16
2.2. Sejarah Pantai Cermin
Sebelum Perang Dunia II atau tepatnya sebelum Proklamasi Kemeredekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang adalah merupakan
daerah Kesultanan Deli dan Serdang. Kesultanan Deli berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang berkedudukan di Perbaungan. Kedua wilayah tersebut dalam
masa penjajahan adalah merupakan Karesidenan Sumatera Timur sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kekuasaan kesultanan berakhir dan struktur pemerintah
disesuaikan dengan pemerintah Indonesia dan kesultanan Deli dan Serdang dijadikan daerah Kabupaten Deli Serdang.
10
Kabupaten Deli Serdang juga merupakan salah satu wilayah yang memiliki kekayaan alam yang memberi peluang bagi masyarakat setempat untuk
mengembangkan wilayah tersebut sehingga memberi kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Salah satunya adalah Pantai Cermin yang sudah ada sebelum tahun 1960-
an. Mulai tahun 1945 daerah Kabupaten Deli Serdang, secara berkesinambungan
telah dipimpin oleh Bupati Deli Serdang selama periode 1945 sampai 2005. Daerah Kabupaten Deli Serdang juga merupakan daerah yang cukup terkenal di kawasan
nusantara, terutama karena devisa negara yang berasal dari hasil bumi Kabupaten Deli Serdang yang sangat potensial seperti karet, tembakau dan kelapa sawit. Peranan
daerah Kabupaten Deli Serdang dalam pembangunan sangat menonjol. Melalui
10
Sumber www.id.wikipedia.orgwikikabupaten Deli Serdang diunggah pada tanggal 9 Juli 2013
Universitas Sumatera Utara
17 pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pada masa Orde Baru telah kelihatan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor di Kabupaten Deli Serdang, dimana sektor pertanian dan perkebunan menjadi pemeran utama dalam
meningkatkan pendapatan para petani di Kabupaten Deli Serdang. Sejalan dengan lanjutnya pembangunan, maka pembangunan di bidang sektor pariwisata pun juga
berkembang dari awal tahun 1960-an. Begitupula dengan perkembangan objek pariwisata Pantai Cermin.
Setiap tempat memiliki legenda tersendiri, yaitu suatu cerita tentang proses terbentuknya nama pengenalan wilayah tersebut yang sejalan dengan sifat dan
keberadaannya. Hal ini sangat tergantung pada keberadaan alam maupun konteks penemunya. Berdasarkan sejarahnya, Pantai Cermin dahulunya disebut dengan Pantai
Kayu Besar karena disepanjang pantai banyak pohon-pohon yang kayunya berukuran besar. Ada juga masyarakat yang menyebutnya sebagai Pantai Rumah Makan, karena
pantai tersebut merupakan tempat para nelayan bahkan juga masyarakat sekitar mencari makan. Artinya banyak hasil-hasil pantai ataupun hasil-hasil buah yang
berada di pesisir pantai dapat mereka olah untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Ada pula yang menyebutnya dengan nama Pantai Indah, agar tidak terlepas dari ciri
khasnya dengan pantai berpasir putih yang indah dan karena bertambahnya nama- nama pantai yang ada sejak tahun 2003, maka Pantai Cermin ini tetap disebut dengan
Pantai Indah untuk membedakan Pantai cermin ini atau Pantai Indah dengan pantai- pantai lainnya.
Universitas Sumatera Utara
18 Menurut pendapat Bapak Basaruddin Kepala Desa tentang asal usul nama
Pantai Cermin, dikatakan bahwa legenda asal usul nama Pantai Cermin berasal dari sebuah sungai. Sungai yang dimaksud adalah muara Sungai Ular. Muara sungai ini
jika air laut sedang surut sungainya menjadi kecil. Di kiri dan kanan sungai akan terhampar pasir putih bagaikan kaca atau cermin. Begitu pula sebaliknya, bila air
sedang pasang maka pantai pasir yang terhampar tersebut tergenang air yang jernih sehingga bila kita berada diatasnya sedang berperahusampan dapat pula bercermin
atau berkaca.
11
Demikianlah asal usul Pantai Cermin. Dahulunya Pantai Cermin ini hanya terdapat di satu kecamatan saja, Pantai
Cermin yang berada di Kecamatan Pantai Cermin Kanan. Menurut informasi yang penulis dapatkan, letak Pantai Cermin sebagai objek wisata berada di sebelah kanan
apabila datang dari Medan menuju ke Kecamatan Pantai Cermin. Di tambah lagi di daerah tersebut terdapat pesisir pantai yang saat ini menjadi kawasan objek wisata.
Terbentuknya Pantai Cermin Kanan sejak tahun 1958 yang dipelopori oleh Adzla Hasan, Kaslani dan Yak Denak. Pada saat itu ketiga pelopor ini berusaha untuk
merebut kawasan Pantai Cermin dari pemberontakan Simbolon dan Nainggolan, pada saat pemerintahan Soekarno. Saat itu banyak pengungsi dari luar daerah yang tinggal
disana menentang karena para pemberontak Simbolon dan Nainggolan berusaha untuk menguasai kawasan Pantai Cermin seutuhnya.
12
11
Wawancara dengan Bapak Basaruddin Sekretaris Kepala Desa Pantai Cermin Kanan pada tanggal 16 Januari 2013.
12
Wawancara dengan Ibu Aini penduduk asli kecamatan Pantai Cermin pada tanggal 16 Januari 2014
Universitas Sumatera Utara
19 Padahal sebelumnya para pengungsi, yaitu suku Melayu dan suku Jawa yang
berada di pesisir pantai bebas untuk tinggal di daerah tersebut. Setelah berjuang keras pada akhirnya daerah kawasan Pantai Cermin tersebut bisa direbut kembali oleh
ketiga pejuang pelopor Pantai Cermin dari tangan para pemberontak tersebut. Saat itu pula para pengungsi bisa untuk kembali tinggal di sana. Pada saat itu pula ditetapkan
nama daerah tersebut dengan sebutan Desa Pantai Cermin Kanan. Ketika itu kondisi kawasan Desa Pantai Cermin Kanan masih seperti hutan belantara. Kemudian satu
persatu orang-orang berdatangan. Mulai dari beberapa suku, seperti suku Melayu, suku Jawa, suku Batak dan suku Batak Karo memilih untuk tinggal disana apalagi
pada saat itu masyarakat bebas dalam menggarap tanah untuk dijadkan hak milik dan sesuka hati dalam memilih mana lahan yang mereka suka dan layak untuk dijadikan
tempat tinggal mereka. Namun setelah dikeluarkan pemerintah undang-undang darurat pada tahun
1942 mengenai wilayah pemukiman yang berbunyi: “segala sesuatu yang diambil dan yang telah dianggap milik masyarakat terhadap lahan permukiman menurut Undang-
undang darurat dinyatakan sah”, maka mulai banyak orang-orang berdatangan untuk menempati lahan yang ada termasuk di pinggiran pantai. Sehingga pada saat ini Desa
Pantai Cermin sudah terlihat ramai dipadati masyarakat. Maka sejalan dengan pertambahan penduduk dan untuk mempercepat pelayanan administrasi
Universitas Sumatera Utara
20 kependudukan maka desa tersebut dimekarkan menjadi dua desa, yaitu Desa Pantai
Cermin Kanan dan Desa Pantai Cermin Kiri.
13
Kemudian pada tahun 1980-an oleh H. Tenteng Ginting pemerintahan Deli Serdang dipindahkan ke Lubuk Pakam, yang pada saat itu sebuah kota kecil yang
terletak dipinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi Ibukota Deli Serdang. Pada tanggal 18 Desember
tahun 2003, kabupaten ini mengalami perubahan baik secara geografi maupun administrasi pemerintahan. Setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya
kabupaten baru yaitu Kabupaten Serdang Bedagai sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan
terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi 2.497,72 km² yang terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desakelurahan, yang terhampar mencapai
3,34 dari luas Sumatera Utara. Kabupaten Deli Serdang kini telah banyak dihuni oleh penduduk yang terdiri
dari berbagai suku bangsa seperti Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan pemeluk berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha
dengan jumlah penduduk sekitar 1.686.366 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya LPP sebesar 2,74 dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa per km².
13
Wawancara dengan Bapak GJW.Hasibuan, S.STP Kepala Desa Pantai Cermin Kanan pada tanggal 16 Januari 2014.
Universitas Sumatera Utara
21
2.3. Inisiatif Masyarakat Sekitar Wilayah Kawasan Pantai Cermin