13.18 BPR Total 13.06 2010 ProdukHukum BankIndonesia

PERKEMBANGAN ERBANKAN 41 pada level Sulaw esi Tenggara, telah diinisiasi “ Gerakan Sekolah M enabung” yaitu kerja sama antara perbankan daerah dengan sekolah-sekolah dalam memobilisasi dana dari para pelajar.

3.4. Penyaluran Kredit Pembiyaan

Dengan meningkatnya DPK yang dihimpun, tentunya telah memberikan peluang kepada perbankan Sulaw esi Tenggara untuk lebih meningkatkan kapasitas kreditpembiayaan yang disalurkan. Posisi triw ulan II-2010 total kreditpembiyaan yang disalurkan tercatat sebesar Rp5.348 miliar, selama tahun berjalan y-t -d kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 13,06 , sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009 yang sebesar 11,77 , sementara secara tahunan tumbuh sebesar 26,28 Tabel 3.3.. Tabel 3.3. : Perkembangan Penyaluran Kredit Berdasarkan Penggunaan Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II qtq ytd y-o-y Bank Umum - M odal Kerja 1,530,550 1,584,851 1,598,255 1,994,660 1,757,306 -11.90 9.95 14.82 - Invest asi 397,631 428,984 458,672 510,619 524,742 2.77 14.40 31.97 - Konsumsi 2,299,526 2,444,986 2,668,437 2,432,149 3,065,982 26.06 14.90 33.33 Sub Total 4,227,707 4,458,821 4,725,364 4,937,428 5,348,030

8.32 13.18

26.50 BPR

- M odal Kerja 32,230 32,780 32,984 35,231 34,926 -0.87 5.89 8.36 - Invest asi 13 0.00 0.00 0.00 - Konsumsi 15,867 16,690 17,611 17,011 16,585 -2.50 -5.83 4.53 Sub Total 48,097 49,470 50,608 52,242 51,511 -1.40 1.78

7.10 Total

- M odal Kerja 1,562,780 1,617,631 1,631,239 2,029,891 1,792,232 -11.71 9.87 14.68 - Invest asi 397,631 428,984 458,685 510,619 524,742 2.77 14.40 31.97 - Konsumsi 2,315,393 2,461,676 2,686,048 2,449,160 3,082,567 25.86 14.76 33.13 Total 4,275,804 4,508,291 4,775,972 4,989,670 5,399,541

8.21 13.06

26.28 2010

Kelompok Bank 2009 Grow th Sumber LBU BU dan BPR Sementara itu berdasarkan jenis bank, penyaluran kreditpembiayaan yang mengalami peningkatan cukup tinggi terjadi pada bank umum yakni sebesar 13,06 y-t -d, sementara pertumbuhan kredit pada BPR hanya sebesar 1,78 y-t -d. Rendahnya pertumbuhan kredit pada BPR tidak terlepas dari rendahnya pertumbuhan DPK yang dihimpun yang merupakan sumber dana utama untuk pemberian kredit. Berdasarkan penggunaannya, kreditpembiyaan yang disalurkan oleh perbankan Sulaw esi Tenggara khususnya pada bank umum, masih terkonsentrasi pada kredit konsumsi yang mencapai Rp3.083 miliar 57,09 , diikuti kredit modal kerja Rp 1.792 miliar 33,19 , PE ERKEMBANGAN ERBANKAN 42 dan kredit investasi Rp525 miliar 9,72 . Namun demikian dilihat dari trend-nya, laju pertumbuhan kredit investasi dan konsumsi menunjukkan peningkatan yang relatif sama. Selama tahun berjalan, kredit konsumsi dan investasi masing-masing menunjukkan penrtumbuhan sebesar 14,76 dan 14,40 y-t -d, sedangkan kredit modal kerja tumbuh sebesar 9,87 . Dengan meningkatnya laju pertumbuhan kredit produktif tersebut, tentunya akan memberikan muliplier effect yang lebih besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Sulaw esi Tenggara. Secara sektoral, sebagian besar kredit pembiayaan disalurkan ke sektor lainnya yang umumnya digunakan untuk konsumsi dengan pangsa mencapai 64,30 . Kredit tersebut umumnya dipergunakan oleh debitur untuk pembelian rumah, kendaraan bermotor, peralatan elektronik maupun multi guna. Sedangkan sektor-sektor lain yang menyerap kreditpembiayaan cukup besar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran PHR, konstruksi, jasa dunia usaha dan pertanian dengan pangsa masing- masing sebesar 22,64 , 4,53 , 3,12 dan 1,95 Grafik 3.2. Tingginya penyaluran kredit ke sektor konsumsi dan PHR, nampaknya sejalan dengan struktur PDRB Su law esi Tenggara dimana berdasarkan penggunaan kontribusi konsumsi terhadap pembentukan PDRB di atas 40,00 , sementara kontribusi sektor PHR terhadap pembentukan PDRB sektoral di atas 30,00 . Kondisi yang berbeda terjadi pada sektor pertanian, dimana kontribusinya terhadap pembentukan PDRB relatif tinggi yang berada di atas 30 , namun kredit yang disalurkan ke sektor tersebut relatif kecil. Rendahnya penyaluran kredit pada sektor pertanian antara lain karena persepsi perbankan bahw a risikonya relatif lebih tinggi dibandingkan sektor lain. Selain itu perbankan umumnya mengemukakan bahw a skala ekonomi usaha di sektor pertanian relatif kecil sehingga dalam penyaluran kredit dapat menimbulkan masalah dalam administrasi, overhead cost dan span of control setelah pemberian kredit direalisasikan. Guna meningkatkan porsi penyaluran kredit ke sektor pertanian khususnya sub sektor perkebunan, pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan kredit program revitalisasi perkebunan, yakni untuk pembiayaan perkebunan kakao, kelapa saw it dan karet, namun Grafik 3.3. : Pangsa Penyaluran Kredit M enurut Sektor Ekonomi Sumber : LBU BU dan BPR PERKEMBANGAN ERBANKAN 43 program revitalisasi tersebut nampaknya belum berjalan optimal karena masih menghadapi berbagai kendala. Di provinsi Sulaw esi Tenggara bank pelaksana program tersebut adalah PT. Bank Rakyat Indonesia dan PT. Bank M andiri. Dengan meningkatnya laju pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK, telah mendorong peningkatan Loan to Deposit Ratio LDR, yang merupakan cerminan pelaksanaan fungsi intermediasi dari 90,77 pada triw ulan IV- 2009 menjadi 94,62 pada triw ulan II-2010. M eskipun kredit yang disalurkan terus menunjukkan peningkatan, namun risiko kredit credit risk tetap terjaga. Hal ini terlihat pada rasio non performing loan NPLs gross yang cukup rendah yang tercatat sebesar 2,04 . Guna memitigasi risiko kerugian yang muncul, bank telah membentuk cadangan berupa penyisihan penghapusaan aktiva produktif PPAP yang cukup sebagimana terlihat pada NPLs net yang hanya sebesar 0,76 . Berdasarkan penggunaannya, NPLs terbesar khususnya pada bank umum terjadi pada kredit investasi dengan NPLs sebesar 5,05 , diikuti kredit modal kerja dan konsumsi masing masing sebesar 3,08 dan 0,85 . Rendahnya NPLs pada kredit konsumsi karena keterjaminan pengembalian kredit tersebut relatif tinggi, karena umumnya berupa kredit kepada pegaw ai Tabel 3.4. Selain itu, rendahnya rasio NPLs mencerminkan bahw a tingkat kepatuhan dan kemampuan debitur di Sulaw esi Tenggara untuk mengembalikan kew ajibannya repayment capacity kepada bank atas pinjaman yang diterimanya cukup tinggi. Selain itu bank juga telah menerapkan prinsip kehati-hatian prudential banking dalam menyalurkan kreditpembiayaannya. Tabel 3.4. : NPLs Kredit Bank Umum Berdasarkan Penggunaan Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Rasio NPLs 3.2 9

3.46 3.40