76
4.2.4. Penyusutan Shrinkage Pada Spesimen
Pada cetakan ASTM D638 Type IV, dimensi lebar spesimen L 6 mm dan tebal t 2 mm. Untuk menghitung penyusutan digunakan rumus berikut :
Keterangan : L = lebar cetakan 6 mm
L
1
= lebar produk hasil cetakan mm t = tebal cetakan 2 mm
t
1
= tebal produk hasil cetakan mm
Tabel 4.11 Dimensi Spesimen Setelah Pencetakan
PE : PS L
1
t
1
75 : 25 1
5,94 1,95
2 5,93
1,98 3
5,95 1,98
50 : 50 1
5,94 1,98
2 5,96
1,97 3
5,94 1,96
25 : 75 1
5,96 1,98
2 5,97
1,96 3
5,97 1,97
Spesimen 1 komposisi 75PE : 25PS
77 Dengan cara yang sama dihitung penyusutan untuk spesimen lain. Hasilnya
terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.12 Penyusutan Shrinkage Pada Spesimen
PE : PS Penyusutan
Rata - Rata Lebar
Tebal Lebar
Tebal 75 : 25
1 1,00
2,50 1,00
1,50 2
1,20 1,00
3 0,80
1,00
50 : 50 1
1,00 1,00
0,89 1,50
2 0,67
1,50 3
1,00 2,00
25 : 75 1
0,67 1,00
0,55 1,67
2 0,50
2,00 3
0,50 2,00
Gambar 4.18. Grafik Komposisi vs Shrinkage
Keterangan : 1.
Komposisi 75 PE : 25 PS 2.
Komposisi 50 PE : 50 PS 3.
Komposisi 25 PE : 75 PS
78 Dari grafik terlihat penyusutan shrinkage spesimen masing – masing
komposisi perbedaannya tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan oleh proses pencetakan dengan temperature yang sama 135
o
C. Karena yang mempengaruhi penyusutan adalah perbedaan temperature pencetakan dimana persentase cacat
semakin meningkat dengan naiknya temperature lelehcetak. Jika dibandingkan dengan proses pada tahap I injeksi molding dengan variasi temperature yang
berbeda, penyusutan pada proses ini jauh lebih kecil.
79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dan pengujian maka dapat disimpulkan : 1.
Proses Injection Molding 55PP 35PE 10PS - Tahap I •
Dari pengujian diperoleh data sifat mekanik spesimen, yaitu :
Temperatur Injeksi
o
C Kekuatan Tarik
MPa Kemuluran
Modulus Elastis MPa
150
o
C 14,39
19,62 75,22
175
o
C 12,44
13,46 92,42
200
o
C 6,09
9,79 62,21
• Pada spesimen diperoleh hasil berupa
σ
max150
σ
max175
σ
max200.
Dapat disimpulkan bahwa makin tinggi temperatur injeksi berdasarkan titik leleh bahan baku, maka kekuatan yang dihasilkan
akan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena perbedaan titik leleh bahan baku dan degradasi yang terjadi.
• Spesimen yang dihasilkan pada penelitian ini tidak homogen
sehingga terbentuk buble pada spesimen. Hal tersebut mempengaruhi terhadap menurunnya sifat fisik dan mekanik
spesimen.