Kompetensi Profesional Dimensi-dimensi Kompetensi Guru

perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar”. Surya 2003:138 mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Gumelar dan Dahyat 2002:127 merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus memiliki kompetensi 1 aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi juga harus beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya, 2 pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan 3 mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan. Johnson sebagaimana dikutip Anwar 2004:63 mengemukakan kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Arikunto 1993:239 mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru tercermin melalui indikator 1 interaksi guru dengan siswa, 2 interaksi guru dengan kepala sekolah, 3 interaksi guru dengan rekan kerja, 4 interaksi guru dengan orang tua siswa, dan 5 interaksi guru dengan masyarakat.

D. Pengembangan Kompetensi Profesi Guru

Kriteria ideal seorang guru ia harus memiliki kompetensi professional dengan ijazah keguruan yakni seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan berkualitas. Seorang guru tidak hanya menguasi materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan tetapi harus menguasi cara-cara atau teknik pembelajaran yang bermutu, memahami dan dapat menerapkan penggunaan media pembelajaran, mengetahui dan dapat menggunakan alat evaluasipenilaian yang tepat. Dilain hal guru harus berwibawa agar pembelajaran berlangsung dengan tertib, maka seorang guru harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi siswa secara alami, bukan dengan paksaan atau dengan hukuman, ancaman ataupun tindakan menakut-nakuti dan intimidasi terhadap siswa. Guru juga harus disiplin guru sebagai suri teladan harus menempatkan diri dalam memegang teguh prinsip-prinsip etos kerja yang baik. Masuk sekolah dan mengajar tepat waktu. Guru harus memberikan contoh yang baik dalam hal disiplin baik dalam tutur kata maupun dalam bertindak. Guru juga harus bijaksana dan disenangi siswa. Dalam mengambil keputusan seorang guru harus mempertimbangkan semua kemungkinan- kemungkinan yang akan muncul sehingga keputusan yang diambil betul-betul adil dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Guru juga dituntut harus berwawasan luas dan humoris. Guru harus tetap belajar agar dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menambah wawasan dan kemampuan guru. Dengan bertambahnya pengetahuan seorang guru diharapkan dalam mengajar tidak monoton, tidak kaku, tetapi akan menempatkan dirinya sebagai sosok guru yang bergairah dalam mengajar serta dapat memancing sifat humor yang mendorong siswa untuk bersemangat mengikuti pelajaran. Di sinilah esensi bahwa guru harus menjalani proses pengembangan profesional berkelanjutan PPB atau continuing professional development CPD. Pengembangan ini bermakna sebagai semua inisiatif individu dan kegiatan pengembangan profesional yang tersedia untuk mendukung pengembangan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Dalam konteks interaksi kepengawasan sekolah atau kepengawasan pembelajaran, sentral utama pembinaan adalah guru. PPB atau CPD adalah aktivitas reflektif yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan seseorang. CPD menunjang kebutuhan seseorang dan memperbaiki praktek- praktek profesionalnya. PPB atau CPD juga bermakna bagi setiap anggota asosiasi profesi memelihara, memperbaiki, dan memperluas pengetahuan dan