K Kondisi Umum ProdukHukum BankIndonesia

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 - 500,000.00 1,000,000.00 1,500,000.00 2,000,000.00 2,500,000.00 3,000,000.00 3,500,000.00 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jutaan PDRB Pertumbuhan y.o.y BAB I ASESM EN MAKRO EKO N O M I

1.1 K

ONDISI U M UM Pertumbuhan ekonomi Sulaw esi Tenggara pada triw ulan II-2010 kembali menunjukkan trend yang positif yaitu sebesar 8,98 y.o.y 1 . Pertumbuhan tersebut meningkat baik secara tahunan maupun triw ulanan. Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh konsumsi. M eskipun demikian, konsumsi tercatat mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perlambatan konsumsi yang terjadi terutama oleh perlambatan konsumsi rumah tangga. Sementara, ekspor dan impor menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang relatif tinggi. Dari sisi penaw aran, pertumbuhan ekonomi pada triw ulan II-2010 didorong oleh pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel dan restauran PHR, industri pengolahan, serta sektor bangunan. Ketiga sektor tersebut mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi masing-masing sebesar 13,55 , 21,64 dan 16,15 secara tahunan. Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sulaw esi Tenggara Sumber: data BPS diolah 1 Sumber: BPS Prov Sulaw esi Tenggara PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 8 Sumber : BPS Sultra

1.2 PDRB M ENURUT PENGGUNAAN

Pada sisi penggunaan, seperti halnya periode-periode sebelumnya konsumsi masih menjadi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Sulaw esi Tenggara triw ulan II-2010 yaitu sebesar 4,44 . Selanjutnya, cukup kondusifnya kegiatan dunia usaha di Sulaw esi Tenggara memberikan dampak positif terhadap investasi sehingga pertumbuhan investasi juga memberikan kontribusi yang cukup penting bagi kinerja perekonomian Sulaw esi Tenggara. Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Penggunaan Sulaw esi Tenggara Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Konsumsi 12.26 7.71 4.71 0.94 4.06 6.06 Rumah Tangga 8.48 7.95 5.45 1.18 4.20 3.14 Pemerint ah 23.32 7.02 2.69 0.33 3.73 14.43 Invest asi 8.26 8.76 14.11 29.81 20.02 11.28 Ekspor barang dan jasa 3.06 1.95 -0.47 18.37 1.83 7.38 Dikurangi impor barang dan jasa 15.05 4.04 2.66 15.36 2.92 6.27 PRODUK DOM ESTIK BRUTO 7.40 7.47 6.65 8.73 8.23 8.98 2009 2010 Tabel 1.2 Kontribusi Komponen PDRB Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sulaw esi Tenggara Ket erangan Kont ribusi Konsumsi 4.44 Invest asi 3.36 Ekspor barang dan jasa 2.17 Impor barang dan jasa 2.05 Sumber: Data BPS diolah

1.2.1 K

ONSUM SI Aktivitas konsumsi pada triw ulan II-2010 secara tahunan tumbuh 6,06 y.o.y Tabel 1.1. M eskipun konsumsi masih menjadi penggerak utama perekonomian Sulaw esi Tenggara, namun pertumbuhan konsumsi menujukkan perlambatan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perlambatan konsumsi pada periode laporan terutama dipengaruhi oleh perlambatan konsumsi rumah tangga dari 7,95 y.o.y pada triw ulan II-2009 menjadi 3,14 y.o.y pada triw ulan II-2010. M elambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga tersebut juga tercermin dari menurunnya Indeks Keyakinan Konsumen IKK hasil Survei Konsumen SK Bank Indonesia Kendari dari 135,14 pada triw ulan II-2009 menjadi 130,36 Grafik 1.2. Selain itu perlambatan pertumbuhan konsumsi juga tercermin dari menurunnya indikator keyakinan masyarakat akan kondusifnya kondisi ekonomi saat ini PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 9 untuk melakukan aktivitas konsumsi yaitu Indeks Kondisi Ekonomi saat ini IKE yang turun dari 122,15 pada triw ulan II-2009 menjadi 1 22,01 Grafik 1.3. M eski mengalami perlambatan, konsumsi pada periode berjalan masih tumbuh positif, hal ini sesuai dengan Indeks Keyakinan Konsumen IKK tercatat lebih rendah namun masih berada pada level optimisme. Grafik 1.2 Indeks Keyakinan Konsumen Sulaw esi Tenggara 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 2009 2010 Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini Indeks Ekspektasi Konsumen Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 Aug Oct Dec Feb Apr Jun 2010 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bln yang lalu Ketersediaan lapangan kerja saat ini Ketepatan waktu pembelian konsumsi barang tahan lama Optimisme tersebut didorong oleh keyakinan masyarakat akan adanya kenaikan penghasilan saat ini dibanding enam bulan yang lalu yang juga t ercermin dari peningkatan penerimaan hasil pajak oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kendari yaitu sebesar 11,52 yoy Grafik 1.4. Selain itu beberapa indikator lainnya yang tumbuh positif juga mencerminkan pertumbuhan sektor konsumsi rumah tangga antara lain konsumsi air, listrik dan konsumsi Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Kendari Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Kendari PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 10 Grafik 1.4 Penerimaan Pajak Grafik 1.5 Konsumsi Air Grafik 1.7 Konsumsi Bahan Bakar 5 10 15 20 25 30 35 40 - 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2007 2008 2009 2010 M il li o n s KWH Growth -60 -40 -20 20 40 60 80 100 120 140 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2007 2008 2009 2010 M il li o n s PREMIUM M.SOLAR Growth Premium Growth M.Solar bahan bakar. Konsumsi air di Kota Kendari pada triw ulan II-2010 tumbuh 6,82 secara tahunan Grafik 1.5 dengan rata-rata pemakaian air sebesar 18 M 3 . Konsumsi listrik pada triw ulan II-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 11,53 Grafik 1.6 dengan pengguna utama adalah rumah tangga dengan pangsa sebesar 63,06 . Peningkatan konsumsi listrik pada periode berjalan didorong oleh event piala dunia yang ditayangkan hingga dini hari sehingga menambah jam penggunaan listrik masyarakat untuk televisi. Konsumsi bahan bakar khususnya bahan bakar minyak tanah, premium dan solar juga mengalami peningkatan yang masing-masing sebesar 0,90 , 10,80 dan 13,20 secara tahunan Grafik 1.7. Hal ini juga sesuai dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat yang tumbuh masing-masing sebesar 38,25 dan 14,02 . Sementara itu, pembiayaan oleh perbankan terhadap konsumsi rumah tangga juga tumbuh positif yang tercermin dari pertumbuhan realisasi kredit baru untuk konsumsi sebesar 11,78 y.o.y grafik 1.9. 10 20 30 40 50 60 70 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2006 2007 2008 2009 2010 B il li o n s Pajak Penghasilan PPN PPnBM Pendapatan atas Pl dan PIB 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 -10 -5 5 10 15 20 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2006 2007 2008 2009 2010 Th o u s an d s Konsumsi Air Rumah Tangga M3 Growth Konsumsi Air Rumah Tangga Sumber: Kantor Pajak Pratama Kendari Sumber: PDAM Kendari Sumber: PLN Divre VII Sumber: Pertamina Kendari Grafik 1.6 Konsumsi Listrik PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 11 Sumber: LBU Sumber: Kepolisian Daerah Sulaw esi Tenggara -0.4 -0.2 0.2 0.4 0.6 0.8 1 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Roda 2 Jumlah Roda 4 Pertumbuhan Jumlah Roda 2 Pertumbuhan Jumlah Roda 4 -80 -60 -40 -20 20 40 60 80 100 120 50000 100000 150000 200000 250000 Ja n u a r i F e b r u a ri M a r e t A p r il M e i Ju n i Ju li A g u s tu s S e p te m b e r O c to b e r N o v e m b e r D e c e m b e r Ja n u a r y F e b r u a ry M a r c h A p r il M a y Ju n e 2009 2010 Realisasi Kredit Konsumsi Growth Konsumsi Ju ta a n Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan positif konsumsi rumah tangga pada periode berjalan antara lain kondisi liburan sekolah, tahun ajaran baru, kenaikan penghasilan dengan datangnya masa panen kakao dan padi. Berbeda dengan perlambatan pertumbuhan pada konsumsi rumah tangga, pertumbuhan investasi pada periode berjalan mengalami peningkatan dari 8,76 y.o.y pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 11,28 y.o.y pada triw ulan II-2010 . Peningkatan pertumbuhan tersebut antara lain dipengaruhi oleh cairnya dana alokasi khusus dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah pada bulan M ei 2010.

1.2.2 I

NVESTASI Pada triw ulan II-2010 investasi Sulaw esi Tenggara menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Trend peningkatan investasi tersebut sudah berlangsung sejak triw ulan I-2010, sementara pada periode laporan investasi tercatat tumbuh sebesar 11,28 y.o.y Tabel 1.1. Pertumbuhan investasi antara lain tercermin dari pertumbuhan kredit investasi pada triw ulan-II 2010 yang secara tahunan tercatat sebesar 31 ,97 . Selain itu, realisasi kredit investasi juga tumbuh sebesar 3,54 Grafik 1.9. Grafik 1.8 Perkembangan Kendaraan Bermotor Grafik 1.9 Perkembangan Realisasi Kredit Konsumsi PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 12 -100 -50 50 100 150 200 250 300 350 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 Ja n u ar i Fe b ru ar i M a re t A pr il M e i Ju n i Ju li A gu st u s S e pt e m b er O ct o b e r N o v em b e r D e ce m b er Ja n u ar y Fe b ru a ry M ar ch A pr il M a y Ju n e 2009 2010 Realisasi Kredit Investasi Growth Investasi Jutaan Perkembangan investasi terutama didorong oleh perkembangan investasi sw asta khususnya pada sektor bangunan, sektor pertambangan dan sektor pertanian. Kondisi tersebut perlu didukung oleh pemerintah daerah Sulaw esi Tenggara d engan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif khususnya dengan kemudahan-kemudahan perijinan usaha dan dukungan infrastruktur yang memadai.

1.2.3 E

KSPOR I M POR Ekspor Sulaw esi Tenggara pada triw ulan II-2010 menunjukkan pertumbuhan sebesar 7,38 y.o.y Tabel 1.1. Pertumbuhan tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,95 y.o.y. Peningkatan pertumbuhan ekspor luar negeri tercermin pada peningkatan volume ekspor yaitu sebesar 280,34 grafik 1.11 pada triw ulan II-2010. Relatif tingginya pertumbuhan ekspor tersebut didorong oleh peningkatan ekspor komoditas pertambangan dan industri pengolahan antara lain Bijih Nikel dan Ferronikel. Nilai ekspor 2 komoditas sektor pertambangan pada periode berjalan tumbuh sebesar 7,32 y.o.y yaitu dari USD 20.154.976 menjadi sebesar USD 21.631.201,16 . 2 Sumber data dari Bank Indonesia Sumber : Laporan Bank Umum Grafik 1.10 Realisasi Kredit Investasi PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 13 Sumber: Dataw arehouse Bank Indonesia Grafik 1.11 Volume Ekspor Provinsi Sulaw esi Tenggara - 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 Ja n 9 Fe b 9 M rt 9 A p r 9 M e i 9 Ju n 9 Ju l 9 A gs t 9 Se p 9 O kt 9 N o v 9 D e s 9 Ja n 1 Fe b 1 M rt 1 A p r 1 M e i 1 Ju n 1 M il li o n s Peningkatan ekspor juga tergambar dari aktivitas perdagangan antar w ilayah yang juga menjadi bagian perhitungan ekspor yang tercatat pada PDRB Sulaw esi Tenggara. Pada periode berjalan, perdagangan antar pulau mengalami peningkatan yang tercermin dari peningkatan arus muat barang di pelabuhan Kendari yaitu sebesar 19,14 y.o.y menjadi 30.816 Ton Grafik 1.11 dari 25.866 Ton pada triw ulan II-2009 Grafik 1.11. Grafik 1.12 Arus Bongkar M uat Pelabuhan 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 -5 5 10 15 20 25 30 35 40 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2008 2009 2010 Sumber: Pelabuhan Kendari PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 14 Impor Sulaw esi Tenggara pada triw ulan II-2010 menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,27 , mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,04 yoy Tabel 1.1. Peningkatan pertumbuhan impor Sulaw esi Tenggara tercermin dari peningkatan pertumbuhan perdagangan antar pulau dengan Indikator peningkatan aktivitas arus bongkar pada pelabuhan utama Sulaw esi Tenggara yaitu pelabuhan Kendari yang tercatat mengalami pertumbuhan 1,37 Grafik 1.11 . Dengan kondisi impor yang tumbuh lebih tinggi dari ekspor maka Net Balance arus perdagangan Sulaw esi Tenggara pada triw ulan II-2010 masih tercatat negatif sebesar Rp118,207 M ilyar.

1.3 PDRB M ENURUT LAPANGAN USAHA

Perkembangan perekonomian Sulaw esi Tenggara secara sektoral pada triw ulan II- 2010 menunjukkan pertumbuhan yang positif pada semua sektor. Tabel 1.4. Tabel 1.3 Pertumbuhan Tahunan Tiap Sektor dalam persen Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Pertanian 2.67 -0.11 5.58 0.36 2.22 Pertambangan 23.81 21.48 -16.86 16.25 13.98 Industri -12.02 -9.35 10.26 18.70 21.64 Listrik, Gas dan Air 15.52 17.57 17.74 5.77 10.65 Bangunan 10.13 14.55 15.25 19.86 16.15 Perdagangan 13.73 14.71 16.21 15.32 13.55 Angkutan 19.16 21.38 20.80 9.10 6.90 Keuangan 10.10 2.56 7.89 10.51 24.33 Jasa-jasa 10.64 8.62 5.13 2.31 1.18 PDRB 7.47 6.65 8.73 8.23 8.98 Sektor 2009 2010 Sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi yaitu sektor keuangan dan sektor industri pengolahan. Sementara itu, sektor yang memiliki kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi yaitu sektor perdagangan hotel dan restauran, sektor industri pengolahan dan sektor angkutan yaitu masing-masing sebesar 2,24 , 1,7 0 dan 1,34 Grafik 1.12. Sumber: BPS Sulaw esi Tenggara PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 15 Sumber: Data BPS Prov. Sultra diolah Grafik 1.13 Kontribusi Tiap Sektor Terhadap Pertumbuhan PDRB dalam persen 0.74 0.81 1.70 0.08 1.34 2.24 0.60 1.31 0.16 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas dan A ir Bangunan Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-jasa Pada triw ulan II-2010, sektor pertanian masih merupakan sektor dengan pangsa terbesar sumbangannya dalam perekonomian Sulaw esi Tenggara yaitu sebesar 31,21 yang disusul oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 17,23 grafik 1.13. Grafik 1.14 Share Tiap Sektor 31.21 6.07 8.78 0.76 8.87 17.23 8.55 6.13 12.41 Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas dan Air Bangunan Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-jasa Perkembangan tiap sektor ekonomi yang memiliki kontribusi terhadap pembentukan PDRB akan dianalisis lebih lanjut dalam sub bab berikut ini. Sumber: Data BPS Prov. Sultra diolah PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 16 Sumber: Data Dinas Pertanian Prov. Sulaw esi Tenggara

1.3.1 Sektor Pertanian Kinerja sektor pertanian pada triw ulan II-2010 menunjukkan pertumbuhan

positif sebesar 2,22 y.o.y Tabel 1.4 dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,74 Grafik 1.12. Pertumbuhan tersebut mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2, 67 y.o.y tabel 1.4. Faktor yang mempengaruhi kinerja sektor pertanian pada periode laporan antara lain berlangsungnya masa panen kakao dan padi pada saat bersamaan serta meningkatnya produksi rumput laut. Pada sisi lain, hasil produksi padi pada periode laporan menunjukkan kecenderungan menurun dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu dari 124.047 Ton menjadi 107.84 Ton. Tabel 1.4 Produksi Padi Prov. Sultra 2010 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Produksi Padi Ton 60,762.00 124,047.96 78,063.00 84,353.16 22,491.73 107,848.13 Luas Lahan Ha 31,180.00 29,884.00 16,755.00 3,606.00 32,497.00 24,651.00 Luas Panen Ha 15,600.00 31,848.00 20,042.00 21,253.00 3,365.00 20,689.00 Indikator 2009 2010 Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU juga turut menunjukkan penurunan tingkat realisasi kegiatan usaha pada sektor pertanian dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang SBT - 3,14 . Persepsi masyarakat akan menurunnya realisasi usaha diperkirakan disebabkan oleh kondisi cuaca dengan curah hujan yang tinggi yang menyebabkan terjadinya puso di beberapa daerah.

1.3.2 Sektor Pertambangan

Perkembangan sektor pertambangan Provinsi Sulaw esi Tenggara pada triw ulan II-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 13,98 y.o.y melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 23,81 Tabel 1.4. Kontribusi sektor pertambangan terhadap pertumbuhan ekonomi ter catat sebesar sebesar 0,81 Grafik 1.12. M elambatnya pertumbuhan sektor pertambangan disebabkan oleh menurunnya hasil pertambangan komoditas bijih nikel PT.Antam, Tbk yang tercatat tumbuh negatif sebesar PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 17 9,21 y.o.y Grafik 1.14. Penurunan produksi bijih nikel tersebut disebabkan oleh berkurangnya deposit bijih nikel pada kuasa pertambangan yang sedang dieksplorasi PT.Antam saat ini 3 . M eski mengalami perlambatan, namun sektor pertambangan masih tumbuh positif yang ditopang oleh peningkatan produksi aspal Buton yang diperkirakan disebabkan oleh adanya w acana pemerintah untuk mew ajibkan penggunaan Aspal Buton dalam pengembangan infrastruktur jalan 4 . Grafik 1.15 Produksi Bijih Nikel PT.Antam, Tbk -100 - 100 200 300 400 500 600 - 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2007 2008 2009 2010 Biji Nikel Pertumbuhan

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Perkembangan sektor industri pengolahan pada triw ulan I I-2010 menunjukkan pertumbuhan sebesar 21,64 y.o.y Tabel 1.4 dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 1,70 Grafik 1.12. Salah satu indikator peningkatan pertumbuhan sektor industri adalah peningkatan produksi Ferronikel pada PT.Antam, Tbk yaitu sebesar 73,85 y.o.y Grafik 1.14. Peningkatan produksi Ferronikel tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan yang datang dari Cina, Korea dan Jepang. Selain itu, pembiayaan perbankan terhadap sektor industri pengolahan juga mengalami peningkatan yang tercermin dari pertumbuhan kredit sektor industri pengolahan sebesar 16,15 y.o.y. 3 Informasi dari PT.Antam,Tbk Pomalaa 4 Berdasarkan hasil informasi dari Bappeda Provinsi Sulaw esi Tenggara Sumber: PT. Antam Tbk PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 18 Grafik 1.16 Produksi Ferronikel PT.Antam, Tbk -80 -60 -40 -20 - 20 40 60 80 - 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2007 2008 2009 2010 Ferronikel Pertumbuhan

1.3.4 Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Pada triw ulan II-2010 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran PHR tumbuh 13,55 y.o.y Tabel 1.4 melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 13,73 y.o.y dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 2,24 Grafik 1.12 . Pada sektor perhotelan, melambatnya kinerja sektor PHR tersebut antara lain ditandai dengan menurunnya rata-rata tingkat penghunian kamar hotel di Sulaw esi Tenggara dari 33,76 menjadi 31,70 pada triw ulan II-2010 5 . Lebih lanjut , aktivitas perdagangan di Sulaw esi Tenggara juga menunjukkan perlambatan yang tercermin dari melambatnya volume total bongkar dan muat di pelabuhan Kendari yaitu dari 14,94 menjadi 5,99 y.o.y. Dari sisi pembiayaan perbankan, perlambatan sektor PHR juga tercermin dari pertumbuhan negatif kredit terhadap sektor PHR yaitu sebesar -11,16 y.o.y. Faktor yang mendorong perlambatan perkembangan sektor PHR antara lain dipengaruhi oleh melambatnya konsumsi masyarakat pada periode berjalan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 5 Sumber: Data BPS Prov. Sultra diolah Sumber: PT. Antam Tbk PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 19 Grafik 1.17 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Di Sulaw esi Tenggara 5 10 15 20 25 30 35 40 Ja n F e b M a r A p r M a y Ju n Ju l A u g S e p O c t N o v D e c Ja n F e b M a r A p r M a y Ju n 2009 2010

1.3.5 Sektor Bangunan

Perkembangan sektor bangunan pada triw ulan II-2010 menunjukkan pertumbuhan sebesar 16,15 y.o.y Tabel 1.4 lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 10,13 y.o.y dengan kontribusi atas pertumbuhan ekonomi sebesar 1,34 Grafik 1.12. Relatif tingginya pertumbuhan sektor bangunan juga sesuai dengan tingginya pertumbuhan kredit perumahanruko pada perbankan yang tercatat tumbuh 36,73 y.o.y menjadi sebesar Rp491 ,65 M iliar tabel 1.7 Selain itu, peningkatan pertumbuhan sektor bangunan juga tercermin dari meningkatnya penjualan semen di Sulaw esi Tenggara yang mengalami pertumbuhan sebesar 28,62 y.o.y. Realisasi pengadaan semen pada periode ini tercatat sebesar 9 2.028 ton meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 71.550 ton Grafik 1.1 5. Pertumbuhan sektor bangunan tersebut antara lain didorong oleh meningkatnya aktivitas pembangunan sektor sw asta yang tercermin dari berbagai pembangunan ruko serta perumahan. Selain itu, aktivitas pembangunan oleh pemerintah juga turut menjadi pendorong pertumbuhan sektor bangunan khususnya pembangunan yang merupakan lanjutan dari pembangunan pada tahun sebelumnya. Sumber: BPS Prov. Sulaw esi Tenggara PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 20 Tabel 1.5 Perkembangan Kredit Perumahan Ruko Penggunaan 2009 2010 Growth Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 q.t.q y.o.y KPR sd Type 70 140,905 164,981 197,633 225,515 369,651 63.91 262.34 KPR Di atas Type 70 102,958 114,773 122,028 140,885 31,349 -77.75 30.45 Ruko dan Rukan 76,657 79,835 79,190 82,148 55,005 -33.04 71.75 Total 320,520 359,589 398,851 448,548 456,005 10.92 142.27 Grafik 1.18 Realisasi Pengadaan Semen Sultra -40 -20 20 40 60 80 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 2006 2007 2008 2009 2010 Penjualan Semen Sultra Pertumbuhan Penjualan Semen

1.3.6 Sektor Angkutan dan Komunikasi

Perkembangan sektor angkutan dan komunikasi pada triw ulan II-2010 mengalami pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 6,90 Tabel 1.4 namun mengalami p erlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 19,16 y.o.y. Kontribusi sektor angkutan dan komunikasi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulaw esi Tenggara tercatat sebesar 0,60 Grafik 1.12. Kinerja sektor angkutan tersebut antara lain ditandai dengan m eningkatnya jumlah arus penumpang yang menggunakan alat transportasi udara di Bandara Haluoleo. Pada periode laporan jumlah penumpang yang tiba di bandara Haluoleo tercatat sebanyak 72.188 Sumber: Laporan Bank Umum Sumber: Asosiasi Semen Indonesia PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 21 orang, dan jumlah penumpang yang berangkat tercatat sebanyak 72.925 orang grafik 1.16 yang masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 5,92 dan 5,43 y.o.y. Kondisi tersebut didorong oleh semakin tingginya mobilitas masyarakat Sulaw esi Tenggara khususnya pada liburan sekolah, serta aktivitas kunjungan baik dari pemerintah dan sw asta. Grafik 1.19 Jumlah Arus Penumpang Di Bandara Haluoleo Kendari - 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2007 2008 2009 2010 TIBA BERANGKAT

1.3.7 Sektor Keuangan

Sektor keuangan pada triw ulan II-2010 tumbuh sebesar 24,33 y.o.y. mengalami perlambatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 10,10 y.o.y. Kontribusi sektor keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi Sulaw esi Tengg ara tercatat sebesar 1,31 . Grafik 1.20 NTB Perbankan Di Sulaw esi Tenggara M ilyar Rp - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2008 2009 2010 Sumber:Data LBU Bank Umum diolah Sumber: Bandara Haluoleo Kendari PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 22 Pertumbuhan sektor keuangan juga tercermin pada peningkatan NTB perbankan Sulaw esi Tenggara yang tercatat sebesar Rp880.598 juta atau meningkat dibandingkan triw ulan II-2009 yang tercatat sebesar Rp693.150 juta grafik 1.17. Selain itu, perkembangan sektor keuangan juga tercermin dari pertumbuhan penyaluran kredit yang pada triw ulan II-2010 tercatat 26,50 y.o.y atau menjadi sebesar Rp5.248,03 miliar. Hasil SKDU Bank Indonesia juga menunjukkan optimisme pelaku usaha akan realisasi pada sektor Keuangan yang tercermin dari nilai SBT sebesar 1,52 .

1.3.8 Sektor Lainnya

Perkembangan sektor listrik, gas air bersih LGA serta sektor jasa-jasa pada triw ulan II-2010 menunjukkan pertumbuhan yang positif masing masing sebesar 10,65 y.o.y dan 1,18 y.o.y dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 0,08 dan 0,16 . Kinerja sektor LGA pada periode laporan antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi listrik masyarakat seiring dengan adanya event olah raga di tingkat internasional yang berlangsung pada bulan Juni – Juli 2010. Selain itu, PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 23 Boks I Dampak Perdagangan Bebas ASEAN – China ACFTA Terhadap Kinerja Sektor Unggulan Daerah : Implikasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja; Dampak perdagangan bebas ASEAN – China ACFTA terhadap kinerja sektor unggulan di Sulaw esi Tenggara belum menunjukkan dampak yang signifikan terutama untuk sektor perdagangan. Hal ini terlihat dari hasil survei terhadap tiga pedagang di kota Kendari yang memiliki beraneka ragam komoditas dagangan antara lain sembako, perlengkapan rumah tangga, pakaian jadi dan sepatu yang memiliki omset yang berkisar antara Rp25 Juta – Rp200 Juta per bulan menyatakan bahw a pengimplementasian ACFTA belum memberikan dampak bagi kinerja usaha mereka. Hal ini juga terkonfirmasi dari kondisi keuangan yang belum mengalami perubahan setelah pemberlakuan ACFTA. Sementara itu dari sisi tenaga kerja seluruh responden menyatakan tidak melakukan pengurangan tenaga kerja, dan memiliki rencana untuk menambah tenaga kerja. Sehingga dapat disimpulkan bahw a pada sektor perdagangan, pemberlakuan ACFTA belum memberikan dampak yang berarti bagi pelaku usaha perdagangan. Kondisi tersebut diperkirakan disebabkan oleh komoditas perdagangan di Sulaw esi Tenggara yang lebih banyak didatangkan dari luar khususnya komoditas bahan pokok serta belum masuknya komoditas perdagangan yang didatangkan dari Cina. Sementara itu, seluruh responden masih belum dapat memberikan gambaran tentang ekspektasi mereka terhadap ACFTA karena belum terlalu paham akan mekanisme ACFTA serta komoditas yang sudah mengalami pembebasan t arif. Sementara pada sektor industri pengolahan komoditas pengolahan kayu yang terdiri dari dua responden yang masing -masing memiliki omset sebesar Rp25 Juta – Rp200 per bulan dan daerah pemasaran hingga ke luar provinsi menyatakan bahw a belum merasakan dampak ACFTA terhadap perkembangan usaha mereka. Hal ini juga terkonfirmasi dengan kondisi keuangan yang semakin membaik setelah pemberlakuan ACFTA meski bukan merupakan dampak dari ACFTA. Sementara dari sisi tenaga kerja, seluruh responden menyatakan tidak mengurangi tenaga kerja dan memiliki rencana untuk menambah tenaga kerja. Kondisi tersebut diperkirakan disebabkan oleh sebagian besar bahan baku berasal dari Sulaw esi Tenggara. Sementara itu, seluruh responden menyatakan PERKEMBANGAN KONOMI AKRO 24 bahw a dengan pemberlakuan ACFTA merupakan sebuah kesempatan bagi mereka untuk memperluas pasar mereka. Pada sektor industri pengolahan komoditas pengolahan makanan yang terdiri dari dua responden menunjukkan bahw a pemberlakuan ACFTA belum memberikan dampak pada kedua responden tersebut . Kondisi keuangan pelaku usaha tersebut juga tidak menunjukan pengetatan dengan semakin membaiknya kondisi usaha mereka. Hal ini diperkirakan karena komoditas makanan yang berasal dari Cina belum memasuki pasar Kendari sehingga pelaku usaha belum merasakan adanya penurunan permintaan. Selain itu bahan baku yang seluruhnya berasal dari kota Kendari juga turut menjadi alasan belum dirasakannya dampak ACFTA bagi perkembangan usaha mereka. Sementara itu dari sisi tenaga kerja, kedua pelaku usaha juga belum melakukan pengurangan tenaga kerja sebagai dampak dari ACFTA dan merencanakan untuk menambah jumlah tenaga kerja. Sementara itu, kedua pelaku usaha belum memiliki ekspektasi tertentu dengan pemberlakuan ACFTA karena belum jelasnya mekanisme pelaksanaan ACFTA serta komoditas yang sudah bebas tarif. Sektor industri pengolahan komoditas ikan merupakan salah satu sektor usaha yang merasakan dampak dari ACFTA dengan mengalami pengurangan penjualan. Hal ini terjadi karena pada daerah pemasaran mereka sudah dikuasai dengan penjualan ikan dari Cina. Penurunan penjualan tersebut berdasarkan informasi dari pelaku usaha disebabkan oleh kualitas ikan dari Cina yang lebih bagus karena proses pendinginan yang lebih baik. Sementara kualitas ikan dari Sulaw esi Tenggara relatif kurang bagus karena minimnya teknologi pendinginan yang digunakan sehingga mengurangi kesegaran ikan. Kondisi ini telah mendorong penurunan usaha mereka hingga mencapai 10 . Selain itu pelaku usaha sektor perikanan juga mengeluhkan adanya kekurangan pelayanan dari perbankan sehingga timbul keengganan untuk melakukan pinjaman dari perbankan, suku bunga yang relatif tinggi juga menjadi kendala pelaku usaha dalam meningkatkan investasi yang pendanaannya bersumber dari perbankan. M asukan yang diberikan oleh responden untuk pemerintah antara lain : 1. M empermudah akses terhadap kredit perbankan 2. Kepastian kontinuitas pasokan energi listrik dan gas 3. Pengurangan pungutan-pungutan liar 4. Kepedulian terhadap berlakunya usaha -3.0 -2.0 -1.0 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 2007 2008 2009 2010 Inf lasi Nasional M t M Inf lasi Kendari M t M BAB II ASESM EN IN FLASI

2.1 Kondisi Umum

Indeks Harga Konsumen IHK nasional pada bulan Juni 2010 mengalami inflasi sebesar 0,97 m.t.m. Laju inflasi tahun kalender sampai dengan Juni 2010 sebesar 2,42 y.t.d, sedangkan inflasi tahunan bulan Juni 2010 sebesar 5,05 y.o.y. Penyumbang inflasi bulan Juni 2010 m.t.m adalah kelompok bahan makanan 0,73 , kelompok makanan jadi, minuman, rokok tembakau 0,08 , dan kelompok sandang 0,07 . Selanjutnya, komoditas yang dominan menyumbang inflasi antara lain cabe merah 0,26 , beras 0,13 , daging ayam ras dan baw ang merah masing-masing 0,07 , cabe raw it, emas perhiasan dan angkutan udara masing-masing 0,05 , serta telur ayam ras 0,04 . Pada sisi lain, komoditas yang menyumbang deflasi adalah gula pasir 0,03 , bensin 0,02 , dan ikan segar 0,01 . Berdasarkan perkembangan harga yang terjadi di 66 kota pada bulan Juni 2010, 63 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jambi sebesar 3,23 , sementara deflasi tertinggi terjadi di M anado sebesar -1,07 . Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Bulanan m.t.m Nasional Kendari Sumber: Data BPS diolah SESMEN NFLASI 26 Pada bulan Juni 2010, Kota Kendari menjadi salah satu kota yang tercatat mengalami deflasi. Perkembangan harga yang digambarkan oleh perubahan Indeks Harga Konsumen IHK di Kota Kendari tercatat mengalami deflasi sebesar - 0,06 m.t.m grafik 2.1 sedangkan laju inflasi tahunan tercatat sebesar 2,41 y.o.y jauh lebih rendah dibandingkan laju inflasi tahunan Juni 2009 yang tercatatat sebesar 6,81 y.o.y. Sementara, inflasi tahun berjalan Kota Kendari sampai dengan bulan Juni 2010 tercatat sebesar 0,50 y.t.d. Relatif rendahnya laju inflasi tahunan Kota Kendari tersebut antara lain dipengaruhi oleh terjaganya stok serta semakin ketatnya tingkat persaingan diantara pelaku usaha sehingga mempengaruhi perilaku pembentukan harga. Berdasarkan kelompoknya, deflasi yang terjadi pada bulan Juni 2010 terutama didorong oleh deflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Kendari Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb M ar Apr M ay Jun Bulanan m.t.m -0.87 0.54 0.41 1.23 0.37 0.77 0.11 0.57 0.78 0.01 0.31 0.46 0.06 Thn Berjalan y.t.d 2.64 3.19 3.62 4.90 5.29 4.48 4.60 0.57 -0.21 -0.20 0.11 0.56 0.50 Tahunan y.o.y 6.81 5.52 6.02 5.67 5.11 4.95 4.60 3.15 2.15 1.36 0.73 1.59 2.41 Inflasi Umum 2009 2010 Sumber: data BPS diolah

2.2 Perkembangan Inflasi Bulanan di Provinsi Sulaw esi Tenggara