Pemerintah memandang perlunya mengadakan kirab budaya Menggali potensi diri untuk meningkatkan kepercayaan diri Menggali Potensi Diri untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri

211 211 211 211 211 Energi Pada Pelajaran 15 ini kamu akan mempelajari serta menguasai beberapa kemampuan berbahasa berikut ini. 1. Kemampuan membaca hikayat. Sebuah hikayat tersaji di awal pembelajaran ini harus kamu baca dengan baik. Setelah itu, kamu diharapkan mampu menjawab sejumlah pertanyaan isi hikayat tersebut. 2. Kemampuan menulis notulen rapat. Dalam pembelajaran ini, kamu harus mampu menulis notulen rapat dengan baik. Bacalah terlebih dahulu penjelasan langkah-langkah menulis notulen rapat. 3. Kemampuan mendengarkan pembacaan cerpen. Dalam pembelajaran ini, sebuah cerpen yang tersedia harus kamu simak dengan baik. Kemudian, kamu diharapkan mampu menjawab sejumlah pertanyaan tentang isi cerpen tersebut. Pelajaran Pelajaran 15 15 212 212 212 212 212 u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 untuk SMAMA Kelas XI Ilmu AlamIlmu Sosial u A Membaca Hikayat

1. Membaca Hikayat

Bacalah ikhtisar Hikayat Panji Semirang berikut ini Hikayat Panji Semirang Pemegang peranan: 1. Raden Inu Kertapati: putra Raja Kuripan Kahuripan yang dipertunangkan dengan putri sulungnya Raja Daha, putri paman- nya, Galuh Cendra Kirana. Pertunangannya menemui kesulitan- kesulitan karena Galuh Ajeng, anak selir Ratu Daha yang ke-2, Paduka Liku, menaruh hati juga kepada Raden Inu. 2. Galuh Cendra Kirana: karena iri hati adiknya, ia meninggalkan istana dengan Maha Dewi, ibu tirinya. Ia menyamar sebagai seorang laki-laki dengan nama samaran Panji Semirang. Setelah meng- hadapi ujian berat, bertemu jugalah ia dengan tunangannya, Raden Inu, yang diakhiri dengan perkawinan. 3. Galuh Ajeng: Putri Paduka Liku, selir Ratu Daha yang ke-2. Ia dengan ibunya berhasil merampas tunangan kakaknya. Dalam perkawinan ia menemui ketidakpuasan, karena selalu dikesampingkan dan sama sekali tak dihiraukan oleh suami rampasannya, Raden Inu Kertapati. Riwayat: Kata yang empunya cerita, tersebutlah perkataan di dalam Kayangan hendak membuat lelakon, supaya menjadi cerita, karena pada tatkala itu alam dunia pun belum ramai dan belum begitu banyak manusia, bermufakatlah penduduk Kayangan hendak turun ke dalam dunia, supaya menjadi panjang lelakon ceritanya. Setelah bermufakat itu lalu masing-masing menjelma dan turunlah ke dalam dunia. Setengah di antara mereka itu masuk ke dalam empat orang ratu, yaitu Ratu Kuripan, Ratu Daha, dan Ratu Gegeleng dan ke dalam tuan Putri Beko Gandasari di Gunung Wilis, yang sedang duduk bertapa di situ. Jalan cerita: Dua buah kerajaan dari dua orang kakak beradik, Ratu Daha dan Ratu Kuripan merupakan dua hal jauh berbeda. Ratu Daha saudara yang tertua, ialah seorang tokoh manusia yang tidak teguh pendiriannya. Setiap kali ia dapat mengubah pendiriannya, karena hasutan selirnya Paduka Liku, ibu Galuh Ajeng. Apalagi setelah ibu Cendra Kirana meninggal dunia, karena tapai beracun yang diberikan Paduka Liku. Untuk mendinginkan kemarahan raja. Paduka Liku mencarikan guna-guna, sehingga kasih raja berpindah kepadanya. Galuh Ajeng dimanjakan. Dalam semua hal ia ingin didahulukan. Adiknya, Raja Kuripan, merupakan seorang tokoh yang berhati- hati dalam segala tindakannya. Tak putus dari berpikir panjang lebar