57
4.1.1.3. Sifat Mekanik Spesimen Temperatur 200
o
C
Tabel 4.4 Sifat Mekanik Spesimen Temperatur 200
o
C
200
o
C Max
Stress Modulus
Elastis Elongation
1 4,27
41.98 10,17
2 5,44
48,57 11,2
3 8,58
107,25 8
dalam MPa
Gambar 4.6. Grafik Stress – Strain Spesimen 200
o
C dalam Ms Excel
Keterangan grafik : Spesimen 1 memiliki gaya yang lebih kecil, yaitu sebesar 162,42 N pada
saat stroke 1,45 mm. Kemudian spesimen tidak sanggup lagi menerima gaya dan putus dengan stroke 4,07 mm.
Spesimen 2 sanggup menerima gaya sebesar 223,33 N saat stroke 3,02 mm. Lalu spesimen putus dengan stroke 4,48 mm.
58 Spesimen 3 memiliki gaya yang lebih besar dari spesimen 1 dan 2, yaitu
sebesar 365,45 N saat strokenya 1,66 mm. Namun stroke spesimen ini lebih kecil sebesar 3,2 mm.
Pengaruh Temperatur
Temperatur memainkan peranan yang sangat penting dalam proses moulding. Jika temperature injeksinya lebih tinggi dari titik leleh plastic, maka
specimen akan rusak, banyak terdapat lubang, dan kekuatannya akan turun. Wiedemann dan Rothe, 1990
Dari hasil pencetakan, banyak terdapat lubang pada spesimen yang mempengaruhi sifat fisik dan mekanik spesimen. Diperoleh juga bahwa makin
tinggi temperature injeksi maka penyusutannya juga semakin tinggi dan jumlah lubang semakin banyak.
Secara keseluruhan, sifat mekanik spesimen pada komposisi ini menurun dibandingkan dengan sifat mekanik bahan pembentuknya. Hal ini
disebabkan karena campuran tidak homogen dan banyak terdapat buble. Dari data pengujian tarik diperoleh rata – rata tegangan maksimum max stress, elongation,
dan modulus elastis spesimen untuk masing – masing temperature. Temperatur 150
o
C
59 Temperatur 175
o
C
Temperatur 200
o
C
Dengan cara yang sama dihitung rata – rata kemuluran dan modulus elastis. Hasilnya terlihat seperti pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Sifat Mekanik Spesimen Rata – Rata
Temperatur
o
C Kekuatan Tarik
MPa Kemuluran
Modulus Elastis MPa
150
o
C 14,39
19,62 75,22
175
o
C 12,44
13,46 92,42
200
o
C 6,09
9,79 62,21
60
Gambar 4.7. Grafik Temperatur Leleh vs Stress
Dari gambar di atas terlihat bahwa semakin tinggi temperatur leleh, maka kekuatan yang dihasilkan akan menurun. Dari data terjadi penurunan yang
signifikan pada temperatur 200
o
C. Hal ini dikarenakan pada temperatur tersebut, bahan polietilen dan polistiren kemungkinan sudah mengalami degradasi dan
terbakar sehingga spesimen yang dihasilkan cacat dan memiliki penyusutan yang sangat besar.
4.1.2. Sifat Fisik