IKLIM KONDISI LINGKUNGAN DAN KECENDERUNGANNYA

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO 2012 II- 55 - Table 2.21. Status Mutu Air Laut di Perairan Wisata Bahari di Kawasan Teluk Tomini Tahun 2010 Titik Pantau Lokasi Status Mutu Air Nilai IP Ket TPW 2 TPW 3 Pantai Wisata Olele Kab. Bone Bolango Pantai Wisata Bolihutuo Kab. Boalemo 6,3265 6,356 Cemar Sedang Cemar Sedang Sumber: Hasil perhitungan status mutu air sesuai dengan pedoman yang tercantum dalam keputusan MENLH No.115 tahun 2003

F. IKLIM

Untuk kepentingan pengembangan wilayah, semua faktor iklim, khususnya hujan, suhu, angin dan kelembaban udara, adalah penting. Namun, karena keterbatasan data yang diperoleh dari stasiun-stasiun yang ada di Provinsi Gorontalo, maka uraian kondisi iklim sebagai potensi dan pembatas terutama hanya didasarkan pada informasi curah hujan. Klasifikasi iklim yang didasarkan atas data curah hujan diperoleh dari sumber yang telah ada. Menyangkut klasifikasi iklim ini, pada tempat tertentu, terutama di sekitar Kota Gorontalo informasi yang diperoleh dinilai akurat, karena data diperoleh dari banyak stasiun-stasiun yang tersebar cukup merata. Namun, di bagian lain dari provinsi, karena data yang tersedia lebih sedikit, perlu diinterpretasi secara lebih hati-hati. Meskipun demikian, informasi yang diperoleh tetap dapat memberi gambaran kondisi iklim secara makro, yang untuk kepentingan penentuan penataan ruang tingkat wilayah provinsi dianggap cukup memadai. Berdasarkan peta iklim Oldeman dan Darmiyati, Provinsi Gorontalo secara rata-rata beriklim yang relatif kering. Wilayah terkering iklim E2 dengan rata-rata kurang dari 3 bulan per tahun bercurah hujan lebih dari 200 mm meliputi seluruh kawasan pantai selatan Kabupaten Boalemo dan sebagian Kota Gorontalo. 2012 STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO I- 56 - Gambar 2.19. Suhu rata-rata di Provinsi Gorontalo 2010 Sumber: Stasiun Meteorologi Bandara Jalaludin, Gorontalo, 2010 Sementara, wilayah yang relatif lebih basah iklim C1 dan C2, dengan 5 sampai 6 bulan basah per tahun ditemukan di sepanjang wilayah Utara Provinsi Gorontalo. Iklim memberi implikasi signifikan pada perumusan kebijakan alokasi penggunaan ruang, misalnya dalam penentuan kawasan lindung dan budidaya serta kebijakan pengelolaan sumberdaya alam. Untuk kabupaten-kabupaten di Provinsi Gorontalo, kebijakan pengelolaan sumberdaya air, misalnya, adalah aspek yang harus mendapat prioritas tinggi. Jika hasil optimal dan berkesinambungan hendak dicapai, rumusan kebijakan ini harus menjadi dasar bagi arah pengembangan wilayah. Data suhu udara rata-rata bulanan di Provinsi Gorontalo berkisar antara 24,9 - 37,7 O C. Gorontalo Utara adalah daerah yang mengalami suhu rata-rata lebih tinggi dibanding daerah lain. Curah hujan bulanan rata-rata selama tahun 2010 berkisar antara 72 – 269 mm. Curah hujan bulanan maksimum antara 112 – 336 mm sedangkan curah hujan bulanan minimum antara 1 – 169 mm. Berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Jalaludin Gorontalo, curah hujan untuk periode 5 lima tahun terakhir, yaitu dari tahun 2005 hingga 2009 berkisar antara 1.226 – 2.289mmtahun, dengan hari hujan per tahun berkisar 157 – 248 hari hujan, dengan rata-rata curah hujan 126,5 mmtahun dan 15 hari hujan. STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO 2012 II- 57 - Gambar 2.20. Curah hujan di Provinsi Gorontalo 2010 Sumber: Stasiun Meteorologi Bandara Jalaludin, Gorontalo, 2010 Menurut klasifikasi iklim yang dikemukakan Schmidt Fergusson diperoleh nilai Q perbandingan rata-rata bulan kering dengan bulan basah sebesar 25 sehingga daerah ini termasuk tipe iklim B yaitu beriklim basah. Pada tabel 2.25 disajikan data curah hujan dan hari hujan di Provinsi Gorontalo.

G. BENCANA ALAM