PERTANIAN TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO 2012 III- 7 - penyakit lainnya. Indikator angka kesakitan Morbiditas adalah TBC, HIVAIDS, Malaria dan penyakit Demam Berdarah DBD. Angka kesembuhan Untuk Kasus TBC di Gorontalo 91,6 di tahun 2011 meningkat dari tahun 2007 yang 86,0 , disamping jumlah penderita baru yang ditemukan meningkat menjadi 79,6 pada tahun 2011 dibanding 60 penemuan kasus baru pada tahun 2007. Angka kesakitan Diare tertinggi terjadi di Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 37,7 per 1000 penduduk dan terendah di Kabupaten Boalemo sebanyak 13,8 per 1000 penduduk. Sedangkan kejadian penyakit malaria tertinggi di Kabupaten Gorontalo sebanyak 3,53 per 1000 penduduk sudah dibawah target nasional sebanyak 10,6 per 1000 penduduk Kejadian penyakit DBD paling tinggi terdapat di Kota Gorontalo yaitu dengan angka kesakitan 14 per 100.000 pendudukdan terendah di Kabupaten Pohuwato tdk ada kasus DBD. Jumlah Penderita HIVAIDS di Provinsi Gorontalo meningkat, dari Tahun 2010 sebanyak 62 kasus meningkat menjadi 80 kasus pada tahun 2011. Sementara itu jumlah rumah sakit di Provinsi Gorontalo 11 buah dengan jumlah total tempat tidur sudah mencapai 638 buah. Rumah sakit terbesar saat ini adalah RS Aloei Saboe dengan kapasitas 198 tempat tidur. Dengan asumsi setiap tempat tidur menghasilkan 3,2 kg sampah rumah sakit dan 416,8 liter limbah cair setiap hari, maka rata-rata rumah sakit menghasilkan 2,04 ton sampah dan 265,92 limbah cair setiap harinya.

D. PERTANIAN

Gorontalo merupakan daerah pertanian yang penting di Sulawesi. Bahkan tanaman jagung sudah menjadi ikon Provinsi Gorontalo di tingkat nasional. Sektor pertanian menjadi pemenuh kebutuhan pangan dan berperan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui nilai tambah hasil produksi pertanian. Dari seluruh luas lahan di Provinsi Gorontalo 1,22 juta Ha yang menjadi lahan potensial untuk pertanian menurut Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo mencapai 427.602 Ha. Lahan pertanian ini mencakup lahan kering dan lahan basah baik yang sudah 2012 STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO III- 8 - difungsikan maupun yang belum diusahakan. Luas lahan pertanian yang sudah difungsikan sebesar 123.464,7 ha. Luas areal sawah sebanyak 30.859 ha. Sebanyak 8,5 merupakan sawah 1 kali tanam setahun, lalu 82,3 tanam 2 kali, dan sisanya tidak ditanami atau tidak diusahakan. Dilihat dari system irigasinya, 47,5 besar sawah mendapatkan irigasi teknis, 21 setengah irigasi teknis, sisanya irigasi non teknis dan tadah hujan. Hasil panen padi sawah tahun 2011 mencapai 273.921 ton. Panen paling banyak dihasilkan oleh Kabupaten Gorontalo mencapai 42 dari produksi total diikuti oleh Boalemo 14 dari produksi total. Produksi hasil pertanian di Gorontalo masih didominasi oleh jagung dengan luas panen mencapai 135.754 hektar. Hasil produksi jagung di Provinsi Gorontalo tahun 2011 mencapai 605.781 ton. Produksi terbanyak di Kabupaten Pohuwato dengan 326.142 ton dan Kabupaten Boalemo yaitu 140.653 ton. Kedua kabupaten ini memiliki lahan pertanian jagung paling luas. Produksi jagung ini turun jika dibanding tahun 2010 dimana luas panen mencapai 143.833 ha dan produksi 677.193 ton. Sedangkan untuk perkebunan, produksi kelapa dengan luas lahan mencapai 68.284 hektar dan jumlah produksi sebesar 62.338 ton. Kemudian tebu dengan lahan seluas 7.329 hektar dan produksi mencapai 29.926 ton. Selain itu produksi kacang kedelai 2.156 ton, ubi kayu 2.674 ton dan kacang hijau sebanyak 230 ton. Sementara itu tanaman sayur dan rempah paling banyak dihasilkan adalah cabe rawit yaitu 14690 ton diikuti oleh tomat 3522 ton dan 1835 terung. Buah-buahan yang utama dihasilkan meliputi Pisang, mangga dan papaya. Tercatat produksi pisang mencapai 2945 ton, mangga 1247 ton dan papaya nangka 327 ton. STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO 2012 III- 9 - Gambar 3.1 Buah lokal dan impor di kios pinggir jalan di salah satu sudut Kota Gorontalo. Perkebunan yang utama di Provinsi Gorontalo adalah kelapa dan tebu. Produksi kelapa pada tahun 2011 sebanyak 49719 ton dan produksi tebu 280.443,65 ton. Untuk meningkatkan hasil pertanian, diperlukan ketersediaan sarana penunjang pertanian seperti ketersediaan pupuk yang cukup. Jenis pupuk yang disalurkan kepada petanai dan perkebunan mencakup urea, superfosfat, ZA, NPK, dan organik. Jumlah total pupuk yang disalurkan selama tahun 2010 mencapai 23.129,1 ton. Pupuk terbanyak yang digunakan masih urea mencapai 71,29 dan NPK 24,8. Harapan agar memasyarakatkan penggunaan pupuk organic masih perlu upaya keras karena pengguanaan pupuk organik baru mencapai 1,2 dari total pupuk yang disalurkan. Disamping berbagai produk pertanian diatas, Gorontalo juga berpotensi untuk pengembangan peternakan dan perikanan, baik perikanan tangkap maupun budidaya. Menurut Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo jumlah sapi potong di Gorontalo sebanyak 192.066 ekor dan produksi daging sapi 3.984.995 kgth. Ternak lain adalah kambing,babi,kuda,ayam kampung buras, ayam ras pedaging dan petelur, dan itik. Untuk populasi ternak tahun 2011, ayam kampung 964.000,- ekor, ternak ayam petelur 132.000 ekor, ternak ayam pedaging 240.000 ekor dan ternak itik berjumlah 56,907 ekor. Ternak unggas yang dominan dikembangkan adalah ayam kampung dengan 2012 STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO III- 10 - populasi mencapai 62, diikuti ayam pedaging sebanyak 17 dari total unggas peliharaan. Pencemaran yang timbul dari aktivitas pertanian dan peternakan terutama dalam bentuk emisi gas rumah kaca. Dari luas lahan sawah, diperkirakan sumbangan emisi gas metana yang timbul sejumlah 43.460 ton per tahun. Sedankgan dari hewan ternak timbulan gas metana adalah

E. INDUSTRI