PERKEMBANGAN
ERBANKAN
41
pada level Sulaw esi Tenggara, telah diinisiasi “ Gerakan Sekolah M enabung” yaitu kerja sama antara perbankan daerah dengan sekolah-sekolah dalam memobilisasi dana dari para pelajar.
3.4. Penyaluran Kredit Pembiyaan
Dengan meningkatnya DPK yang dihimpun, tentunya telah memberikan peluang kepada perbankan Sulaw esi Tenggara untuk lebih meningkatkan kapasitas kreditpembiayaan
yang disalurkan. Posisi triw ulan II-2010 total kreditpembiyaan yang disalurkan tercatat
sebesar Rp5.348 miliar, selama tahun berjalan y-t -d kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 13,06 , sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009 yang
sebesar 11,77 , sementara secara tahunan tumbuh sebesar 26,28 Tabel 3.3.. Tabel 3.3. : Perkembangan Penyaluran Kredit Berdasarkan Penggunaan
Tw II Tw III
Tw IV Tw I
Tw II qtq
ytd y-o-y
Bank Umum
- M odal Kerja
1,530,550 1,584,851
1,598,255 1,994,660
1,757,306 -11.90
9.95 14.82
- Invest asi
397,631 428,984
458,672 510,619
524,742 2.77
14.40 31.97
- Konsumsi
2,299,526 2,444,986
2,668,437 2,432,149
3,065,982 26.06
14.90 33.33
Sub Total 4,227,707
4,458,821 4,725,364
4,937,428 5,348,030
8.32 13.18
26.50 BPR
- M odal Kerja
32,230 32,780
32,984 35,231
34,926 -0.87
5.89 8.36
- Invest asi
13 0.00
0.00 0.00
- Konsumsi
15,867 16,690
17,611 17,011
16,585 -2.50
-5.83 4.53
Sub Total 48,097
49,470 50,608
52,242 51,511
-1.40 1.78
7.10 Total
- M odal Kerja
1,562,780 1,617,631
1,631,239 2,029,891
1,792,232 -11.71
9.87 14.68
- Invest asi
397,631 428,984
458,685 510,619
524,742 2.77
14.40 31.97
- Konsumsi
2,315,393 2,461,676
2,686,048 2,449,160
3,082,567 25.86
14.76 33.13
Total 4,275,804
4,508,291 4,775,972
4,989,670 5,399,541
8.21 13.06
26.28 2010
Kelompok Bank 2009
Grow th
Sumber LBU BU dan BPR Sementara itu berdasarkan jenis bank, penyaluran kreditpembiayaan yang mengalami
peningkatan cukup tinggi terjadi pada bank umum yakni sebesar 13,06 y-t -d, sementara pertumbuhan kredit pada BPR hanya sebesar 1,78 y-t -d. Rendahnya pertumbuhan kredit
pada BPR tidak terlepas dari rendahnya pertumbuhan DPK yang dihimpun yang merupakan sumber dana utama untuk pemberian kredit.
Berdasarkan penggunaannya, kreditpembiyaan yang disalurkan oleh perbankan Sulaw esi Tenggara khususnya pada bank umum, masih terkonsentrasi pada kredit konsumsi
yang mencapai Rp3.083 miliar 57,09 , diikuti kredit modal kerja Rp 1.792 miliar 33,19 ,
PE
ERKEMBANGAN
ERBANKAN
42
dan kredit investasi Rp525 miliar 9,72 . Namun demikian dilihat dari trend-nya, laju pertumbuhan kredit investasi dan konsumsi menunjukkan peningkatan yang relatif sama.
Selama tahun berjalan, kredit konsumsi dan investasi masing-masing menunjukkan penrtumbuhan sebesar 14,76 dan 14,40 y-t -d, sedangkan kredit modal kerja tumbuh
sebesar 9,87 . Dengan meningkatnya laju pertumbuhan kredit produktif tersebut, tentunya akan memberikan muliplier effect yang lebih besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Sulaw esi Tenggara.
Secara sektoral, sebagian besar kredit pembiayaan disalurkan ke sektor
lainnya yang umumnya digunakan untuk konsumsi dengan pangsa mencapai 64,30 . Kredit tersebut umumnya dipergunakan oleh debitur untuk pembelian rumah,
kendaraan bermotor, peralatan elektronik maupun multi guna. Sedangkan sektor-sektor lain yang
menyerap kreditpembiayaan
cukup besar adalah sektor perdagangan, hotel dan
restoran PHR, konstruksi, jasa dunia usaha dan
pertanian dengan
pangsa masing-
masing sebesar 22,64 , 4,53 , 3,12 dan 1,95 Grafik 3.2.
Tingginya penyaluran kredit ke sektor konsumsi
dan PHR,
nampaknya sejalan
dengan struktur PDRB Su law esi Tenggara dimana berdasarkan penggunaan kontribusi
konsumsi terhadap pembentukan PDRB di atas 40,00 , sementara kontribusi sektor
PHR terhadap pembentukan PDRB sektoral di atas 30,00 . Kondisi yang berbeda terjadi pada sektor pertanian, dimana kontribusinya
terhadap pembentukan PDRB relatif tinggi yang berada di atas 30 , namun kredit yang
disalurkan ke sektor tersebut relatif kecil. Rendahnya penyaluran kredit pada sektor pertanian antara lain karena persepsi perbankan bahw a risikonya relatif lebih tinggi dibandingkan
sektor lain. Selain itu perbankan umumnya mengemukakan bahw a skala ekonomi usaha di sektor pertanian relatif kecil sehingga dalam penyaluran kredit dapat menimbulkan masalah
dalam administrasi, overhead cost dan span of control setelah pemberian kredit direalisasikan. Guna meningkatkan porsi penyaluran kredit ke sektor pertanian khususnya sub sektor
perkebunan, pemerintah
sebenarnya telah
mengeluarkan kredit
program revitalisasi
perkebunan, yakni untuk pembiayaan perkebunan kakao, kelapa saw it dan karet, namun Grafik 3.3. : Pangsa Penyaluran Kredit
M enurut Sektor Ekonomi
Sumber : LBU BU dan BPR
PERKEMBANGAN
ERBANKAN
43
program revitalisasi tersebut nampaknya belum berjalan optimal karena masih menghadapi berbagai kendala. Di provinsi Sulaw esi Tenggara bank pelaksana program tersebut adalah
PT. Bank Rakyat Indonesia dan PT. Bank M andiri. Dengan meningkatnya laju pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan DPK, telah mendorong peningkatan Loan
to Deposit Ratio
LDR, yang merupakan cerminan pelaksanaan fungsi intermediasi dari 90,77 pada triw ulan IV-
2009 menjadi 94,62 pada triw ulan II-2010. M eskipun kredit
yang disalurkan terus menunjukkan peningkatan, namun risiko kredit credit risk tetap terjaga. Hal ini terlihat pada rasio non performing loan NPLs gross
yang cukup rendah yang tercatat sebesar 2,04 . Guna memitigasi risiko kerugian yang muncul, bank telah membentuk cadangan berupa penyisihan penghapusaan aktiva produktif
PPAP yang cukup sebagimana terlihat pada NPLs net yang hanya sebesar 0,76
.
Berdasarkan penggunaannya,
NPLs terbesar khususnya pada bank umum terjadi pada kredit investasi dengan NPLs sebesar 5,05 , diikuti kredit modal kerja dan
konsumsi masing masing sebesar 3,08 dan 0,85 . Rendahnya NPLs pada kredit
konsumsi karena keterjaminan pengembalian kredit tersebut relatif tinggi, karena umumnya berupa kredit kepada pegaw ai Tabel 3.4.
Selain itu, rendahnya rasio NPLs mencerminkan bahw a tingkat kepatuhan dan kemampuan debitur di Sulaw esi Tenggara untuk mengembalikan kew ajibannya repayment
capacity kepada bank atas pinjaman yang diterimanya cukup tinggi. Selain itu bank juga
telah menerapkan
prinsip kehati-hatian
prudential banking
dalam menyalurkan
kreditpembiayaannya. Tabel 3.4. : NPLs Kredit Bank Umum Berdasarkan Penggunaan
Tw I Tw II
Tw III Tw IV
Tw I Tw II
Rasio NPLs 3.2 9
3.46 3.40