Penentuan Produk dan Kompetitor Analisis Tingkat Kepentingan Konsumen

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penentuan Produk dan Kompetitor

Produk yang akan dievaluasi dengan QFD serta kompetitor yang akan dibandingkan dengan PT. Arnott’s Indonesia ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan tim PT. Arnott’s Indonesia terdiri dari empat hingga enam orang. Diskusi dilakukan dengan cara : • Menentukan produk PT. Arnott’s Indonesia yang akan dievaluasi • Mengevaluasi produk PT. Arnott’s Indonesia dan beberapa produk kompetitor dalam hal : o Karakteristik produk sensori dan kemasan o Posisi di pasar segmen pasar, harga, tingkat penjualan, tanggapan konsumen, image poduk, merek, dll. o Keunggulan dan kelemahan masing-masing produk • Menentukan produk kompetitor yang akan digunakan dalam QFD Diskusi tersebut menghasilkan keputusan produk PT. Arnott’s Indonesia yang diteliti oleh penulis yaitu sebanyak dua jenis biskuit, yang kemudian disebut sebagai Biskuit merek A dan Biskuit merek X. Biskuit merek A dan biskuit merek X memiliki perbedaan dalam hal bahan baku dan proses pembuatan biskuit. Adapun perbedaan tersebut tidak dapat dituliskan secara mendetil karena merupakan rahasia dari perusahaan yang bersangkutan. Kompetitor untuk produk Biskuit merek A PT. Arnott’s Indonesia kemudian disebut sebagai Biskuit merek B dan Biskuit merek C, sedangkan kompetitor untuk produk Biskuit merek X PT. Arnott’s Indonesia kemudian disebut sebagai Biskuit merek Y dan Biskuit merek Z. Alasan dipilihnya kompetitor-kompetitor tersebut karena memiliki format atau jenis yang sama sebagai biskuit dan memiliki segmen konsumen yang sama.

B. Identifikasi Kepentingan Konsumen 1.

Atribut Kepentingan Konsumen Langkah awal yang harus dilakukan dalam Quality Function Deployment QFD adalah mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kebutuhan dan keinginan konsumen dapat disebut sebagai kepentingan konsumen. Identifikasi atribut kepentingan konsumen sangat penting agar dapat menghasilkan produk yang diinginkan konsumen. Atribut kepentingan konsumen berdasarkan hasil evaluasi produk dalam hal karakteristik sensori dan kemasan oleh tim PT. Arnott’s Indonesia terdiri dari empat hingga enam orang, serta hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh PT. Arnott’s Indonesia adalah : Biskuit merek A : 37 atribut kepentingan Biskuit merek X : 40 atribut kepentingan Dari keseluruhan atribut, hanya beberapa atribut yang dapat penulis sampaikan dalam skripsi ini karena hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh PT. Arnott’s Indonesia merupakan dokumentasi perusahaan yang bersangkutan.Seluruh atribut kepentingan kemudian diverifikasi kepada konsumen, atau dilakukan survei terhadap seluruh atribut kepentingan tersebut

2. Survei Konsumen

Survei dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner dan evaluasi produk oleh konsumen. Survei dilakukan di tempat-tempat umum seperti tempat perbelanjaan atau mal, kampus, gedung perkantoran, dan survei dari rumah ke rumah. a Profil Responden Responden yang digunakan adalah pria dan wanita dewasa usia 18 s.d. 40 tahun di wilayah Jabodetabek Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Responden yang digunakan terlebih dahulu diseleksi dengan menggunakan kuesioner seleksi responden yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Seleksi dilakukan berdasarkan : Pernah tidaknya mengikuti survei sejenis dalam enam bulan terakhir Ada tidaknya keluarga atau teman yang bekerja di industri-industri tertentu Ada tidaknya alergi atau ketidaksukaan terhadap beberapa jenis makanan tertentu Umur Jenis kelamin Kelas ekonomi Pemegang keputusan dalam membeli biskuit Konsumsi biskuit dalam satu hingga tiga bulan terakhir Frekuensi mengkonsumsi dan membeli biskuit Tempat pembelian biskuit Responden yang terpilih adalah responden yang pernah mengkonsumsi produk biskuit merek A atau X, atau yang sejenis, dengan syarat minimal mengkonsumsi biskuit tersebut satu kali dalam satu minggu 7 hari dan mereka mengkonsumsi biskuit tersebut dalam tujuh hari terakhir terhitung dari waktu survei dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya bias dalam menjawab pertanyaan kuesioner karena konsumen yang ekstrem maupun yang sama sekali belum pernah mengetahui atau mengkonsumsi produk biskuit. Selain itu, diharapkan saat mengisi kuesioner, responden masih ingat biskuit yang pernah dimakan karena masih dalam jangka waktu 7 hari. Penentuan usia di 18 s.d 40 tahun dikarenakan generasi tersebut merupakan target konsumen dari produk biskuit yang diproduksi oleh PT. Arnott’s Indonesia dan diasumsikan mereka sudah cukup mengerti dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Total responden yang digunakan setelah diseleksi adalah 120 orang tiap merek, yaitu dengan pembagian: Wanita : 60 orang untuk masing-masing merek Pria : 60 orang untuk masing-masing merek Responden yang terseleksi kemudian mengisi kuesioner tahap selanjutnya, yaitu kuesioner tingkat kepentingan dan kuesioner tingkat kepuasan konsumen. Kuesioner tersebut berisi atribut-atribut kepentingan konsumen untuk produk biskuit. Dalam kuesioner tersebut, konsumen hanya memilih satu jawaban saja dan diberikan kesempatan untuk memberikan komentar. Contoh bentuk kuesioner tingkat kepentingan produk biskuit dapat dilihat pada Lampiran 2. Kuesioner tingkat kepentingan konsumen ini pada pelaksanaan survei disatukan dengan kuesioner tingkat kepuasan konsumen karena pertimbangan efisiensi waktu dan biaya. Contoh bentuk kuesioner tingkat kepuasan produk biskuit dapat dilihat pada Lampiran 3. Perlakuan yang diberikan kepada responden saat survei dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Saat survei, konsumen diminta untuk tidak membandingkan tiap produk sehingga nilai yang didapat merupakan nilai kepuasan terhadap produk tersebut masing-masing. Tabel 4. Perlakuan untuk Responden Biskuit Jenis Merek A Tabel 5. Perlakuan untuk Responden Biskuit Jenis Merek X Produk yang dievaluasi Jenis Kelamin Jumlah Responden Produk pertama Produk kedua Pria Wanita Biskuit merek A Biskuit merek B 10 10 20 Biskuit merek A Biskuit merek C 10 10 20 Biskuit merek B Biskuit merek A 10 10 20 Biskuit merek B Biskuit merek C 10 10 20 Biskuit merek C Biskuit merek A 10 10 20 Biskuit merek C Biskuit merek B 10 10 20 Total 120 Produk yang dievaluasi Jenis Kelamin Jumlah Responden Produk pertama Produk kedua Pria Wanita Biskuit merek X Biskuit merek Y 10 10 20 Biskuit merek X Biskuit merek Z 10 10 20 Biskuit merek Y Biskuit merek X 10 10 20 Biskuit merek Y Biskuit merek Z 10 10 20 Biskuit merek Z Biskuit merek X 10 10 20 Biskuit merek Z Biskuit merek Y 10 10 20 Total 120 b Uji Validitas Kuesioner Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas kuesioner ditentukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson Umar, 2005. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan angka kritik pada Tabel Korelasi nilai-r. Jika r xy r tabel maka data tersebut valid dan jika r xy r tabel maka data tersebut tidak valid Angka kritik pada tabel tersebut dengan taraf signifikansi 5 dan jumlah responden 120 orang adalah 0.180. Contoh perhitungan untuk uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 4 untuk biskuit merek A dan pada Lampiran 5 untuk biskuit merek X. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6. Hasil Uji Validitas Butir Kuesioner Produk Biskuit Merek A Butir pertanyaan ke-n r hasil Status Butir pertanyaan ke-n r hasil Status 1 0.527 Valid 20 0.373 Valid 2 0.470 Valid 21 0.280 Valid 3 0.457 Valid 22 0.437 Valid 4 0.520 Valid 23 0.540 Valid 5 0.502 Valid 24 0.489 Valid 6 0.470 Valid 25 0.528 Valid 7 0.480 Valid 26 0.343 Valid 8 0.460 Valid 27 0.386 Valid 9 0.554 Valid 28 0.290 Valid 10 0.490 Valid 29 0.618 Valid 11 0.457 Valid 30 0.635 Valid 12 0.428 Valid 31 0.631 Valid 13 0.513 Valid 32 0.615 Valid 14 0.522 Valid 33 0.393 Valid 15 0.312 Valid 34 0.528 Valid 16 0.592 Valid 35 0.404 Valid 17 0.515 Valid 36 0.473 Valid 18 0.458 Valid 37 0.356 Valid 19 0.548 Valid Tabel 7. Hasil Uji Validitas Butir Kuesioner Produk Biskuit Merek X Butir pertanyaan ke-n r hasil Status Butir pertanyaan ke-n r hasil Status 1 0.542 Valid 21 0.468 Valid 2 0.316 Valid 22 0.226 Valid 3 0.596 Valid 23 0.335 Valid 4 0.471 Valid 24 0.451 Valid 5 0.469 Valid 25 0.552 Valid 6 0.450 Valid 26 0.635 Valid 7 0.536 Valid 27 0.614 Valid 8 0.507 Valid 28 0.442 Valid 9 0.609 Valid 29 0.523 Valid 10 0.482 Valid 30 0.615 Valid 11 0.509 Valid 31 0.527 Valid 12 0.611 Valid 32 0.492 Valid 13 0.562 Valid 33 0.533 Valid 14 0.586 Valid 34 0.562 Valid 15 0.604 Valid 35 0.585 Valid 16 0.283 Valid 36 0.519 Valid 17 0.598 Valid 37 0.523 Valid 18 0.537 Valid 38 0.514 Valid 19 0.527 Valid 39 0.590 Valid 20 0.484 Valid 40 0.441 Valid c Uji Reabilitas Kuesioner Uji reabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran konsisten dan dapat dipercaya apabila digunakan berulang kali Umar, 2005. Teknik yang digunakan pada uji reabilitas ini adalah metode Cronbach’s Alpha α. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan angka kritik pada Tabel-r. Jika r 11 r tabel maka data tersebut reliabel dan jika r 11 r tabel maka data tersebut tidak reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai r 11 lebih besar dari r tabel yaitu 0.902 0.180 untuk biskuit merek A dan 0.924 0.180 untuk biskuit merek X. Maka, dapat disimpulkan kuesioner tersebut reliabel. Tabel 8. Data Uji Reabilitas Butir Kuesioner Produk Biskuit Merek A Contoh perhitungan untuk uji reabilitas pada biskuit merek A : Rumus Cronbach : Rumus varians : r 11 = 1 ∑ σ = ∑ + ∑ , - . σ = 2 345 6 7 = 0.988 = 828 6549: 6 7 = 213.038 r 11 = ; ; 1 . ;. ;2 = 0.902 Keterangan : nilai X 2 bisa dilihat pada Lampiran 4. No butir pertanyaan Varians No butir pertanyaan Varians No butir pertanyaan Varians 1 0.988 14 0.544 27 0.483 2 0.605 15 0.781 28 0.961 3 0.929 16 0.410 29 0.865 4 0.646 17 0.583 30 0.961 5 0.468 18 0.615 31 0.708 6 0.872 19 0.676 32 0.709 7 0.666 20 0.564 33 1.007 8 0.567 21 1.193 34 0.762 9 0.720 22 0.586 35 0.606 10 0.572 23 0.675 36 0.670 11 0.509 24 0.688 37 0.665 12 0.590 25 0.759 Total 25.996 13 0.692 26 0.703 Tabel 9. Data Uji Reabilitas Butir Kuesioner Produk Biskuit Merek X Contoh perhitungan untuk uji reabilitas pada biskuit merek X : Rumus Cronbach : Rumus varians : r 11 = 1 ∑ σ = ∑ + ∑ , - . σ = ; 3:5 6 7 = 1.013 = ; 2 2 8 693 3 6 7 = 306.632 r 11 = 8 8 1 ; .88 ;. ;2 = 0.924 Keterangan : nilai X 2 bisa dilihat pada Lampiran 5. No butir pertanyaan Varians No butir pertanyaan Varians No butir pertanyaan Varians 1 1.013 15 1.058 29 0.886 2 1.070 16 0.791 30 0.808 3 1.025 17 0.666 31 0.733 4 0.950 18 0.483 32 0.550 5 1.016 19 0.554 33 0.658 6 1.033 20 0.864 34 0.472 7 0.779 21 0.503 35 0.782 8 0.822 22 1.153 36 0.807 9 0.786 23 0.770 37 0.703 10 0.993 24 0.696 38 0.451 11 0.800 25 0.719 39 0.613 12 0.534 26 0.758 40 0.878 13 0.392 27 0.586 Total 30.442 14 0.483 28 0.803

C. Analisis Tingkat Kepentingan Konsumen

Perbedaan keinginan dan kebutuhan dari setiap konsumen sangatlah banyak dan beragam sehingga perlu disusun prioritas atau urutan kepentingan konsumen serta penyeleksian berdasarkan pertimbangan perusahaan. Analisis tingkat kepentingan konsumen bertujuan untuk mengetahui prioritas kepentingan konsumen. Tingkat kepentingan konsumen ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk menyusun strategi agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen tersebut. Perhitungan tingkat kepentingan konsumen dilakukan dengan menghitung rata-ratanya dari seluruh jawaban yang didapatkan dari konsumen. Rekapitulasi data tingkat kepentingan konsumen dapat dilihat pada Lampiran 6 untuk biskuit merek A dan Lampiran 7 untuk biskuit merek X. Hasil perhitungan tingkat kepentingan konsumen dapat dilihat pada Tabel 10 untuk biskuit merek A dan Tabel 11 untuk biskuit merek X. Tabel 10. Tingkat Kepentingan Konsumen Produk Biskuit Merek A Rangking Atribut Nilai Kepentingan Konsumen 1 Harga sesuai kualitas produk 4.3 2 Aroma biskuit 4.2 3 Tekstur biskuit 4.2 4 Aftertaste 4.1 5 Rasa biskuit 4.1 6 Warna biskuit 4.1 7 Ukuran biskuit 3.9 8 Bentuk biskuit 3.8 Atribut dari produk biskuit jenis merek A yang dianggap penting oleh responden memiliki nilai tingkat kepentingan sama dengan atau lebih dari 4 yaitu harga sesuai kualitas produk, aroma biskuit, tekstur biskuit, aftertaste, rasa bskuit, dan warna biskuit. Hal ini menunjukkan, untuk produk sejenis biskuit merek A, konsumen lebih mementingkan keenam atribut tersebut dalam memilih produk yang akan dikonsumsinya. Tabel 11. Tingkat Kepentingan Konsumen Produk Biskuit Merek X Rangking Atribut Nilai Kepentingan Konsumen 1 Tekstur biskuit 4.4 2 Harga sesuai kualitas produk 4.4 3 Aroma biskuit 4.2 4 Warna biskuit 4.2 5 Aftertaste 4.1 6 Rasa biskuit 4.0 7 Variasi ukuran kemasan ukuran kemasan kecil, besar, sedang, dsb 3.9 8 Bentuk biskuit 3.6 9 Ukuran biskuit 3.5 Atribut dari produk biskuit jenis merek X yang dianggap penting oleh responden memiliki nilai tingkat kepentingan sama dengan atau lebih dari 4 yaitu tekstur biskuit, harga sesuai kualitas produk, aroma biskuit, warna biskuit, aftertaste, dan rasa biskuit. Hal ini menunjukkan, untuk produk sejenis biskuit merek X, konsumen lebih mementingkan keenam atribut tersebut dalam memilih produk yang akan dikonsumsinya. D. Analisis Tingkat Kepuasan Produk PT. Arnott’s Indonesia dan Kompetitor PT. Arnott’s Indonesia Analisis tingkat kepuasan konsumen merupakan penilaian terhadap kondisi produk biskuit PT. Arnott’s Indonesia saat ini dengan kompetitornya. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat mengetahui atribut kepentingan apa saja yang dirasakan kurang oleh konsumen dibandingkan merek lainnya. Perhitungan tingkat kepuasan konsumen dilakukan dengan menjumlahkan seluruh jawaban yang didapatkan dari konsumen pada setiap kebutuhan dan membaginya dengan jumlah konsumen yang menjadi responden penelitian dengan menghitung rata-ratanya. Rekapitulasi data tingkat kepuasan konsumen dapat dilihat pada Lampiran 8 s.d. Lampiran 13. Hasil perhitungan tingkat kepuasan konsumen dapat dilihat pada Tabel 12 untuk biskuit merek A, B, dan C, dan Tabel 13 untuk biskuit merek X, Y, dan Z. Tabel 12. Tingkat Kepuasan Konsumen Produk Biskuit Merek A, B, dan C No. Atribut Nilai Kepuasan Konsumen Biskuit Merek A Merek B Merek C 1 Harga sesuai kualitas produk 3.9 3.5 3.6 2 Aroma biskuit 4.0 3.5 3.5 3 Tekstur biskuit 3.9 3.6 3.4 4 Aftertaste 4.0 3.7 3.4 5 Rasa biskuit 4.0 3.7 3.4 6 Warna biskuit 4.0 3.9 3.6 7 Ukuran biskuit 3.8 3.6 3.3 8 Bentuk biskuit 3.9 3.8 3.4 Tabel 13. Tingkat Kepuasan Konsumen Produk Biskuit Merek X, Y, dan Z No. Atribut Nilai Kepuasan Konsumen Biskuit Merek X Merek Y Merek Z 1 Tekstur biskuit 3.9 3.5 3.7 2 Harga sesuai kualitas produk 3.6 3.5 3.5 3 Aroma biskuit 4.0 3.6 3.5 4 Warna biskuit 3.6 3.6 3.6 5 Aftertaste 3.8 3.6 3.5 6 Rasa biskuit 3.9 3.6 3.5 7 Variasi ukuran kemasan ukuran kemasan kecil, besar, sedang, dsb 3.9 3.8 3.8 8 Bentuk biskuit 3.9 3.4 3.7 9 Ukuran biskuit 3.8 3.5 3.6 Secara keseluruhan, baik biskuit merek A maupun merek X yang diproduksi oleh PT. Arnott’s Indonesia lebih memuaskan konsumen dibandingkan kompetitor-kompetitornya. Hal ini ditunjukkan dengan semua skornya lebih tinggi dibandingkan skor kompetitornya untuk semua atribut kepentingan. Jika dikaitkan dengan tujuan efisiensi produk dan proses, maka PT. Arnott’s Indonesia dapat mengurangi atau merubah atribut bentuk biskuit merek A atau ukuran biskuit merek X karena tidak dianggap penting oleh konsumen dan konsumen masih menilai kedua produk tersebut lebih tinggi daripada kompetitornya. Meskipun demikian, perusahaan haruslah tetap memperhatikan kualitasnya dari waktu ke waktu karena setiap saat kompetitor dapat berubah dan semakin banyaknya produsen biskuit yang melakukan inovasi produk sehingga masih terdapat kemungkinan produk PT. Arnott’s Indonesia dapat terungguli.

E. Penentuan Target Produk PT. Arnott’s Indonesia untuk Masa yang Akan Datang

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Penerapan Quality Function Deployment (Qfd) Untuk Mengetahui Tingkat Kepuasan Konsumen Produk Sepeda Motor Matik Honda Vario 150ESP.

0 6 13