24 |
Good of Corporate Governance
J. Mantan anggota Direksi PTPN II dapat menjadi anggota Dewan
Komisaris pada PTPN II, setelah tidak menjabat sebagai anggota Direksi PTPN II sekurang-kurangnya 1 satu tahun.
3. Pembagian tugas
Pembagian Tugas Dewan Komisaris PTPN II persero sebagaimana tercantum dalam Keputusan Dewan Komisaris PT.Perkebunan
Nusantara II persero Nomor KEP-03DK-PTPN-IIXII2008 tanggal 2 Desember 2008 Tentang pembagian kerja Dewan Komisaris PT
Perkebunan Nusantara II persero, dengan pembagian kerja sebagai berikut :
Komisaris utama bertugas melaksanakan koordinas semua kegiatan kerja para anggota Dewan Komisaris. Anggota Dewan Komisaris
masing-masing bertanggung jawab atas satu bidang, yang meliputi Bidang Keuangan Investasi, Bidang Sumber Daya Manusia dan
Umum, Bidang Pemasaran, Bidang Produksi. Meskipun tugas Komisaris Utama dan Anggota Dewan Komisaris telah
ditetapkan sesuai bidang tugas masing-masing, namun tidak membatasi Anggota Dewan Komisaris untuk melakukan tugas diluar
pembagian tugasnya.
4. Konflik Kepentingan
Anggota Dewan Komisaris dilarang melakukan tindakan yang mempunyai benturan kepentingan conflict of interest dan mengambil
keuntungan pribadi dari pengambilan keputusan dan atau pelaksa- naan kegiatan BUMN yang bersangkutan, selain penghasilan yang sah.
Dewan Komisaris bersama Direksi wajib mengungkapkan dalam Laporan Tahunan Laporan Keuangan bila ada benturan kepentingan
yang mungkin terjadi atau yang sedang terjadi di perusahaan.
25 |
Good of Corporate Governance
Dewan Komisaris menolak atau menghindari semua posisi dan jabatan yang menimbulkan conflict of interest seperti :
Perangkapan jabatan di perusahaan lain yang mempunyai hubungan bisnis dan tidak berada dalam kelompok usaha PTPN II .
Memiliki kepemilikan dan kepentingan dalam perusahaan rekanan. Menggunakan aset perusahaan diluar ketentuan, untuk kepen-
tingan yang bersifat pribadi atau pihak lain.
5. Organ Pendukung Dewan komisaris
Berdasarkan pasal 70 Undang-undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN, dalam rangka membantu Dewan Komisaris dalam melaksana-
kan tugasnya mewujudkan pengawasan yang efektif, Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit dan dapat membentuk komite lain yang
ditetapkan oleh Menteri Organ pendukung Dewan Komisaris, terdiri dari
a Sekretariat Dewan Komisaris, jika diperlukan b Komite Audit
c Komite lainnya, jika diperlukan
Komite lainnya sebagaimana dimaksud pada poin c, terdiri dari namun tidak terbatas pada Komite Pemantau Manajemen Risiko, Komite
Nominasi Remunerasi, dan Komite Pengembangan Usaha.
Seorang atau lebih anggota komite sebagaimana dimaksud poin c berasal dari anggota Dewan Komisaris.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Sekretariat Dewan Komisaris, Komite Audit dan Komite lainnya sebagaimana dimaksud diatas, diatur dalam
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-10MBU2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris BUMN.
26 |
Good of Corporate Governance
5, Program Pengenalan