Daerah Aliran Sungai DAS Bolango -Bone

2012 STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO I- 22 - 1.2. Daerah Aliran Sungai DAS Paguyaman DAS ini melintasi dua kabupaten, di bagian baratnya adalah wilayah Kabupaten Boalemo, sedangkan disebelah timurnya Kabupaten Gorontalo. Adapun wilayah yang dilewati adalah Kecamatan Tilamuta, Paguyaman, dan Tibawa, kemudian bermuara di Teluk Paguyaman. DAS ini memiliki luas sekitar 250.000 ha. Sungai utama DAS ini yang panjangnya sekitar 99,3 km. Sedikitnya 70 dari wilayah DAS mempunyai topografi bergunung sampai berbukit dengan kemiringan lereng 40 . Dengan topografi berbukit dan pegunungan ini, sungai utama DAS Paguyaman berbentuk lembah dalam, sehingga mampu menampung debit aliran air tinggi. Tidak diperoleh data debit sungai di provinsi ini, tetapi berdasarkan hasil pengukuran oleh PLN 1985 dan DPU 1987 Provinsi Sulut, Sungai Paguyaman adalah yang tertinggi kecepatan arusnya 23,4 sampai sampai 63,4 mdetik dengan kedalaman sungai mencapai 76 cm Tabel 4.2. Dengan potensi seperti itu, Sungai Paguyaman dinilai memiliki produktivitas air yang besar, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air untuk pertanian dan kebutuhan lainnya. Namun, yang merisaukan adalah ada indikasi bahwa fluktuasi debit tahunannya terus menjadi lebih besar, mengindikasikan proses degradasi lahan di wilayah DAS ini yang terus berlangsung. Potensi kerusakan DAS Paguyaman memang besar karena beberapa alasan. Pertama, karena luas DAS yang besar, mencakup kawasan budidaya yang besar. Kedua, topografi wilayah hulu DAS yang kondusif bagi proses erosi. Ketiga, konflik pengelolaan di masa depan, karena wilayah DAS ini melintasi dua kabupaten berbeda, walaupun mayoritas berada di Kabupaten Boalemo. Dengan demikian, model pengelolaan DAS yang singkron dengan program pengembangan wilayah lintas kabupaten perlu dirumuskan dengan baik.

1.3. Daerah Aliran Sungai DAS Bolango -Bone

DAS Bolango-Bone sesungguhnya dibangun oleh dua DAS berbeda, DAS Bolango dan DAS Bone, keduanya bermuara di Teluk Gorontalo. DAS Bone jauh lebih besar dari pada DAS Bolango. Secara bersama-sama, DAS Bolango-Bone mempunyai luas sekitar 265.000 ha dengan panjang sungai utama sekitar 100 km. Sama dengan kedua DAS utama lainnya di Provinsi Gorontalo, DAS Bolango-Bone juga didominasi 80 oleh wilayah dengan kemiringan lereng 40 . Artinya, DAS ini juga rentan terhadap STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO 2012 II- 23 - proses degradasi yang cepat jika kawasan hulu dari catchment areanya dikelola secara tidak tepat. DAS ini sangat rentan terhadap banjir. Ini terlihat pada frekwensi banjir yang terjadi di Kota Gorontalo. DAS Bolango-Bone terutama DAS Bolango memberi kontribusi besar terhadap sedimentasi Danau Limboto yang saat ini lebih banyak berbentuk daratan dari pada perairan, karena sebagian besar dari mangkuk danau telah berubah menjadi daratan. Hal yang menggembirakan adalah, kualitas air Sungai Bone yang masih tampak jernih. Meskipun demikian, dari berbagai sumber, termasuk dari interpretasi gambar citra landsat rekaman Oktober 2000, diketahui bahwa sebagian dari kawasan DAS ini telah mulai terbuka. Danau Limboto merupakan bagian penting dari ekosistem perairan Kota Gorontalo. Danau Limboto mempunyai banyak fungsi, seperti penyangga banjir terutama dari Sungai Bolango, menstabilkan suplai air tanah wilayah sekitar, sumber perikanan air tawar, obyek wisata air, memberikan nilai estetika bagi kota Gorontalo dan sarana pendidikan. Fungsi-fungsi ini telah berkurang drastis dan nyaris hilang sama sekali. Rusaknya lingkungan DAS Bolango dan daerah tangkapan di pinggiran danau di kota Gorontalo merupakan penyebab utama pendangkalan dan penciutan areal danau. Berdasarkan kenampakan fisik sungai-sungai yang bermuara ke danau, maka sungai-sungai di bagian selatan dengan topografi curam, lebih terganggu dan berhubungan langsung dengan danau diperkirakan memiliki sumbangan sedimentasi lebih tinggi dibandingkan sungai-sungai bagian barat dan tengah. Penyuburan perairan danau turut yang mendorong tumbuhnya gulma air mempercepat proses pendangkalan danau. Meskipun luas danau berkurang cepat dan sedimentasi berlangsung cepat, fluktuasi kedalaman danau antara kedalaman maksimum dan minimum serta kedalaman rata-rata tidak banyak berubah, khususnya antara periode 1988 sampai 1998. Data ini kontradiktif dengan kenyataan bahwa proses sedimentasi danau terus berlangsung. Kemungkinan, pada lokasi tertentu dari danau pada lokasi pengukuran kedalaman perubahan kedalaman danau tidak banyak mengalami perubahan. Meskipun demikian, tetap tampak adanya kecenderungan peningkatan rasio kedalaman maksimum terhadap kedalaman minimum. 2012 STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO I- 24 - Berdasarkan pengukuran tahun 1995, rata-rata sedimen tersuspensi dalam aliran rendah mencapai 8,2 tonhari, sedangkan rata-rata sedimen tersuspensi dalam aliran tinggi 5300 tonhari. Debit inlet dalam periode aliran terendah 8 bulan adalah 2,8 m3detik dan inlet dalam periode aliran tinggi 4 bulan sedikitnya 5,3 m3detik. Dengan gambaran seperti itu, dan mengingat topografi lingkungan Danau Limboto yang datar, maka dapat dipastikan bahwa laju sedimentasi dan pendangkalan atau penciutan luas danau akan berlangsung dengan cepat. Di samping DAS dan danau, Provinsi Gorontalo juga mempunyai banyak jaringan irigasi yang terdistribusi di ketiga kabupaten. Di Kabupaten Gorontalo, terdapat jaringan-jaringan irigasi Posso, Molalahu, Lomaya, Alo, Pilohayanga, Huludupitango, Hunggalua, Pohu, Alale, Bongo, Tolinggula, Mohiolo dan Potanga. Di Kabupaten Bualemo, terdapat jaringan irigasi Bunuyo, Bongotua, Karangetan, Taluduyunu, Lemito, Randangan Kiri, Paguyaman Kiri, Marisa IV, Molosipat dan Popayato. Mengingat air sungai, danau, air tanah dan air hujan sangat dibutuhkan oleh masyarakat maka perlu diperhatikan pemanfaatan maupun pemeliharaannya. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar tertentu tidaklah mudah karena tergantung pada banyak faktor penentu. Walaupun penetapan standar air yang bersih tidak mudah, namun ada kesepakatan bahwa air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air, akan tetapi didasarkan pada keadaan normalnya. Apabila terjadi penyimpangan dari keadaan normal maka hal itu berarti air tersebut telah mengalami pencemaran. Saat ini banyak keluhan dari masyarakat Gorontalo bahwa ada beberapa daerah yang memiliki PETI Penambangan Emas Tanpa Izin ataupun Industri-industri yang menimbulkan pencemaran di wilyah sungai. Untuk itu Badan Lingkungan Hidup Provinsi Gorontalo melakukan pemantauan terhadap kualitas air sungai, dan danau, untuk air hujan dan air sumur saat ini belum ada pemantauan dari Dinas yang terkait. Kualitas air sungai dan danau dapat di lihat pada tabel-tabel berikut. Saat ini pemantauan kualitas air sungai hanya di 5 Lokasi yang dipantau yaitu: Sungai Paguyaman, Sungai Bone, Sungai Buladu, Sungai Taluduyunu dan Sungai Bionga. STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO 2012 II- 25 - a. Sungai Paguyaman Sungai Paguyaman merupakan salah satu sungai besar diwilayah Propinsi Gorontalo yang menjadi batas geografi antara dua kabupaten, yaitu kabupaten Gorontalo dan kabupeten Boalemo. Aliran Sungai Paguyaman mencakup beberapa daerah di Gorontalo. Wilayah aliran Sungai Paguyaman mencakup Paguyaman, Boliyohuto, Wonosari, Tibawa, Tilamuta, Dulupi dan Mananggu dengan total Panjang Sungai 99,3 km. Gambar. 2.8. Peta Sungai Paguyaman. Bagian hulu sungai ini terdapat di daerah kawasan hutan Nantu sebuah kawasan hutan suaka alam serta bermuara di Teluk Tomini. Sungai ini selain mengalirkan air dari arah barat, juga menerima debit tambahan dari beberapa anak- anak sungai. Kondisi sempadan dan bantaran banyak digunakan masyarakat untuk areal pemukiman dan perkebunan. Kondisi fisik sungai Paguyaman berdasarkan hasil pengukuran menunjukan bahwa tingkat kedalaman pada bagian hulu mencapai 70 cm dan bagian hilir 10 cm, lebar sungai bagian hulu 12 m dan bagian hilir 19 m. Kecepatan arus 1,38 m3detik bagian hulu dan 0,79 m3detik bagian hilir, Debit air cukup besar yang mengalir dari wilayah hulu 25,9 m3detik pada bagian hilir berkurang hingga 4,85 m3detik. Kualitas Air Sungai Paguyaman Pemantauan Kualitas Air Sungai Paguyaman tahun 2011 bagian hulu, tengah dan hilir dilakukan terhadap 17 parameter seperti disajikan dalam Tabel 2.5. Berdasarkan data tersebut, bahwa kualitas air sungai Paguyaman Bagian Hulu sudah tidak memenuhi syarat menurut kelas air karena beberapa parameter sudah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan, seperti kadar TSS = 24 - 74 mgL dengan baku mutu 50 mgL, kadar BOD = 5,06 – 7,58 mgL dengan baku mutu 3 mgL. dan 2012 STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO I- 26 - kadar coliform total 210.000 di bagian hulu dan 2.400.000 di bagian tengah dan hilir. Kadar coliform ini melebihi syarat dengan baku mutu = 1000 100 ml. Kadar oksigen terlarut, DO berkisar 5,7 – 5,8 mgL, masih memenuhi syarat yakni minimal 4 mgL. Sementara itu kadar COD di hulu dan tengah 12.64 mgL dan di bagian hilir 18,96 mgL dengan baku mutu 25 mgL. Nilai pH untuk semua titik pemantauan berkisar 7,5, nilai ini masih berada dalam range pH yang dipersyaratkan dalam baku mutu yaitu 6 – 9. Konsentrasi padatan terlarut atau TDS berkisar 99 – 103 mgL masih berada dalam baku mutu yaitu 1000 mgL. Pada bagian tengah dan hilir sungai Paguyaman terdapat kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Ijin PETI menggunakan merkuri dan sianida. Kadar merkuri Hg di bagian hulu, tengah, maupun hilir masih berada dibawah baku mutu yang dipersyaratkan yaitu sebesar 0,001 mgL dengan baku mutu 0,002 mgL. Sedangkan kadar sianida baik di bagian hulu, tengah, maupun hilir masih dibawah baku mutu yakni 0,01 mgL dengan baku mutu 0,02 mgL. Kadar nitrat yang terdeteksi di semua titik pemantauan berkisar 0,48 – 0,59 mgL, nilai ini masih berada dibawah baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 10 mgL. Nilai nitrat tertinggi di lokasi bagian hilir yaitu 0,59 mgL. Kadar nitrit, NO 2 - yang terukur dibagian hulu, tengah dan hilir yaitu 0,01 masih dibawah standar baku mutu yaitu 0,06 mgL. Kadar amoniak, NH 3 yang ditemukan baik dibagian hulu, tengah maupun hilir masih dibawah standar yaitu 0,001. Sementara baku mutu ammonia adalah 0,5 mgL untuk air kelas II. Kadar ammonia ini juga masih layak untuk syarat perikanan yang sensitif yaitu 0,02 mgL. Fosfat yang terdeteksi dihulu dan tengah 0,25 mgL sudah melebihi baku mutu 0,2 mgL. Sedangkan di hilir 0,2 mgL sudah berada dalam ambang batas baku mutu. Kandungan logam besi dan timbal yang diukur dalam air sungai Paguyaman juga masih dibawah baku mutu. Untuk besi ditemukan 0,1 timbal 0,05 disemua bagian aliran. Baku mutu untuk besi 0,3 mgL dan 0,03 mgL untuk timbal. Status Mutu Air STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO 2012 II- 27 - Status Mutu Air Sungai Paguyaman hasil pemantauan pada tahun 2011 pada bagian Hulu, Tengah dan Hilir disajikan pada Tabel 2.8. Table 2.5 Status Mutu Air Sungai Paguyaman No Lokasi Sampling Status Mutu Kelas 1 Kelas 2 1 Bagian Hulu CEMAR RINGAN CEMAR RINGAN 2 Bagian Tengah CEMAR RINGAN CEMAR RINGAN 3 Bagian Hilir CEMAR SEDANG CEMAR RINGAN Sumber: Hasil Analisis Balihristi Provinsi Gorontalo, 2011 Sungai ini telah mengalami sedimentasi akibat berbagai kegiatan di segmen hulu seperti peladangan yang berpindah-pindah, padatnya pemukiman di daerah sempadan sungai menyebabkan peningkatan volume limbah domestik ke sungai melalui aliran permukaan. Di sekitar Sempadan Sungai Paguyaman terdapat Pabrik Gula dan kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Ijin PETI Buladu yang limbahnya masuk ke Sungai Totopo dan Sungai Totopo akan bermuara ke Sungai Paguyaman dan selanjutnya akan bermuara ke Teluk Tomini. Hasil penelitian Badan Penelitian, Pengembangan, dan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Balitbangpedalda Propinsi Gorontalo pada Tahun 2005 menyimpulkan bahwa Sungai Tatopo di Bumela telah tercemar logam berat Merkuri Hg yang diakibatkan oleh kegiatan PETI. Kandungan Merkuri pada sampel air mencapai 0,010 mgl. Angka ini melebihi ambang batas kandungan Merkuri yang dipersyaratkan pada PP 82 diakibatkan oleh kegiatan PETI. Kandungan Merkuri pada sampel air mencapai 0,002 mgl. Penelitian lain yang dilakukan oleh Pusat Studi Lingkungan Hidup PSLH Institut Teknologi Bandung ITB Tahun 2006 menyimpulkan bahwa 2 dua sungai lainnya di Propinsi Gorontalo, yaitu: Sungai Motomboto dan Mopuya di Kecamatan Suwawa dan Bone Pante juga telah tercemar logam Merkuri air raksa Hg. Berdasarkan hasil pemantauan bahwa kualitas Limbah Cair Pabrik Gula PT. Tolangohula tahun 2007 menunjukkan bahwa kualitas air limbah sebelum dibuang ke Sungai Paguyaman sudah memenuhi syarat, walaupun beberapa parameter hampir tidak memenuhi syarat. 2012 STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO I- 28 - Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pendangkalan sungai diantaranya konservasi dan pemulihan kualitas lingkungan ekosistem sungai untuk mengurangii sedimentasi yang ditimbulkan. Kegiatan lainnya;  Rehabilitasi hutan dan lahan di daerah kawasan hulu Sungai Paguyaman baik flora maupun fauna.  Penghijauan di daerah kawasan bantaran sungai.  Pengendalian pencemaran dengan melarang masyarakat penambangan illegal.  Membangun pos penjagaan di desa Pangea untuk menjaga aktifitas kayu dan rotan secara illegal.  Peningkatan peran serta masyarakat dalam hal pengelolaan sungai terutama bagian hulu.  Memberikan bantuan bibit tanaman kepada masyarakat dan  Pengawasan ketat dengan melibatkan aparat keamanan dan masyarakat

b. Sungai Bone