Keharmonisan Hubungan Serikat Pekerja dan Manajemen

5. Pengembangan, yaitu upaya yang dilakukan oleh organisasi terhadap pekerja atau oleh atasan kepada bawahannya untuk memberikan kesempatan guna meningkatkan potensi dirinya melalui pendidikan ataupun pelatihan. 6. Afiliasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas dasar kebutuhan sosial.

2.1.2. Keharmonisan Hubungan Serikat Pekerja dan Manajemen

Suatu keadaan yang mencerminkan terciptanya suatu kondisi yang selaras, seimbang, dan kondusif merupakan salah satu bentuk dari suatu hubungan yang harmonis. Keharmonisan atau keselarasan hubungan antara pekerja dengan pihak manajemen dalam suatu organisasi perusahaan akan mempengaruhi kinerja operasionalnya baik secara langsung maupun tidak. Dalam perjalanannya setiap pekerja berhak untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota Serikat Pekerja atas pilihannya sendiri. Pembentukan Serikat Pekerja dilaksanakan atas keinginankehendak pekerja tanpa adanya paksaan atau intervensi. Didalam perusahaan kebebasan Serikat Pekerja dalam operasional perusahaan harus memperhatikan terselenggaranya keseimbangan kepentingan dan tujuan antara perusahaan dengan pekerja untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Perlu diketahui bahwa tujuan pembentukan Serikat Pekerja antara lain memberikan perlindungan kepada pekerjakaryawan, pembelaan hak dan kepentingan Universitas Sumatera Utara anggota, peningkatan kesejahteraan anggota, dan sebagai mediator atau penyalur aspirasi pekerja. Dengan kata lain Serikat Pekerja berfungsi sebagai pihak dalam pembuatan Perjanjian Kerja Bersama antara pekerja dengan perusahaan, sebagai pihak mediator dalam hal perselisihan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja, sebagai wakil pekerja dalam kelembagaan hubungan industrial, sebagai sarana pelaksanaan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, demokratis, dan berkeadilan, serta sebagai perencana, pelaksana, dan penanggung jawab apabila terjadinya benturan antara perusahaan dengan pekerja. Dalam UU No.21 Tahun 2000 pada pasal 25 disebutkan bahwa hak Serikat Pekerja antara lain sebagai berikut : 1. Membuat Perjanjian Kerja Bersama dengan pengusaha. 2. Mewakili pekerjaburuh dalam menyelesaikan hubungan industrial. 3. Mewakili pekerjaburuh dalam lembaga ketenagakerjaan. 4. Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesejahteraan pekerjaburuh. 5. Melakukan kegiatan lainnya dibidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan kewajiban Serikat Pekerja menurut UU No.21 Tahun 2000 pada pasal 27 disebutkan antara lain : 1. Melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak-hak dan memperjuangkan kepentingannya. 2. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya. Universitas Sumatera Utara 3. Mempertanggungjawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1602, pengusaha berkewajiban untuk : 1. Membayar upah yang telah dijanjikan kepada pekerja tepat pada waktu yang telah ditentukan. Upah adalah imbalan dari pengusaha kepada pekerja untuk suatu pekerjaan yang telah dilakukan. 2. Memberi kesempatan kepada pekerja yang bertempat tinggal pada pengusaha, untuk memenuhi kewajiban agamanya dan menikmati istrahat dari pekerjaannya, baik yang ditetapkan menurut pekerjaan perjanjian, maupun menurut kebiasaan setempat tanpa dipotong upahnya. 3. Mengatur dan memelihara ruangan, alat, dan perkakas dimana pekerja melakukan pekerjaannya, serta memberi petunjuk sehingga pekerja terlindung dari bahaya yang mengancam badan, kehormatan, dan harta bendanya. 4. Apabila selama berlangsungnya hubungan kerja pekerja mengalami kecelakaan, wajib memberikan perawatan dan pengobatan sepantasnya untuk paling lama 6 enam minggu. 5. Pada waktu berakhirnya hubungan kerja, atas permintaan buruh wajib memberikan surat keterangan yang dibubuhi tanggal dan ditandatangani pengusaha. Universitas Sumatera Utara Pekerja berkewajiban untuk pasal 1603: 1. Melakukan pekerjaan yang dijanjikannya menurut kemampuannya dengan sebaik-baiknya. 2. Melakukan sendiri pekerjaannya dan hanya dengan seizin pengusaha pekerja dapat menyuruh orang ketiga untuk menggantikannya. 3. Menaati peraturan dalam melakukan pekerjaan dan peraturan yang ditujukan pada peningkatan tata tertib perusahaan, atau sesuai dengan aturan perundang- undangan atau perjanjian atau peraturan perusahaan. Dalam kenyataannya ketidakharmonisan hubungan antara pekerja dengan pihak manajemen perusahaan sering terjadi disebabkan tidak terwujud atau terlaksananya hak dan kewajiban antara masing-masing pihak, perbedaan persepsi, harapan pekerja dan manajemen, kondisi perusahaan, serta faktor-faktor lainnya. Untuk itu diperlukan adanya Serikat Pekerja yang merupakan organisasi eksternal perusahaan yang unsurnya terdiri dari karyawan perusahaan itu sendiri dan juga manajemen perusahaan sebagai pihak yang menjembatani penyelesaian benturan kepentingan yang mungkin terjadi antara pekerja dan perusahaan. 2.1.2.1 Jam Kerja dan Hari Kerja Dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, jam kerja dan hari kerja adalah waktu kerja atau lamanya pekerja bekerja dalam sehari, seminggu dan sebulan pasal 77. Jika melebihi jam kerja yang telah ditentukan, maka harus ada Universitas Sumatera Utara persetujuan dari pekerja dan pengusaha wajib membayar upah lembur bagi pekerja. Waktu kerja dan hari kerja bagi pekerja nampak dalam tabel berikut: Tabel 2.1. Jam Kerja dan Hari Kerja Jam Kerja Jam Jam Lembur maximum Hari Kerja per-minggu Hari Minggu Hari Minggu 5 6 8 7 40 40 3 3 14 14 Sumber: UU No. 13 Thn 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 2.1.2.2. Tempat Kerja Menurut Caroll 1996, tempat kerja work place bagi seorang pekerja merupakan bagian dari hak tenaga kerja yang tidak boleh diabaikan, karena berhubungan dengan lingkungan kerja yang akan berpengaruh bagi pribadi, kesehatan dan keselamatan diri pekerja. Di Indonesia hal ini lebih dikenal dengan nama Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3. Pekerja berhak mendapatkan perlindungan ditempat kerja dan hal tersebut merupakan kewajiban perusahaan berupa keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja, dan perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan nilai-nilai agama. Keselamatan kerja dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja beserta tindakan dan kewajiban pengusaha apabila terjadi kecelakaan kerja. Program kesehatan dimaksudkan untuk memelihara kondisi kesehatan pekerja dan tindakan dan kewajiban pengusaha apabila ada karyawan yang sakit. Perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan manajemen perusahaan. Universitas Sumatera Utara Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan melindungi pekerja agar bisa mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. Sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 bahwa perusahaan wajib melakukan tindakan mencegah dan mengurangi kecelakaan, kebakaran atau kejadian lain yang dianggap berbahaya dan melakukan penyegaran udara. Pada pasal 12, pekerja diwajibkan mematuhi semua persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja dan berhak mengajukan keberatan bekerja jika syarat keselamatan dan kesehatan kerja tidak layak. 2.1.2.3. Upah Gaji Menurut UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan upah adalah hak pekerja yang dinyatakan dalam bentuk uang sebagai ganti pekerjaan atau imbalan dari pemberi kerja. Upah atau gaji diartikan sebagai imbalan terhadap tenaga dan pikiran yang diberikan pekerja kepada pengusaha. Jika pekerja memperoleh seragam, makan siang dan transportasi, maka tidak boleh diperhitungkan sebagai upah. Dalam penentuan upah peran pemerintah sangat dominan, terutama dalam menetapkan Upah Minimum Propinsi UMP yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pekerja. Penetapan UMP bertujuan menetapkan upah minimal yang harus dibayar oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dasar pekerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi upah adalah kemampuan perusahaan, keadaan ekonomi daerah, indeks harga konsumen, tingkat pengupahan di sektor industri dan standar kebutuhan hidup pekerja. Universitas Sumatera Utara 2.1.2.4. Jaminan Sosial Jaminan sosial tenaga kerja berkaitan dengan masalah ekonomi maupun psikologi. Masalah ekonomi berkaitan dengan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan pekerja serta jaminan hari tua saat pensiun atau jika terjadi kecelakaan kerja. Masalah psikologi berkaitan dengan sikap mental pekerja dalam perusahaan. Menurut UU No. 13 Tahun 2003, kesejahteraan pekerja adalah suatu pemenuhan kebutuhan danatau keperluan yang bersifat jasmani dan rohani, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat. Pasal 99 menjelaskan bahwa setiap pekerja berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja. Jadi perusahaan wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan dengan memperhatikan kebutuhan pekerja dan ukuran kemampuan perusahaan. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1977 mewajibkan perusahaan yang memiliki minimal 10 sepuluh tenaga kerja untuk memasukkan pekerjanya ke dalam program Asuransi Tenaga Kerja ASTEK. Jaminan sosial tenaga kerja ini bertujuan untuk menanggulangi risiko sosial secara langsung, yaitu hilangnya penghasilan pekerja. Aturan ini berlaku untuk perusahaan swasta maupun perusahaan milik pemerintah. Program jaminan sosial tenaga kerja ini akan meliputi: asuransi kecelakaan kerja, asuransi kematian dan tabungan hari tua THT. Pada prinsipnya apabila karyawan kecelakaan, meninggal atau terjadinya pemutusan hubungan kerja PHK, maka karyawan berhak mendapatkan sejumlah uang sebagai ganti rugi. Universitas Sumatera Utara Walaupun tidak tercantum dalam neraca, karyawan merupakan asset perusahaan yang tinggi nilainya, pada masa lampau dan masa yang akan datang. Karyawan juga merupakan aset dan media yang penting bagi perusahaan untuk melaksanakan prinsip-prinsip good corporate governance. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen perusahaan untuk pencapaian kinerja perusahaan atau dengan kata lain hak dan kepentingan mereka perlu mendapat perhatian.

2.1.3. Good Corporate Governance