60
Gambar 4.7. Grafik Temperatur Leleh vs Stress
Dari gambar di atas terlihat bahwa semakin tinggi temperatur leleh, maka kekuatan yang dihasilkan akan menurun. Dari data terjadi penurunan yang
signifikan pada temperatur 200
o
C. Hal ini dikarenakan pada temperatur tersebut, bahan polietilen dan polistiren kemungkinan sudah mengalami degradasi dan
terbakar sehingga spesimen yang dihasilkan cacat dan memiliki penyusutan yang sangat besar.
4.1.2. Sifat Fisik
Sifat fisik spesimen setelah dilakukan pengujian tarik adalah : •
Spesimen rapuh. •
Banyak terdapat lubangbuble karena cetakan yang dipakai tidak terdapat saluran udara keluar sehingga kekuatannya jauh berkurang.
• Penyusutanshrinkage spesimen besar.
61
4.1.3. Penyusutan Shrinkage Pada Spesimen
Shrinkage didefinisikan sebagai perbedaan antara dimensi produk cetakan dengan dimensi cetakan diukur pada temperatur kamar. Cacat shrinkage dapat
timbul antara lain jika temperatur leleh terlalu tinggi. Setelah pencetakan spesimen dilakukan, ternyata specimen mengalami penyusutan berupa perubahan
lebar dan tebal specimen. Pada cetakan standard DIN, dimensi lebar spesimen L 8 mm dan tebal t
6 mm. Untuk menghitung penyusutan digunakan rumus berikut :
Keterangan : L
= lebar cetakan 8 mm L
1
= lebar produk hasil cetakan mm t
= tebal cetakan 6 mm t
1
= tebal produk hasil cetakan mm
Tabel 4.6 Dimensi Spesimen Setelah Pencetakan
Temperatur L
1
t
1
150
o
C 1
7,3 mm 5,86 mm
2 7,28 mm
5,90 mm 3
7,28 mm 5,82 mm
175
o
C 1
7,23 mm 5,74 mm
2 7,25 mm
5,70 mm 3
7,15 mm 5,73 mm
62 200
o
C 1
7 mm 5,43 mm
2 7,15 mm
5,4 mm 3
7,1 mm 5,45 mm
Spesimen 1 temperatur 150
o
C
Dengan cara yang sama dihitung penyusutan untuk spesimen lain. Hasilnya terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.7 Penyusutan Shrinkage Pada Spesimen
Temperatur Penyusutan
Rata - Rata Lebar
Tebal Lebar
Tebal 150
o
C 1
8,75 2,33
8,92 2,33
2 9,00
1,67 3
9,00 3,00
175
o
C 1
9,62 4,33
9,87 4,61
2 9,37
5 3
10,62 4,5
200
o
C 1
12,50 9,50
11,45 9,55
2 10,62
10,00 3
11,25 9,17
63
Gambar 4.8. Grafik Temperatur Leleh vs Shrinkage
Persentase cacat penyusutan paling kecil terjadi pada temperature leleh 150
o
C dimana persentase cacat ini semakin meningkat dengan naiknya temperature leleh. Sebab perbedaan antara temperature cairan plastik dengan
temperatur injeksi yang besar akan menyebabkan semakin besarnya kemungkinan terjadinya cacat penyusutan. Pada penelitian ini persentase penyusutan paling
besar 11,45 dan 9,55 pada temperatur leleh 200
o
C. Hal ini disebabkan oleh pada temperature 200
o
C kemungkinan besar bahan polietilen dan polistiren telah mengalami degradasi dan terbakar.
Dari hasil pengujian tahap I dengan campuran tiga bahan, ternyata diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Hal ini disebabkan oleh density massa
jenis ketiga bahan yang berbeda sehingga campuran tidak homogen. Temperature yang terlalu tinggi membuat bahan terdegradasi dan terbakar sehingga kekuatan
spesimen menurun. Oleh karena itu, pada tahap II ini dilakukan pengujian dengan campuran dua bahan dengan variasi komposisi dan satu temperature pencetakan.
64
4.2. Spesimen Campuran PE : PS Tahap II
4.2.1. Analisa Visual Spesimen
Spesimen yang dihasilkan berbentuk plat tipis dengan ketebalan 2 mm dan dibentuk sesuai dengan ASTM D638 Type IV. Tampilan spesimen
bahan Polietilena PE : Polistirena PS dengan komposisi 75 : 25, 50 : 50, dan 25 : 75 dapat dilihat seperti pada gambar berikut :
Gambar 4.9. Spesimen 75 PE : 25 PS
Gambar 4.10. Spesimen 50 PE : 50 PS