Sifat Mekanik Spesimen Temperatur 150 Sifat Mekanik Spesimen Temperatur 175

53 175 o C 5,74 5,70 5,73 7,23 7,25 7,15 41,500 41,325 40,969 497,42 517,72 588,78 3,13 5,39 8,6 200 o C 5,430 5,400 5,450 7,000 7,150 7,100 38,010 38,610 38,695 162,42 223,33 365,45 4,07 4,48 3,2

4.1.1.1. Sifat Mekanik Spesimen Temperatur 150

o C Berdasarkan tabel 4.1, maka kekuatan tarik, kemuluran, dan modulus elastis spesimen dapat dicari berdasarkan perhitungan sebagai berikut: Kekuatan tarik σ maks stress spesimen adalah : Kemuluran ฀ merupakan perbandingan antara pertambahan panjang ΔL dengan panjang mula – mula Lo dimana panjang mula – mula spesimen 40 mm dan pertambahan panjang spesimen 6,31 mm maka diperoleh : Modulus elastis E merupakan konstanta dari perbandingan lurus antara tegangan dan regangan. Besarnya modulus ini sama dengan angka kemiringan dari kurva tegangan – regangan yang berupa garis lurus pada bagian yang dekat ke titik 0. 54 Dengan cara yang sama maka dapat dihitung sifat mekanik untuk spesimen yang lain. Tabel 4.2 Sifat Mekanik Spesimen Temperatur 150 o C 150 o C Max Stress Modulus Elastis Elongation 1 11,12 71,28 15,6 2 14,87 58,84 25,27 3 17,2 95,55 18 dalam MPa Kurva tegangan vs regangan seperti pada gambar di bawah. Gambar 4.4. Grafik Stress – Strain Spesimen 150 o C dalam Ms Excel Keterangan grafik : Pada spesimen 1, gaya diberikan pada spesimen dan terus naik hingga sebesar 487,27 N pada saat stroke 4,53 mm. Setelah melewati gaya tersebut, 55 spesimen tidak sanggup lagi menerima gaya yang lebih besar dan putus pada saat stroke 6,31 mm. Pada spesimen 2, gaya yang diterima spesimen sedikit lebih besar dari spesimen 1 yaitu sebesar 649,69 N saat stroke 6,87 mm. Kemudian spesimen tidak sanggup lagi menerima gaya dan putus pada saat stroke 10,31 mm. Gaya yang diterima spesimen 3 lebih besar dibanding spesimen 1 dan 2, yaitu sebesar 751,2 N saat stroke 6,85 mm. Namun setelah melewati gaya maksimum, pemanjangan pada spesimen ini dan akhirnya langsung putus pada saat stroke 7,4 mm.

4.1.1.2. Sifat Mekanik Spesimen Temperatur 175

o C Tabel 4.3 Sifat Mekanik Spesimen Temperatur 175 o C 175 o C Max Stress Modulus Elastis Elongation 1 11,7 158,11 7,4 2 11,9 88,34 13,47 3 13,72 70,28 19,52 dalam MPa 56 Gambar 4.5. Grafik Stress – Strain Spesimen 175 o C dalam Ms Excel Keterangan grafik : Spesimen 1 kurang elastis. Spesimen ini menerima gaya hingga 497,42 N ketika strokenya masih 0,3 mm. Jenis spesimen ini rapuh dibandingkan dengan spesimen 2 dan 3 sehingga strain pada spesimen ini sangat kecil yaitu sebesar 7,4 dengan stroke 3,13 mm. Spesimen 2 menerima gaya sebesar 517,72 N pada saat stroke 2,03 mm. Kemudian gaya menurun karena spesimen tidak sanggup lagi menerima gaya yang lebih besar dan putus pada saat stroke 5,39 mm. Spesimen 3 memiliki stress dan strain yang lebih tinggi dibandingkan spesimen 1 dan 2. Gaya yang dapat diterima sebesar 588,78 N pada saat stroke 2,73 mm. Kemudian terjadi pemanjangan yang besar namun dengan gaya yang lebih kecil hingga strokenya mencapai 8,6 mm. 57

4.1.1.3. Sifat Mekanik Spesimen Temperatur 200