STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO 2012
II- 3 - SemakBelukar
18946 34829
1465 15817
13241 18215
102513
Tambak
366 7644
181 8191
Tanah Terbuka
206 16
45 408
123 798
Tubuh Air
389 2446
90 1071
1302 1026
6324
Total 188394
216730 6808
171476 432202
187554 1203164
b. Hutan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Luas kawasan hutan di Provinsi Gorontalo ditetapkan melalui SK Meneteri
Kehutanan RI No. 325Menhut-II2010 tentang Penunjukan Kawasan Hutan Provinsi Gorontalo, yakni seluas 824.668 ha. Kawasan hutan Gorontalo menurut fungsinya
meliputi hutan lindung HL seluas 204.608 ha 24,8; hutan konservasi 196.653 ha 23,8; hutan produksi terbatas HPT 251.097 ha 30,5; hutan produksi tetap HP
89.879 ha 10,9 dan hutan produksi konversi HPK 82.431 ha 10.
Tabel 2.2. Luas Kawasan Hutan Provinsi Gorontalo 2010
Sumber: SK Menhut No 325 Tahun 2010 Perubahan status kawasan
hutan di wilayah Provinsi Gorontalo berdasarkan SK Menteri Kehutanaan
RI No.324Menhut-II2010 tentang Perubahan
peruntukan kawasan
hutan menjadi bukan kawasan hutan adalah seluas ± 22.605 Ha,
Perubahan antar fungsi kawasan hutan seluas ± 55.553 Ha, dan
penunjukan bukan kawasan hutan menjadi kawasan hutan seluas ±
3.787 Ha di kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara.
Kawasan Hutan Luas Ha
Hutan Konservasi Hutan Lindung
Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Tetap
Hutan Produksi yang
dapat dikonversi
± 196.653 ± 204.608
± 251.097 ± 89.879
± 82.431
Jumlah
± 824.668
2012 STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO
I- 4 - Gambar 2.2 Peta Kawasan Hutan Provinsi Gorontalo. Sumber RTRW Prov.
Gorontalo, 2010-2030
Menurut arahan RTRW Provinsi Gorontalo 2010-2030, kawasan lindung dan konservasi di Provinsi Gorontalo akan dipertahankan menjadi 399.170 ha. Kawasan ini
terdiri dari kawasan lindung nasional seluas 196.097 ha dan kawasan lindung provinsi seluas 203.073 ha. Oleh karena itu akan dilakukan pelepasan kawasan hutan menjadi
kawasan budidaya secara bertahap. Dengan demikian perbandingan peruntukan kawasan yakni 16.28 kawasan konservasi, 16.79 kawasan lindung, dan 67
kawasan budidaya. Sebaran jenis penutup lahan bila ditinjau dari kondisi lereng adalah sebagai
berikut : hutan tersebar pada kondisi lahan berlereng 15; permukiman, tubuh air, sawah, lahan terbuka berada pada lahan datar dengan lereng 8; sedang semak
belukar dapat dijumpai pada lereng 8-45, biasanya berupa lahan tandus yang kritis. Berdasarkan analisis BP DAS Bone Bolango, lahan di Provinsi Gorontalo
dikategorikan 20.361 ha 1,6 dalam kondisi tidak kritis, 370.475 ha 30 potensi kritis, 586.594 ha 47,5 agak kritis, 185.152 ha 15 kritis, dan 72.545 ha 5,9
sangat kritis. DAS yang paling tinggi jumlah lahan sangat kritisnya adalah DAS Batudaa Pantai mencapai 18,7 dari luas area DAS diikuti oleh DAS Sumalata
mencapai 14,3.
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO 2012
II- 5 - Gambar 2.3 Ditribusi luas lahan ha berdasarkan tingkat ke-kritisan di
Provinsi Gorontalo.
Luas lahan kritis di Provinsi Gorontalo pada hutan konservasi sebesar 92.353 ha 46,74, Hutan lindung 59.434 ha 35,91, Hutan produksi 52.915 ha 52,56,
hutan produksi terbatas 152.200 ha 44,44, dan hutan konversi sebesar 14.683 ha 72,80. Penebangan hutan pada fungsi hutan adalah sbb : pada hutan produksi
sebesar 483,1 Ha, pada hutan lindung, 165,4 Ha, dan pada hutan konservasi sebesar 197,6 Ha.
Meluasnya lahan kritis di Gorontalo disebabkan oleh be
berapa hal antara lain: Perambahan dan penebangan hutan secara illegal illegal logging
Konversi hutan menjadi lahan pertanian dan perkebunan Perladangan berpindah
Pembakaran hutan dan lahan Penambangan Emas tanpa Izin PETI di areal hutan.
Dampak perluasan lahan kritis yaitu: Terjadinya banjir dibeberapa lokasi.
Penurunan produktivitas lahan lahan. Menurunnya keanekaragaman hayati ditandai berkurangnya populasi
hewan endemik Gorontalo seperti babi rusa, anoa, dan ayam hutan. Erosi tanah yang mengarah pada proses penggurunan.
Menurunnya kualitas air sungai.
2012 STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO
I- 6 -
Kerusakan hutan yang terdata oleh Dinas Kehutanan penyebab utamanya adalah peladang berpindah yang mengakibatkan 81,7 dan
kebakaran hutan mengakibatkan 18 dari kerusakan yang terjadi. Penyebab lainnya adalah illegal logging, dan perambahan hutan.
Konversi hutan yang terjadi seluas 121304.51 ha, meliputi untuk pemukiman 7,331.35 ha Pertanian 32,595.85 ha, Perkebunan 72,365.47 ha,
Industri 59.54 Pertambangan 0.25 Lainnya 8,952.05.
Gambar 2.4. Persentase Konversi Hutan di Provinsi Gorontalo.
B. KEANEKARAGAMAN HAYATI