Struktur Umur Penduduk Pendidikan

A NA LISIS ISU LING KUNG A N DA N EV A LUA SI KEBIJA KA N STA TUS LING KUNG A N HIDUP DA ERA H SLHD PRO V INSI LA M PUNG T.A . 2006 103 Pendidikan mempunyai peran penting bagi suatu bangsa karena pendidikan memiliki andil yang besar terhadap kemajuan bangsa, baik secara ekonomi maupun sosial. Kualitas pendidikan sangat mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia karena pendidikan merupakan salah satu sarana meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Investasi dengan meningkatkan pendidikan dan keterampilan sumberdaya manusia keuntungannya tidak hanya dinikmati oleh orang yang meningkatkan pendidikan tersebut private rate to return melainkan juga dinikmati oleh masyarakat luas social rate to return. Pendidikan yang memadai sangat dibutuhkan bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Semakin tinggi rata-rata tingkat pendidikan penduduk suatu wilayah menunjukan tingginya kemampuan sumberdaya manusia. Berkembangnya industri disuatu wilayah menuntut pergeseran kemakmuran dari sifatnya tradisional pertanian menjadi keterampilan industri. Hal ini memerlukan keterampilan sumberdaya manusia yang lebih terdidik dan terampil. Dalam pengembangan keterampilan penduduk, maka indikator status pendidikan memberikan gambaran yang penting. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia harus diikuti dengan tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai, mutu pendidikan, dan tenaga guru yang memadai. Data pada Tabel SDM-3 menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Lampung yang berumur 10 tahun ke atas. Tingkat pendidikan tersebut menggambarkan bahwa penduduk Provinsi Lampung didominasi oleh penduduk yang tidak tamat SD dan hanya tamat SD. Sedangkan tingkat pendidikan tinggi hanya berjumlah dibawah 2 dari total penduduk. Melihat rata-rata pendidikan tersebut, maka rendahnya tingkat pendidikan mayoritas penduduk memberikan gambaran kualitas SDM di Provinsi Lampung yang cenderung harus dipacu untuk terus ditingkatkan. Peningkatan mutu pendidikan harus menjadi prioritas pembangunan daerah di masa mendatang. Kualitas sumberdaya manusia yang relatif rendah yang akan menyebabkan sulitnya A NA LISIS ISU LING KUNG A N DA N EV A LUA SI KEBIJA KA N STA TUS LING KUNG A N HIDUP DA ERA H SLHD PRO V INSI LA M PUNG T.A . 2006 104 adaptasi terhadap perubahan aspek kehidupan terutama yang berhubungan dengan perekonomian. Sebaliknya sumberdaya manusia yang diperlukan dalam memasuki abad baru dan era melenium ketiga ini adalah manusia yang berkualitas, baik dari segi intelektualitas dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan tujuan yang akan dicapai dalam pembangunan manusia seutuhnya. Untuk itu diperlukan usaha serius dalam pengembangan pendidikan, baik ilmu pengetahuan maupun keimanan, peningkatan kesehatan, dan dukungan faktor-faktor sosial lainnya. Usaha pengembangan pendidikan tinggi akademiS1 terus dilakukan tetapi masalah dalam meningkatkan kualitas dan output pendidikan S1 dan tingginya tingkat pengangguran sarjana. Tingkat pengangguran tinggi akibat rendahnya keterampilan tenaga kerja dan laju pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi.

3.4.6. Kesejahteraan Masyarakat

Indikator utama yang dapat merefleksikan status pembangunan manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia IPM atau Human Development Index HDI yang terdiri atas 3 variabel yaitu indeks kelangsungan hidup, indeks pengetahuan dan indeks daya beli. Angka IPM Provinsi Lampung pada tahun 2002 sebesar 65,8 berarti status pembangunan manusia di Provinsi Lampung dalam kategori menengah ke bawah. Salah satu variabel yang menyebabkan kategori menengah ke bawah dari data IPM tersebut adalah masih rendahnya daya beli di Provinsi Lampung sebesar 51,60 yang merupakan efek dari krisis moneter lalu yang berkepanjangan dan kenaikan harga- harga barang inflasi antara periode tahun 1999-2000. Indeks kelangsungan hidup dan indeks pengetahuan pada tahun 2002 cukup tinggi, yaitu 68,50 dan 77,30 yang berarti bahwa tingkat kesehatan di Provinsi Lampung sudah cukup berhasil untuk penduduk mencapai “usia hidup” yang panjang dan sehat dan begitu pula untuk mendapatkan pengetahuan yang merupakan bagian dari variabel angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Data BPS tahun 2003 memperlihatkan bahwa pada tahun 2003 nilai IPM Provinsi Lampung mencapai 66,00. Nilai ini diperoleh dari variabel indeks kelangsungan hidup 68,70; indeks pengetahuan 77,10; dan indeks daya beli 52,30 BPS, 2003. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2003 A NA LISIS ISU LING KUNG A N DA N EV A LUA SI KEBIJA KA N STA TUS LING KUNG A N HIDUP DA ERA H SLHD PRO V INSI LA M PUNG T.A . 2006 105 Provinsi Lampung mulai memasuki kategori menengah atas. Gambaran IPM di Provinsi Lampung terlihat pada Tabel 3.3. Berdasarkan angka IPM, secara umum dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Lampung tahun masih rendah, yang dinyatakan dengan status “menengah ke bawah”. Kesejahteraan yang tertinggi hanya terdapat di wilayah Kota Bandar Lampung yang memiliki status “menengah ke atas”. Bila dicermati, terlihat bahwa faktor penyebab rendahnya kesejahteraan masyarakat lebih disebabkan oleh indeks daya beli yang rendah. Tabel 3-3. Indeks Komponen IPM per Wilayah KabupatenKota di Provinsi Lampung Tahun 2003 Rendahnya tingkat daya beli masyarakat, diduga akibat dari krisis ekonomi nasional yang berkepanjangan yang juga melanda Provinsi Lampung. Akibat krisis tersebut, terjadi peningkatan pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja PHK, dan stagnasinya pertumbuhan investasi yang seharusnya dapat menampung angkatan kerja baru. Oleh karena itu, peningkatan kesejahteraan masyarakat harus ditempuh dengan melakukan kebijakan yang bertujuan meningkatkan kesempatan kerja. Dalam jangka pendek, program pembangunan padat karya merupakan kebijakan yang harus ditempuh. Dan dalam jangka panjang pengembangan sektor perekonomian yang bersifat padat karya seperti pertanian dan agroindustri harus diberikan prioritas yang lebih tinggi.