Pemasukan Khas Daerah PENGARUH KEPARIWISATAAN TERHADAP OBJEK WISATA PANTAI

58 kawasan tersebut diantaranya bagi Kecamatan Pantai Cermin. Pantai Cermin Kanan dan Kota Pari. Perturnbuhan penduduk di kawasan objek wisata Pantai Cermin 3,6 per tahun, sedangkan perturnbuhan penduduk di Desa Pantai Cermin Kanan adalah 6 per tahun. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk di Desa Pantai Cermin Kanan, maka pertumbuhan penduduk di kawasan objek wisata Pantai Cermin lebih stabil artinya perturnbuhan penduduk setiap tahun tidak terlalu signifikan atau tidak terlalu besar perbedaannya.

4.2 Pemasukan Khas Daerah

Semangat otonomi daerah telah mewarnai pendayagunaan potensi ekonomi daerah. Hal ini cukup dimaklumi, karena asumsinya daerah otonom yang memiliki potensi ekonomi yang kuat, mempunyai peluang yang besar dalam menggali dan mengembangkan perekonomian daerahnya untuk kesejahteraan masyarakat, yang pada akhirnya daerah otonom mempunyai kemampuan lebih dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, baik dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun pelaksanaan pembangunan. Realita yang ada menunjukkan, bahwa banyak daerah otonom yang kebijakan pembangunan ekonominya didasarkan pada keunggulan komparatif dengan kompetensi dan keunggulan di setiap daerah, misal perekonomian daerah yang berbasis pada hasil: tambang, hutan, pertanian, perikanan dan laut; industri, perdagangan serta jasa dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 59 Pengembangan ekonomi daerah berdasarkan prinsip otonomi dan potensi daerah yang dilakukan pelaku ekonomi daerah pemerintah, swasta dan masyarakat, pada dasarnya berkaitan erat dengan pengembangan berbagai jenis dan bidang serta sektor usaha. Pengembangan ekonomi daerah berupaya untuk menciptakan iklim usaha daerah yang mampu menggali potensi daerah, mendorong peluang dan kemampuan kompetitif atau daya saing atas dasar keunggulan komparatif daerahnya letak geografis, SDM professional, akses informasi dan teknologi, kompetensi kelembagaan dan manajeman, kemampuan permodalan dan akses pasar dll. Untuk lebih mengoptimalkan upaya pengembangan perekonomian daerah, diperlukan innovasi atau prakarsa, kreatifitas, serta strategi pengembangan ekonomi masing-masing daerah. Dengan demikian di era kompetisi ini, daerah yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dibanding daerah lain, akan lebih berhasil memanfaatkan potensi daerah secara lebih berdaya guna dan berhasil guna bagi kesejahteraan masyarakat. Kebijakan otonomi daerah memberi kewenangan dan keleluasaan lebih luas bagi KabupatenKota dalam menggali dan mengembangkan potensi daerah. Hal ini terbukti banyak daerah otonom berkreasi dan berinisiatif dengan kiat-kiatnya untuk memajukan daerahnya, misalnya antara lain: berbagai cara dilakukan untuk peningkatan PAD, mendorong laju penanaman modal melalui promosi dan peningkatan pelayanan perijinan, membangun dan meningkatkan kualitas sarana prasarana penunjang kegiatan investasi, mengembangkan sentra-sentra produksi Universitas Sumatera Utara 60 potensial, melakukan berbagai inovasi manajemen pembangunan dan meningkatkan kualitas SDM. Dalam konteks desentralisasi ekonomi, pendayagunaan potensi daerah untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal, hal ini dapat dilakukan melalui strategi kombinasi yaitu kewenangan daerah untuk dapat berdiri sendiri, dengan basis sumber daya yang dimiliki dengan kemampuan menciptakan interaksi dan keterkaitan secara ekonomi dengan daerah sekitarnya, atau dengan wilayah ekonomi yang lebih luas Bappenas, 2003. Dengan demikian ada dua aspek yang perlu mendapat perhatian yakni pengembangan ekonomi lokal dan kemitraan. Pengembangan ekonomi lokal merupakan suatu konsep pembangunan ekonomi yang mendasarkan pada pendayagunaan sumber daya lokal yang ada pada suatu masyarakat, sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya kelembagaan. Pendayagunaan sumberdaya tersebut dilakukan oleh masyarakat itu sendiri bersama pemerintah lokal maupun kelompok-kelompok kelembagaan berbasis masyarakat yang ada. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif dalam pengembangan ekonomi local yang dapat dilakukan melalui suatu forum kemitraan. Sedangkan kemitraan itu sendiri mempunyain makna bahwa dalam tataran proses perencanaan , pelaksanaan dan evaluasi program ada kebersamaan yang sinergis antara pemerintah, dunia usaha dan mayarakat. Dengan demikian diharapkan kemitraan ini dapat menjadi katalis bagi Universitas Sumatera Utara 61 penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik good governance melalui berbagai proses pengambilan keputusan yang terkait dengan pengembangan ekonomi lokal. Perhatian terhadap pariwisata sudah sangat mulus tersebar karena sadar akan manfaat-manfaat yang didatangkan bagi negara-negara penerima wisatawan: 1. Bahwa pariwisata menjadi sumber pendapatan valuta asing dengan menjual jasa-jasa dan barang-barang yang berkaitan dengan pariwisata. Bahwa pendapatan ini mengalir cepat dan langsung terbagi-bagi secara meluas 2. Kepariwisataan dalam perekonomian nasional, sehingga mampu membagi- bagi laju pendapatan secara meluas, bertambah banyak dan berputar-putar ke segala lapisan pedagang besar dan pengecer, transportasi, beragam komponen sektor pariwisata, kebutuhan-kebutuhan dan usaha yang berdasarkan tingkat pengeluaran konsumen. 3. Bahwa pariwisata adalah suatu pasaran lanjutan searah dengan meningkatnya yang begitu pesat tingkat pendapatan keluarga yang tidak habis terpakai, khusunya pada negara-negara yang industrinya sudah maju. 4. Bahwa industri pariwisata jika dibanding dengan industri lain termasuk industri yang investasi modalnya kecil sebanding dengan arus pendapatan yang mungkin. 5. Bahwa pariwisata menyediakan suatu pasaran ekspor tempat konsumen datang untuk meneliti produk-produk tersebut. Universitas Sumatera Utara 62 6. Bahwa produk yang dijual terutama berupa jasa-jasa dan tidak dapat dijamah karena udara yang sejuk, alam yang indah terdapat tempat-tempat yang bersejarah, yang kelihatannya secaar potensial tidak akn habis-habisnya, dan hanya tunduk pada keterbatasan upaya promosi dan penjualan. 7. Bahwa pariwisata adalah sarana yang ampuh dan efektif bagi kebijakan umum untuk menciptakan perpaduan social dan budaya pada tingkat nasional maupun internasional, untuk mengembangkan industri-industri lain dan sarana pemupukan tenggang rasa dan saling pengertian dengan negara-negara tetangga dan dunia umumnya. Jika pemikiran tersebut pada dasarnya membuktikan tentang perluasan akibat pariwisata pada ekonomi negara penerima dan apakah ada dasarnya atau tidak untuk memberi sektor pariwisata prioritas utama dalam perencanaan pengembangan ekonomi negara itu, maka hal-hal ini akan berbeda pada suatu negara dengan negara lainnya. Hal ini sangat bergantung pada keadilan ekonomi negara itu. Apakah ada pilihan-pilihan untuk pengembangan, juga pada tingkat perkembangan negara itu dalam bidang prasarana dan pada bobot atraksi wisata yang dimiliki negara itu. Unsur lain seperti jarak dan pasaran sumber wisatawan dan biaya fasilitas wisata memainkan peranan yang penting juga. Karena itu dalam perekonomian tidak ada pengkotak-kotakan, melainkan yang ada adalah ketergantungan pada berbagai bagian ekonomi yang menciptakan salah-masalah konseptual dan tolak ukurnya dalam analisa ekonomi. Karena Universitas Sumatera Utara 63 pariwisata mempengarui dan sekaligus juga dipengaruhi oleh sektor-sektor produksi ekonomi daerah, maka banyaknya kekuatan penghambat yang terjadi didalam ekonomi akan lebih mempersulit pengukuran kerugian yang timbul dan perhitungan dalam rangka mendapatkan keuntungan Universitas Sumatera Utara 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN