Teknik Keabsahan Data. METODE PENELITIAN

pendidikan di sekolah. Sekolah harus menilai kinerja tenaga kependidikan yang unsur-unsurnya harus terkait dengan tugas pokok dan fungsinya. Pada bagian ini akan disampaikan mengenai fokus penelitian ini yaitu kegiatan meningktakan kompetensi guru di sekolah RSBI maupun SBI di Kota Magelang. Pelaksanaan kegiatan pengembangan SDM dapat di tampilkan dalam tabel seperti berikut: Tabel 4. Kegiatan peningkatan kompetensi guru. No. Kegiatan pengembangan SDM SMA N 1 SMK N 1 SMK N 2 1 Penelitian tindakan kelas √ √ √ 2 Penulisan karya tulis ilmiah √ √ √ 3 Penulisan buku pelajaran √ √ - 4 Penulisan diktat pelajaran √ √ √ 5 Pembuatan mediaalat pembelajaran √ √ √ 6 Menemukanmembuat TTG - √ - 7 Menciptakan karya seni √ √ √ 8 Mengadakan diklat √ √ √ 9 Mengadakan seminar √ √ √ 10 Mengadakan tugas belajar √ √ √ Berdasarkan data tabel di atas pelaksanaan kegiatan pengembangan sumber daya manusia akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu indikator komponen kompetensi pengembangan profesi guru. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan guru untuk mengetahui persoalan yang terdapat kelas dan mengenal keunikan kelas tersebut. Dalam kaitannya dengan sekolah bertaraf internasional penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru selain bisa mengembangkan kompetensi guru dalam mengajar juga bisa digunakan untuk pengembangan pembelajaran dan pembinaan siswa. Data hasil penelitian untuk mengungkap pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang diselenggarakan di sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam rangka mewujudkan sekolah bertaraf internasional dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5. Pelaksanaan program penelitian tindakan kelas. No. Sekolah Penerapan Sasaran Waktu 1 SMA N 1 Magelang Ya Permasalahan yang terjadi di kelas Saat terjadi permasalahan 2 SMK N 1 Magelang Ya Permasalahan yang terjadi di kelas Saat terjadi permasalahan 3 SMK N 2 Magelang Ya Permasalahan yang terjadi di kelas Saat terjadi permasalahan Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jika kegiatan penelitian tindakan kelas telah dilaksanakan oleh masing-masing sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar. Akan tetapi pelaksanaan kegiatan tersebut hanya terjadi saat suatu permasalahan muncul saja. Kegiatan tersebut belum terprogram secara rutin dalam rencana kegiatan sekolah. Lebih lanjut Drs. Ngajid, M.Pd selaku Wakasek bidang Kurikulum SMK N 1 Magelang menjelaskan: “Sebagai kegiatan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, kegiatan penelitian tindakan kelas sangat diperlukan guna memperbaiki kinerja guru itu sendiri disamping bisa dijadikan bahan evaluasi dan masukan bagi kinerja guru yang lain. Namun dalam pelaksanaannya kegiatan ini tidak dilaksanakan secara rutin atau terprogram dalam kurun waktu tertentu, hal ini dikarenakan para guru sudah memiliki beban mengajar yang cukup padat sehingga untuk melakukan kegiatan seperti ini terasa amat mengganggu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut”. Dari pemaparan di atas dapat diartikan walaupun sekolah-sekolah telah melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mengembangkan kompetensi guru dalam hal ini lompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesi melalui kegiatan penelitian tindakan kelas, namun kegiatan itu belum terprogram secara baik oleh tiap-tiap sekolah.

b. Kegiatan Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Penyusunan karya tulis ilmiah KTI ilmiah merupakan salah satu bentuk kegiatan pengembangan profesi. Hal ini dapat dijadikan sebagai media kenaikan pangkat jabatan dari Guru Pembina IVa ke atas. Data hasil penelitian untuk mengungkap pelaksanaan penulisan karya tulis ilmiah hasil penelitian yang diselenggarakan di sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam rangka mewujudkan sekolah bertaraf internasional dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Pelaksanaan penulisan karya tulis ilmiah. No. Sekolah Penerapan Sasaran Waktu 1 SMA N 1 Magelang Ya Semua guru Setiap tahun RAPBS 2 SMK N 1 Magelang Ya Guru yang berminat Belum terprogram 3 SMK N 2 Magelang Ya Guru yang berminat Belum terprogram Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua sekolah menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan menganjurkan kepada para guru untuk membuat karya tulis ilmiah. Dapat diartikan sekolah melakukan tugas dan perannya dalam pengembangan kompetensi guru dalam hal ini penulisan karya ilmiah. Namun dalam pelaksanaannya sekolah sifatnya hanya menghimbau tidak mewajibkan kepada para guru untuk menulis KTI. Jadi penulisan karya tulis ilmiah hanya dilakukan oleh guru-guru yang berminat untuk menaikkan pangkatjabatan