akan berangsur-angsur menyehatkan mental, karena hidup seseorang yang berfikiran positif akan selalu jujur, dapat di percaya, adil, konsisiten,
dan mampu bekerja sama dengan orang lain. Kinerjanya selalu produktif, berinisiatif, bersemangat, berfikir jauh ke depan, mampu mengelola
konflik, sehingga tindakan positifnya akan menghasilkan hal-hal yang positif pula. Orang yang berfikir dan berprilaku positif, selalu akan
berbuat sesuatu yang besar, lebih bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain dan masyarakat. Semua hal tersebut, akan terjadi apabila seseorang
berada dalam kondisi “Ikhlas”.
1.2 Ikhlas Mengaktifkan Produksi Zat Endhorphin
Hasil penelitian aliran Goldstein: di temukan adanya Zat endhorphin dalam otak manusia, yaitu zat yang memberikan efect menenangkan yang
di sebut endogegonius morphin. Endhorphin adalah bahan boikimia alami yang di hasilkan otak pada saat seseorang melakukan olah raga. Ia dapat
membuat seseorang bersemangat, tetapi tahukan endhorphin juga dapat di hasilkan ketika kondisi gelombang otak berada pada gelombang
AlphaTheta, dan juga dapat meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat.
Ilmuwan percaya bahwa otak yang menghasilkan endhorphin berada pada area yang sama, yang terlibat dalam proses belajar dan
mengingat. Hasil penelitian di Nort Westren University membuktikan bahwa ketika seseorang sedang mempelajari sesuatu, otak manusia
menghadiahkan dirinya dengan menghasilkan endorphin. Hal ini di yakini, sebagi penyebab hal-hal baru lebih gampang untuk di ingat dan di
ulang kembali.
Dengan kata lain, belajar mengingat akan lebih mudah di lakukan apabila terdapat cukup banyak endhorphin dalam otak, suatu kondisi
yang dapat terjadi apabila otak barada pada gelombang Alpha dan Theta. Ada keuntungan lain yang dapat anda peroleh apabila anda fokus pada
konfigurasi gelombang otak Alpha dan Theta ini, yaitu seseorang akan lebih mudah untuk mengubah citra diri atau gambaran melalui mental
negatif dirinya menjadi citra diri atau mental positif diri manusia baru.
Drs Subandi MA, menjelaskan bahwa kelenjar endorfina dan enkafalin
a yang dihasilkan oleh kelenjar pituitrin di otak ternyata mempunyai efek mirip dengan opiat candu yang memiliki fungsi
menimbulkan kenikmatan pleasure principle, sehingga disebut opiat endogen. Apabila seseorang sengaja memasukkan zat morfin ke dalam
tubuhnya, maka akan terjadi penghentian produksi endorphin. Jika pengguna narkoba, menghentikan secara tiba-tiba, orang tersebut akan
mengalami sakau ketagihan yang menyiksa dan gelisah; karena otak tidak memproduksi zat tersebut.
Gelombang Alpha dan Tetha yang menghasilkan zat endhorphin sangat baik untuk relaksasi. Untuk mengembalikan produksi endhorphin
di dalam otak bisa dilakukan dengan meditasi, shalat yang benar atau melakukan dzikir, juga berdoa dengan khusyu sampai seseorang bisa sampai pada
kondisi keikhlasan, yang memang dapat memberikan dampak ketenangan, ketentraman dan juga kedamaian.
Bab 4. Hakikat Ikhlas
“Semakin seseorang mencari kesempurnaan hidup, maka kehidupannya semakin tidak akan sempurna. Sebab kesempurnaan hidup itu ada, saat seorang hamba
berserah diri secara total pada Allah SWT, dalam ketidak sempurnaan hidupnya...”
Muhammad Gatot Aryo Al-Huseini Kesempurnaan hidup adalah hal yang paling cita-citakan, dan di
impikan setiap manusia di Dunia ini. Kesempurnaan hidup setiap orang berbeda-beda, karena setiap manusia memiliki cita-cita dan keinginan
masing-masing. Artinya kesempurnaan hidup manusia tergantung seberapa besar pencapaian hidupnya atas cita-cita, dan harapan hidupnya
di Dunia. Apabila cita-cita dan harapannya tak sesuai dengan pencapaian hidupnya maka hidup seorang manusia tidak akan merasa sempurna. Dia
kan kecewa, tidak bahagia, putus asa, tidak ada kepastian, menderita, tidak di perlakukan adil, hingga memaki dan menghujat Tuhan. Padahal
mungkin apa yang telah ia capai, tak seburuk yang ia pikirkan. Hanya mungkin beberapa hal yang di inginkan, tak seratus persen berhasil ia
dapatkan, walaupun perjuangannya sudah maksimal.
Sesungguhnya hakikat kesempurnaan hidup bukanlah pada apa yang seseorang capai atau dapatkan dalam hidupnya, tetapi letaknya
pada apa yang ia ikhlaskan dan ia syukuri. Karena saat seseorang mampu mengikhlaskan dan mensyukuri apa yang ia capai, dan menyerahkan
segala ketentuan takdir pada kehendak Allah. Maka saat tiu hidupnya sesungguhnya telah sempurna, karena Allah hanya akan menolong
hamba-hambanya yang berserah diri.
Sejalan dengan ungkapan Ibn Athaillah dalam Al-Hikam :
“Apa pun bersandar pada kehendak Allah SWT, sementara kehendak Allah tidak bersandar pada apapun.”
Ketika seorang hamba bergantung dan menyadarkan hidupnya pada kehendak Allah, maka saat itu sesungguhnya hidupnya telah
sempurna. Sebab apapun yang Allh kehendaki tak ada satupun kekuatan yang mampu menghalanginya. Dan Allah hanya memberikan rehmatnya
pada hamba-hambanya yang berbuat baiak. Bersabar saat di uji, dan bersyukur saat karunia nikmat datang kepadanya, adalah sikap hamba
Allah yang ikhlas. Ia juga kan berikhtiar semaksimal mungkin dengan cara-cara yang baik, tapi ia juga tak lupa menyerahkan segala ketentuan
akhir pada kehendak Allah.