STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO  2012
II- 21 -
Sungai-sungai  kecil  yang  bermuara  di  utara  antara  lain  S.  Bulontio,  S. Boliohuto, S. Sumalata, S. Dulakapa, S. Buluto, S. Buluoka, S. Monano, S. Tolongio, S.
Ilangata, S. Kwandang dan S. Bubode. Sungai-sungai yang bermuara di selatan antara lain S. Tamboo, S. Tombulilato, S. Sogisadaa, S. Taludaa, S. Sinabayuga, S. Potoila,
S.  Bobaa,  S.  Tumbihe  dan  Sungai  Tilamuta.  Dua  sungai  kecil  lainnya,  yaitu  S. Taluhubongo dan S. Dutula Dua bermuara di Danau Limboto yang airnya selanjutnya
mengalirkan airnya ke Teluk Tomini. Sungai-sungai  kecil  tersebut  berasal  dari  jajaran  Pegunungan  Tilong  Kabila,
Perantanan,  Bone,  dan  Loba  serta  jajaran  gunung-gunung  lain  yang  tingginya bervariasi  dari  520  m  G.  Pobolu  sampai  2.065  m  G.  Boliohuto.  Karena
kepentingannya  yang  sangat  vital,  berikut  ini  akan  diuraikan  lebih  jauh  ketiga  DAS utama di Provinsi Gorontalo.
1.1. Daerah Aliran Sungai Randangan
DAS  ini  melintasi  Kecamatan  Popayato,  Marisa  dan  Paguat  dan  bermuara  di pantai Marisa. Luas DAS ini adalah sekitar 290.000  ha dengan panjang sungai utama
sekitar  115  km.  Mayoritas  sekitar  80    dari  wilayah  DAS  ini  berada  pada  daerah dengan topografi berbukit dan bergunung dengan kemiringan lereng  40 , sehingga
seyogyanya harus diperuntukkan sebagai kawasan lindung. Oleh  karena  pola  aliran  sungai  DAS  ini  adalah  denritik  dan  pararel,  air  yang
dialirkan  dengan  cepat  mencapai  hilir.  Akibatnya,  wilayah  hilir  DAS  menjadi  rentan banjir.  Kerusakan  lahan  dan  erosi  di  wilayah  hulu,  misalnya  karena  kegiatan
penambangan  atau  pertanian,  akan  menghasilkan  tingkat  sedimentasi  yang  tinggi  di wilayah hilir. Oleh karena itu, pengelolaan lahan dan kegiatan usaha di wilayah hulu
perlu  dilakukan  melalui  program  yang  disusun  berdasarkan  perencanaan  yang  tepat dan dilaksanakan dengan konsekwen.
Pengelolaan DAS Randangan secara tepat menjadi sangat penting karena tiga alasan.  Pertama,  karena  di  wilayah  hulu  DAS  terdapat  sumber  daya  alam  yang
potensial,  khususnya  untuk  pertanian,  peternakan  dan  pertambangan,  yang  bila dikelola dengan tepat akan berguna bagi masyarakat. Pemanfaatan sumberdaya alam
di  wilayah  hulu  DAS,  bila  tidak  dikelola  dengan  benar,  akan  memberi  konflik  bagi kepentingan keberadaan DAS lainnya, termasuk resiko banjir dan sedimentasi. Kedua,
wilayah  hilir  DAS  ini  merupakan  daerah  potensial  bagi  pertanian  dan  perikanan. Ketiga,  DAS  Randangan  merupakan  sumber  air  utama  untuk  mendukung  berbagai
kegiatan pengembangan di Kabupaten Pohuwato.
2012  STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO
I- 22 - 1.2. Daerah Aliran Sungai DAS Paguyaman
DAS  ini  melintasi  dua  kabupaten,  di  bagian  baratnya  adalah  wilayah Kabupaten  Boalemo,  sedangkan  disebelah  timurnya    Kabupaten  Gorontalo.  Adapun
wilayah  yang  dilewati  adalah  Kecamatan  Tilamuta,  Paguyaman,  dan  Tibawa, kemudian  bermuara  di  Teluk  Paguyaman.  DAS  ini  memiliki  luas  sekitar  250.000  ha.
Sungai utama DAS ini yang panjangnya sekitar 99,3 km. Sedikitnya 70  dari wilayah DAS mempunyai topografi bergunung sampai berbukit dengan kemiringan lereng  40
. Dengan topografi berbukit dan pegunungan ini, sungai utama DAS Paguyaman
berbentuk lembah dalam, sehingga mampu menampung debit aliran air tinggi. Tidak diperoleh data debit sungai di provinsi ini, tetapi berdasarkan hasil pengukuran oleh
PLN  1985  dan  DPU  1987  Provinsi  Sulut,  Sungai  Paguyaman  adalah  yang  tertinggi kecepatan  arusnya  23,4  sampai  sampai  63,4  mdetik  dengan  kedalaman    sungai
mencapai 76 cm Tabel 4.2. Dengan  potensi  seperti  itu,  Sungai  Paguyaman  dinilai  memiliki  produktivitas
air  yang  besar,  sehingga  dapat  memenuhi  kebutuhan  air  untuk  pertanian  dan kebutuhan  lainnya.  Namun,  yang  merisaukan  adalah  ada  indikasi  bahwa  fluktuasi
debit tahunannya terus menjadi lebih besar, mengindikasikan proses degradasi lahan di wilayah DAS ini yang terus berlangsung.
Potensi  kerusakan  DAS  Paguyaman  memang  besar  karena  beberapa  alasan. Pertama,  karena  luas  DAS  yang  besar,  mencakup  kawasan  budidaya  yang  besar.
Kedua,  topografi  wilayah  hulu  DAS  yang  kondusif  bagi  proses  erosi.  Ketiga,  konflik pengelolaan  di  masa  depan,  karena  wilayah  DAS  ini  melintasi  dua  kabupaten
berbeda,  walaupun  mayoritas  berada  di  Kabupaten  Boalemo.  Dengan  demikian, model pengelolaan DAS yang singkron dengan program pengembangan wilayah lintas
kabupaten perlu dirumuskan dengan baik.
1.3. Daerah Aliran Sungai DAS Bolango -Bone