A. IKHLAS DALAM AL-QURAN
1.1 Memurnikan Keesaan Allah
“1Katakanlah : Dia-lah Allah, Yang Maha Esa 2 Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu 3 Dia tidak beranak dan tidak pula
di peranakkan 4 Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” QS. Al-Ikhlas : 1-4.
Ayat di atas menjelaskan secara gamblang substansi keikhlasan. Manusia yang ikhlas akan selalu berkata, Dialah Allah Tuhan Yang Maha
Esa, tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tidak beranak dan diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia
. Dalam hati orang ikhlas, tak ada secuil pun tempat penghambaan pada sesuatu selain
Allah. Karena Ia sangat mengetahui siapa dirinya, darimana asalnya, dan untuk apa ia hidup di dunia ini
Orang yang ikhlas menyadari sepenuhnya, bahwa Allah adalah tempat segala sesuatunya berantung. Mulai hal-hal yang makro kosmos Di
Dunia ini seperti alam semesta, galaksi, planet-planet, Matahari, Bulan, Bintang, Meteor, dan segala hal yang disebut materi. Hingga hal yang
mikro kosmos
seperti struktur atom, tarik menarik antara proton dan netron. Keseimbangan-keseimbangan alam semesta, keteraturan yang kita
temui di planet Bumi, spesies-spesies yang hidup di dalamnya dengan jumlah yang tak terhitung. Bagaimana cara hidup spesies-spesies itu,
dengan bakat-bakatnya yang mengagumkan. Sungguh semua tatanan yang sempura itu hanya bergantung pada penciptanya, yaitu Allah SWT.
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk menerima agama Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya sama dengan
orang yang membatu hatinya ?. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kedekatan yang
nyata.”
QS. Az-Zumar : 22 Apakah dengan mengucapkan “Saya Beragama Islam” cukup
untuk membuktikan keikhlasan kita?, padahal hati kita masih membatu dalam mengingat Allah “???”. Hamba yang ikhlas, adalah hamba yang
hatinya selalu mengingat Allah di setiap detik dalam hidupnya, ia penuhi hatinya untuk berserah diri pada pencipta-Nya. Mulai ia bangun dari
tidur hingga ia tertidur kembali, hati orang ikhlas tak akan pernah membatu dalam mengingat Allah. Karena hanya kepada Allah lah ia
serahkan segala sesuatunya, dan manusia adalah makhluk yang tak memiliki daya, dan upaya apabila dirinya tidak menggantungkan
hidupnya pada Sang Pencipta. Sebab apabila Allah menghendaki manusia tak bisa menghirup oksigen saja bernafas, maka nyawa manusia di Bumi
ini tak dapat tertolong lagi.
1.2 Meringankan Beban Kehidupan