Upaya Mitigasi Nonstruktural REKOMENDASI

REKO M ENDA SI STA TUS LING KUNG A N HIDUP DA ERA H SLHD PRO V INSI LA M PUNG T.A . 2006 107 − Melaksanakan perencanaan logistik dan penyediaan dana, peralatan dan material yang diperlukan untuk kegiatanupaya tanggap darurat. − Melaksanakan pelatihan evakuasi untuk mengecek kesiapan masyarakat, Satlak dan peralatan evakuasi, dan kesiapan tempat pengungsian sementara beserta perlengkapannya.

b. Upaya Mitigasi Struktural

− Pengerukan sungai, pembuatan sodetan sungai baik secara saluran terbuka maupun tertutup atau terowongan dapat membantu mengurangi terjadinya banjir. Untuk pembuatan sodetan guna mengurangi kemungkinan bencana banjir telah direncanakan di aliran Way Abung yang melintasi Kota Bumi Kabupaten Lampung Utara.

c. Peran serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : − Aspek penyebab, jika beberapa peraturan yang sangat ber pengaruh atas faktor-faktor penyebab banjir dilaksanakan atau dipatuhi secara signifikan akan mengurangi besaran dampak bencana banjir. − Aspek partisipatif, dalam hal ini partisipasi atau kontribusi dari masyarakat dapat mengurangi dampak bencana banjir yang akan diderita oleh masyarakat sendiri, Strategi mitigasi dan upaya pengurangan Bencana Longsor dilakukan dengan cara : − Identifikasi, pengenalan dan pemetaan daerah rawan longsor, serta memasukan resiko bencana dalam penataan ruang dan kawasan REKO M ENDA SI STA TUS LING KUNG A N HIDUP DA ERA H SLHD PRO V INSI LA M PUNG T.A . 2006 108 − Stabilisasi lereng dengan mengurangi tingkat keterjalan lereng, meningkatkanmemperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air tanah pembuatan terase dan penghijauan, serta penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat. 2. Wilayah Provinsi Lampung pada umumnya dan Bandarlampung khususnya merupakan daerah rawan gempabumi, sehingga daerah ini berpotensi untuk terjadinya gempabumi, baik yang bersumber di darat maupun di laut. Perlu lebih ditingkatkan kegiatan sosialisasi tentang bencana gempabumi oleh Pemerintah Provinsi Lampung kepada masyarakat di daerah rawan gempabumi dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan tentang bencana gempabumi. 3. Provinsi Lampung masih terjangkit Avian Influenza AI tapi dapat terkendali, namun demikian wabah pada hewan dapat kembali muncul apabila langkah- langkah yang dilaksanakan kurang berhasil dan adanya peningkatan serangan ganasnya virus. Keberadaan dan efektifitas tenaga penyuluh lapangan sangat diperlukan. Reaksi gerak cepat dan tepat dari Tim Operasional di tingkat KabupatenKota sangat diperlukan untuk keberhasilan penanggulangan kasus yang muncul. 4. Kebijakan dasar untuk mengendalikan pencemaran udara, air, tanah, serta pesisir dan laut dikelompokkan dalam dua bagian besar, yaitu perlindungan mutu ambien dan pengendalian kegiatan penyebab pencemaran. Perlindungan mutu ambien dilakukan dengan menetapkan standar ambang batas baku mutu yang dijadikan patokan pemerintah Provinsi Lampung untuk melakukan penegakan hukum, perubahan kebijakan, penyesuaian kegiatan pembangunan, bahkan sampai dengan sosialisasi dan edukasi masyarakat agar tidak melampauinya. Sementara itu, pengendalian kegiatan yang menyebabkan pencemaran lingkungan hidup dilakukan dengan cara penaatan dan penegakan hukum serta penyediaan teknologi alternatif. Untuk mengurangi distorsi pasar, dikendalikan melalui kebijakan insentif dan disinsentif ekonomi serta pemberdayaan masyarakat agar dapat menjadi kekuatan penekan yang strategis.