merasa dirinya tidak diperlakukan adil dibanding saudaranya yang lain. c. Perkembangan SosialEmosi Menurut Santrock 1999, hubungan remaja mulai beralih ke teman sebayanya. Bagi remaja, teman sebaya merupakan tempat berbagi perasaan dan pengalamannya. Di samping itu, teman sebaya juga berperan dalam proses pembentukan identitas diri remaja. Menurut Hurlock 1996, perubahan perilaku, sikap, dan nilainilai yang terjadi di awal remaja berbeda dengan remaja akhir. Oleh karena itu, Monk 2004 membuat batasan usia remaja dimana masa remaja awal 22 berlangsung antara usia 12 15 tahun, usia 15 18 tahun untuk masa remaja pertengahan, dan usia 18 21 tahun untuk masa remaja akhir. Dari beberapa konsep yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa masa remaja awal merupakan masa transisi dari masa kanak kanak ke masa dewasa yang diikuti oleh perkembangan fisik, kognitif, kepribadian, dan sosial yang terjadi di usia 12 15 tahun.

2. B padaBRemajaBAwalBB

Masa remaja awal adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Menurut Erickson dalam Santrock, 1999, karakteristik remaja awal yang sedang berproses untuk mencari identitas diri tersebut sering kali menimbulkan masalah pada diri remaja. Hal ini didukung oleh Shantz dalam Raffaelli, 1992 yang mengungkapkan bahwa remaja awal sering mengalami perselisihan salah satunya dengan orang tua dan saudara kandungnya karena perbedaan paham yang remaja yakini sebagai proses pembentukan identitas diri. Orang tua seringkali melakukan perbandingan terhadap anak anaknya. Proses perbandingan tersebut biasanya terjadi pada masa kanak kanak dan berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama bahkan sampai anak berusia remaja Aini, 2011. Padahal, di usia remaja, mereka ingin dimengerti oleh orang tua bahwa dia dan saudara kandungnya adalah individu berbeda. Hal tersebut terkait dengan tahap perkembangan remaja yang sudah mampu melihat adanya perbedaan antara dia dengan saudaranya dalam hal nilai akademis, bakat, selera atau 23 ketertarikan terhadap bidangbidang tertentu, misalnya selera musik, berpakaian, buku bacaan, dan ketertarikan pada seni rupa, bermusik, atau teater. Terkadang, remaja mengagumi dan ingin meniru saudaranya, tetapi perbedaan tersebut juga dapat memunculkan rasa iri hati dan perasaan tersaingi hingga akhirnya timbul Apter dalam Kartika, 2010. Awalnya, muncul karena antara satu saudara dengan saudara yang lain ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua yang sama. Namun, ketika mereka telah tumbuh dewasa, para orang tua justru semakin tidak mampu memberikan perhatian yang seimbang kepada anakanaknya Ferguson, 1958, dalam Bank Kahn, 1982. Kondisi ini membuat berkembang dari keinginan untuk mendapatkan perhatian orang tua menjadi keinginan untuk mendapatkan prestasi sekolah atau penghargaanpenghargaan lainnya di luar sekolah seperti olahraga, seni, dan lainnya.

D. JarakBUsiaBKelahiranB 1. B PengertianBJarakBUsiaBKelahiranB

Menurut VandenBos 2007, jarak usia adalah panjangnya waktu mulai sejak kelahiran sampai saat ini. Sementara itu, Woolfson 2004 mendefinisikan jarak usia dalam lingkup hubungan saudara kandung sebagai perbedaan usia kelahiran seorang anak dengan saudara kandung sebelum atau sesudahnya di sebuah dalam keluarga. 24 Menurut Zajonc dalam Buckles Munnich, 2011, jarak usia kelahiran antara anak pertama dengan saudaranya yang lain bisa mempengaruhi hubungan antarsaudara kandung itu sendiri. Semakin muda usia anak ketika adiknya lahir akan semakin besar pula kemungkinan anak tersebut mengalami . Oleh karena itu, orang tua yang merencanakan jarak usia kelahiran yang tidak begitu dekat antara anak pertama dengan anak selanjutnya membuat anak pertama cenderung tumbuh menjadi pribadi yang lebih matang Zajonc, 1976, dalam Buckles Munnich, 2011. Di samping itu, saudara yang lebih muda juga akan mudah menerima nasihat dari saudara kandungnya yang lebih tua empat tahun dibanding yang berusia dua tahun Cicirelli, 1973, dalam Buckles Munnich, 2011 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jarak usia kelahiran adalah perbedaan usia kelahiran antara seorang anak dengan saudara kandung lainnya yang berpengaruh terhadap hubungan antarsaudara kandung.

2. B DampakBJarakBUsiaBKelahiranBterhadapB B

Menurut Hurlock 1992, jarak usia kelahiran antarsaudara kandung merupakan salah satu kondisi yang dapat menentukan kualitas hubungan antarsaudara kandung. Berikut kelebihan dan kekurangan dari masing masing jarak usia kelahiran antarsaudara kandung bagi anak, antara lain : 25 a. Jarak Usia Kelahiran Antarsaudara Kandung Dekat Jarak usia kelahiran yang relatif sedikit membuat kakak dan adik memiliki peluang untuk bisa menjadi sahabat yang sangat dekat Woolfson, 2004. Dalam banyak hal, mereka bisa memiliki teman teman yang sama atau bisa pergi keluar bersama. Akan tetapi, jarak usia kelahiran yang dekat antara satu sampai empat tahun cenderung membuat potensi menjadi semakin tinggi Cicirelli, 1996, dalam Susilowati, 2011. Menurut penelitian Gottlieb dan Mendelson dalam Kail, 2001 terhadap anak usia di bawah empat tahun yang memiliki adik diketahui bahwa sebanyak 93 ibu melaporkan anaknya mengalami regresi. Hal tersebut dapat terjadi karena anak berusia di bawah empat tahun masih cenderung egosentrik sehingga tidak dapat menerima adanya pembagian perhatian dan kasih sayang orang tua. Akibatnya, anak menjadi tidak bersemangat dan stres karena tibatiba harus berubah dari pusat perhatian menjadi ‘hanya salah satu anak’ di rumah. b. Jarak Usia Kelahiran Antarsaudara Kandung Jauh Jarak usia kelahiran antarsaudara kandung dapat dikatakan besar jika jarak usia mereka di atas empat tahun. Salah satu kelebihan dari jarak usia kelahiran yang berjauhan besar adalah tidak adanya untuk memperebutkan perhatian orang tua karena tahapan perkembangan antarsaudara kandung begitu jauh terpisah. Sebaliknya, hubungan mereka ditandai dengan kepedulian dan minat 26 yang sungguhsungguh terhadap satu sama lain Woolfson, 2004. Menurut Borden 2003, jarak usia kelahiran yang cukup jauh membuat anak pertama lebih dapat memahami kebutuhan adiknya sehingga dapat diandalkan untuk mengasuh dan menjaganya. Namun, jarak usia kelahiran yang begitu jauh membuat mereka tidak dapat membangun suatu persahabatan yang dekat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin kecil jarak usia kelahiran antarsaudara kandung, maka kemungkinan yang terjadi akan semakin besar. Sebaliknya, semakin besar jarak usia kelahiran antara seorang anak dengan saudaranya, maka kecil kemungkinan akan terjadi.

E. JumlahBSaudaraBKandungB

Jumlah saudara kandung adalah banyaknya saudara kandung yang dimiliki seorang anak di dalam sebuah keluarga. Berdasarkan Data Survei Demografi dan Kesehatan SDKI tahun 2007 diketahui bahwa perempuan usia subur di Indonesia ratarata memiliki anak dua sampai tiga selama hidupnya dalam Wahyuningsih, 2011. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa hampir sebagian besar keluarga di Indonesia memiliki lebih dari satu orang anak. Menurut Hurlock 2000, keluarga yang terdiri dari dua atau tiga orang anak disebut juga sebagai keluarga kecil. Artinya, anak yang tinggal di dalam keluarga kecil memiliki jumlah saudara yang sedikit. Sejalan dengan semakin 27 sedikitnya jumlah anak di dalam keluarga, kesempatan anak untuk berinteraksi dengan saudara kandungnya juga semakin kurang bervariasi Ambarini, 2006. Tingginya intensitas kebersamaan antara satu saudara dengan saudara yang lain tersebut membuat anak yang memiliki jumlah saudara relatif sedikit akan lebih banyak mengalami perselisihan dibanding mereka yang memiliki jumlah saudara yang banyak Susilowati, 2011. Di sisi lain, Pope 2009 mengatakan bahwa jumlah saudara yang banyak juga dapat memicu munculnya perselisihan dan persaingan terhadap saudarasaudaranya. Berdasarkan hasil penelitiannya, perselisihan dan persaingan tersebut muncul karena anak merasa saudaranya lebih disayang oleh orang tua mereka. Di dalam keluarga besar, orang tua cenderung tidak dapat berinteraksi dengan anakanak mereka sedekat orang tua dalam keluarga kecil karena mereka disibukkan oleh aktivitas seharihari yang menyita waktu dan tenaga yang cukup banyak. Hal ini membuat orang tua cenderung memilih salah seorang anak saja sebagai anak kesayangan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah saudara kandung adalah banyaknya saudara kandung yang dimiliki seseorang di dalam sebuah keluarga. B F. JenisBKelaminBAntarsaudaraBKandungB Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997, jenis kelamin adalah sifat atau keadaan individu yang membedakan dirinya antara lakilaki atau perempuan. Jenis kelamin juga bisa diartikan sebagai identitas yang dimiliki 28 oleh seseorang berdasarkan pertimbangan alat kelamin Aspuah, 2008. Berkaitan dengan hubungan antarsaudara kandung, jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang ikut berpengaruh terhadap munculnya pada diri seorang anak Hurlock, 1999. Leder dalam Waluyo, 2010 mengatakan bahwa ada tiga tipe pasangan antarsaudara kandung yaitu lakilaki dengan lakilaki, perempuan dengan perempuan, dan perempuan dengan lakilaki. Binotiana 2008 menambahkan bahwa kemungkinan munculnya akan lebih tinggi pada pasangan kakak atau adik berjenis kelamin sama dibandingkan dengan mereka yang berjenis kelamin berbeda. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Minnet, Vandell, dan Santrock 1983 yang menyatakan bahwa agresivitas dan dominasi akan lebih banyak muncul dalam hubungan antarsaudara kandung yang memiliki jenis kelamin yang sama. Selain itu, Stewart dalam Bonitiana, 2008 juga berpendapat bahwa kemungkinan munculnya cenderung tinggi pada pasangan saudara kandung yang berjenis kelamin lakilaki karena faktor budaya yang lebih memacu anak lakilaki untuk bersaing. Namun, Milman dan Schaefer 1989 justru menyatakan bahwa lebih sering terjadi pada pasangan saudara kandung dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan kakak dan adik yang berjenis kelamin perempuan cenderung memiliki sifat emosional dan sensitif. Pembahasan mengenai jenis kelamin saudara kandung menjadi penting karena jenis kelamin saudara kandung ikut mempengaruhi hubungan jarak usia dan jumlah saudara kandung terhadap . Menurut 29 Puspitasari 2003, anak yang berjenis kelamin sama dan memiliki jarak usia yang berdekatan dengan saudara kandungnya lebih mudah merasa cemburu dan benci terhadap saudaranya tersebut. Hal tersebut didukung oleh beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pasangan saudara berjenis kelamin sama dengan jarak usia yang berdekatan, serta kurangnya interaksi yang positif akan lebih banyak mengalami persaingan dan konflik Dunn Kendrick, 1981; Minnett, Vandell Santrock, 1983. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan munculnya tidak hanya dipengaruhi oleh jenis kelamin saudara kandung saja, tetapi juga dipengaruhi oleh jenis kelamin antara satu saudara dengan satu saudara kandungnya yang lain dimana akan lebih tinggi pada pasangan saudara kandung yang memiliki jenis kelamin sama dibandingkan dengan pasangan saudara kandung yang memiliki jenis kelamin berbeda. Oleh karena itu, jenis kelamin antarsaudara kandung dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai identitas yang didasarkan atas pertimbangan alat kelamin antara pasangan saudara kandung, yaitu lakilaki dengan lakilaki, perempuan dengan perempuan, dan perempuan dengan laki laki atau sebaliknya.

G. HubunganB antaraB denganB JarakB UsiaB KelahiranB danB