Analisa Visual Spesimen Hasil Uji Mekanik Spesimen

64

4.2. Spesimen Campuran PE : PS Tahap II

4.2.1. Analisa Visual Spesimen

Spesimen yang dihasilkan berbentuk plat tipis dengan ketebalan 2 mm dan dibentuk sesuai dengan ASTM D638 Type IV. Tampilan spesimen bahan Polietilena PE : Polistirena PS dengan komposisi 75 : 25, 50 : 50, dan 25 : 75 dapat dilihat seperti pada gambar berikut : Gambar 4.9. Spesimen 75 PE : 25 PS Gambar 4.10. Spesimen 50 PE : 50 PS 65 Gambar 4.11. Spesimen 25 PE : 75 PS Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa spesimen antara masing – masing komposisi tidak terdapat perbedaan warna yang berarti dan penyusutan yang terjadi sedikit. Selanjutnya spesimen ini dilakukan uji mekanik yaitu Uji TarikUji Kemuluran. Dari pengujian tarik ini nantinya akan diketahui berapa kekuatan tarik spesimen strength, pertambahan panjang elongasi, dan modulus elastisitas E spesimen.

4.2.2. Hasil Uji Mekanik Spesimen

Data lengkap hasil Uji TarikUji Mulur spesimen ditunjukkan pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Data Hasil Uji TarikUji Mulur Spesimen ASTM D638 Type IV Sampel PE : PS Thickness mm Width mm Ao mm 2 Beban saat putus kgf Stroke mm 75 PE 25 PS 1,950 1,980 1,980 5,940 5,930 5,950 11,583 11,741 11,781 31,25 32,67 31,93 6,97 7,30 7,15 66 50 PE 50 PS 1,980 1,970 1,960 5,940 5,960 5,940 11,761 11,741 11,642 24,75 24,51 24,28 5,49 5,26 5,05 25 PE 75 PS 1,980 1,960 1,960 5,960 5,970 5,990 11,801 11,701 11,740 34,46 35,84 34,75 4,95 5,27 5,16 Berdasarkan tabel 4.8, maka kekuatan tarik, kemuluran, dan modulus elastis spesimen dapat dicari berdasarkan perhitungan sebagai berikut: 1 kgf = 9,807 N. Luas penampang awal Ao untuk PE 75 : PS 25 spesimen 1 adalah : Ao = 1,950 mm x 5,940 mm = 11,583 mm 2 F maks = 31,25 x 9,807 N = 306,468 N Maka kekuatan tarik σ maks stress spesimen adalah : Kemuluran ฀ merupakan perbandingan antara pertambahan panjang ΔL dengan panjang mula – mula Lo dimana panjang mula – mula spesimen 25 mm dan pertambahan panjang spesimen 6,97 mm maka diperoleh : 67 Modulus elastis E merupakan konstanta dari perbandingan lurus antara tegangan dan regangan. Besarnya modulus ini sama dengan angka kemiringan dari kurva tegangan – regangan yang berupa garis lurus pada bagian yang dekat ke titik 0. Dengan cara yang sama seperti di atas, maka dapat dihitung sifat mekanik untuk spesimen lainnya. Data sifat mekanik spesimen terlihat seperti pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Sifat Mekanik Spesimen Sampel PE : PS Kekuatan Tarik MPa Kemuluran Modulus Elastis MPa 75 PE 25 PS 26,46 27,29 26,58 27,88 29,20 28,60 94,90 93,46 92,94 50 PE 50 PS 20,63 20,47 20,45 21,96 21,04 20,20 93,94 97,29 101,24 25 PE 75 PS 28,64 29,78 29,03 19,80 21,08 20,64 144,65 141,27 140,65 68 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rata – rata untuk masing – masing komposisi, yaitu :  Komposisi 75 PE : 25 PS  Komposisi 50 PE : 50 PS  Komposisi 25 PE : 75 PS 69 Tabel 4.10 Sifat Mekanik Spesimen Rata – Rata Sampel PE : PS Kekuatan Tarik MPa Kemuluran Modulus Elastis MPa 75 : 25 26,77 28,56 93,77 50 : 50 20,52 21,07 97,49 25 : 75 29,15 20,51 142,19 Dari hasil perhitungan diperoleh sifat mekanik spesimen yang berbeda jika dibandingkan dengan sifat mekanik polietilen dan polistiren murni. Kekuatan tarik spesimen berada di bawah kekuatan tarik bahan murni. Berdasarkan literatur, kekuatan tarik polietilen massa jenis tinggi HDPE sebesar 22,1 – 31,0 MPa Callister, 2001. Sedangkan kekuatan tarik polistiren sebesar 35,9 – 51,7 MPa Callister, 2001. Penurunan nilai kekuatan tarik ini disebabkan karena perbedaan density massa jenis antara polietilen dan polistiren. Meskipun telah dicampur dengan menggunakan mixer, namun sifat density kedua bahan yang berbeda menghalangi terjadinya interaksi antar keduanya. 70 Gambar spesimen setelah dilakukan pengujian tarik seperti terlihat pada gambar 4.12 di bawah ini : Gambar 4.12. Spesimen Setelah Pengujian Tarik a Komposisi 75PE : 25PS, b Komposisi 50PE : 50PS, c Komposisi 25PE : 75PS Kurva load - stroke spesimen setelah pengujian tarik ditunjukkan seperti pada gambar 4.13 berikut : a c b 71 a b c Gambar 4.13. Kurva Tegangan – Regangan Spesimen a 75PE : 25PS, b 50PE : 50PS, c 25PE : 75PS Stroke L o a d Stroke L o a d Stroke L o a d Stroke L o a d Stroke L o a d Stroke L o a d Stroke L o a d Stroke L o a d Stroke L o a d 72 Kurva load vs stroke identik dengan kurva tegangan vs regangan karena σ=FAo dan ε=ΔLLo. Dalam hal ini, load sebanding dengan tegangan dan stroke sebanding dengan regangan. Ketiga komposisi menunjukkan tidak ada perbedaan bentuk. Hal ini disebabkan karena bahan bakunya sama, yang membedakan hanya komposisinya saja. Jika dibandingkan dengan kurva tegangan – regangan polimer termoplastik diperoleh bahwa spesimen yang dihasilkan adalah jenis spesimen yang keras dan rapuh Wirjosentono B, 1995. Gambar 4.14. Grafik Komposisi vs Stress Keterangan : 1. Komposisi 75 PE : 25 PS 2. Komposisi 50 PE : 50 PS 3. Komposisi 25 PE : 75 PS Dari grafik di atas terlihat bahwa terjadi penurunan kekuatan pada komposisi 50 : 50. Hal ini akan dibahas pada analisa mikrostruktur poin 4.2.3. 73

4.2.3. Hasil Uji Mikrostruktur Spesimen